Wednesday, 12 March 2025
HomeBeritaNita Tiara Sallen: Ungkapkan Mimpi serta Perjalanan Pendidikannya hingga jadi Asisten Dosen

Nita Tiara Sallen: Ungkapkan Mimpi serta Perjalanan Pendidikannya hingga jadi Asisten Dosen

Bogordaily.net – Nita Tiara Sallen, seorang asisten dosen pada Program Studi Ekowisata di ini ungkap perjalanan pendidikannya serta mimpi yang ingin ia raih. Memiliki keinginan dan semangat yang kuat, Nita bercita-cita untuk meneruskan karirnya ke dunia sekretariat di sebuah perusahaan hingga mengembangkan bisnis miliknya sendiri. Cita-citanya ini tidak terlepas dari ketekunannya dalam mengeksplorasi banyak bidang.

Tekad dan keinginannya yang kuat selalu mengantarkannya ke berbagai pengalaman yang berarti, ia dipercaya untuk menjadi seorang asisten dosen sembari terus mempelajari bidang lainnya seperti dalam penulisan, pemasaran, hingga fashion.

Nita Tiara Sallen yang genap berusia 22 tahun ini, terus menjenjangkan langkahnya sebagai asisten dosen sekaligus mempersiapkan diri untuk mencapai pekerjaan dan mimpi yang diinginkannya.

Perjalanan Pendidikan dan Pembentukan Jati Diri
Nita Tiara Sallen lahir pada 19 Mei 2002 di kota Sukabumi. Lahir dan dibesarkan dengan penuh kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tuanya, membuatnya tumbuh menjadi anak yang dapat mengemukakan pendapatnya dengan bebas untuk mengeksplorasi berbagai hal.

Kedua orang tuanya selalu mendukung kemampuan apapun yang Nita ingin kembangkan bukan hanya dalam hal akademik tapi juga non akademik, seperti kemampuan bernyanyi dan berenang.

Dukungan dari orang tuanya tidak serta merta membuat Nita langsung menjadi sosok yang percaya diri. Pada saat ia duduk di bangku taman kanak-kanak Nita merupakan seseorang yang pemalu dan cenderung pendiam.

Ia lebih nyaman untuk bersosialisasi di lingkup keluarganya, meskipun begitu itu tak menghalangi dirinya dalam menempuh pendidikan serta mengembangkan bakatnya. Ia terus mencoba beradaptasi sedari kecil.

Tiba akhirnya ia duduk di bangku sekolah dasar, kepercayaan dirinya mulai meningkat. Ia juga mulai lebih terbuka dengan orang-orang di sekitarnya.

Kemauan beradaptasi mungkin menjadi salah satu alasannya, tetapi dukungan dan parenting dari kedua orang tuanya menjadi alasan terbesar untuk Nita bisa beradaptasi dengan baik.

“Meskipun aku tiga bersaudara tapi orang tuaku selalu kasih dukungan yang sama, dalam pendidikan atau kemampuan bersosialisasi aku,” ucapnya.

Akibat adanya kebiasaan untuk mengembangkan bakatnya sedari dini, ketika duduk di bangku sekolah dasar Nita lebih giat lagi dalam meningkatkan kemampuan bernyanyinya.

Di samping bakat dan kemampuan adaptasinya, Nita juga memiliki keinginan untuk mencoba pengalaman baru di dunia pendidikan. Ia memutuskan untuk memasuki boarding school setelah selesai dengan pendidikan di bangku sekolah dasar.

Niat serta keinginan baiknya itu mendapat dukungan dari keluarganya. Boarding school menjadi awal mula di mana jati diri Nita semakin kuat.

Ia menjadi orang yang lebih terorganisir, memiliki prinsip yang lebih kuat, disiplin, serta mampu meningkatkan kemampuan agamisnya.

Nita sangat menikmati waktunya di sekolah menengah pertama boarding school ini. Menurut Nita sekolahnya di masa itu tidak menjadi penghalang untuknya dalam menekuni bidang lainnya.

SMA Negeri 1 Cibadak menjadi tempat selanjutnya bagi Nita untuk mencari ilmu. Di masa sekolahnya saat itu Nita, bukan lagi hanya mengembangkan bakat yang dimilikinya, namun ia juga mengikuti organisasi dan memperbanyak pengalamannya dengan mengikuti perlombaan bernyanyi, perombaan O2SN dan FLS2N.

Ia benar-benar memanfaatkan waktu emasnya untuk berkontribusi semasa sekolah sebelum akhirnya melakukan persiapan ke jenjang selanjutnya.

Didasari keinginan untuk mengeksplorasi hal-hal baru, ia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan tinggi nya di bidang yang berbeda dengan bidang kesenian yang selama ini ia cukup tekuni.

Nita membuat tiga planning program studi yang ingin dimasukinya di dua universitas yang berbeda.

Beberapa program studi yang masuk ke dalam daftar keinginannya adalah Program Studi Komunikasi, Agribisnis, dan Ekowisata yang akhirnya menjadi program studi yang ditekuninya.

Tahun 2020 menjadi tahun awal perkuliahannya, adanya wabah Covid-19 yang mengharuskannya belajar secara daring membuat Nita cukup kesulitan di masa-masa transisinya itu.

Hal yang dipelajarinya sangat berbeda dengan apa yang ia pelajari semasa duduk di bangku sekolah dulu.

Adanya kendala untuk melakukan komunikasi secara tatap muka menjadi kendala baru dalam bersosialisasi, meski begitu ia memaknai hal itu sebagai sisi positif untuknya agar dapat beradaptasi.

“Banyak hal yang aku pelajari selama kuliah, seperti bagaimana aku menyesuaikan diri dengan berbagai karakter, mengikuti perkembangan teknologi, dan mempelajari esensi kehidupan yang berbeda,” katanya.

Nita merasa bahwa selama menjadi mahasiswa Ekowisata ia tidak hanya mempelajari bagian dari Ekowisata itu sendiri, namun ia juga mempelajari nilai kehidupan yang membuatnya dapat menjadi seseorang dengan karakter yang lebih kuat saat ini.

Menempuh pendidikan di jenjang yang lebih tinggi bukanlah hal yang mudah, meskipun begitu ia berhasil mendapat banyak pengalaman yang berharga.

Praktik umum Ekowisata di Cibodas merupakan pengalamannya dalam melakukan praktik dasar, disusul dengan praktik pengelolaan Ekowisata di Banyumas yang menambah kemampuannya lebih dalam untuk bekerja di suatu instansi.

Ia mempelajari bagaimana pengelolaan destinasi, fasilitas, dan amanitas yang baik.

Segala kemampuan serta hal yang dipelajarinya juga Nita implementasikan ketika ia mendapat kesempatan untuk melakukan praktik kerja lapangan dengan menjadi resepsionis di Perhutani Cikole, Lembang.

Di dana ia juga dipercaya untuk melakukan tugas sebagai media planner, membuat buklet tentang rissort, dan membuat paket. Pengalaman yang ia lakukan menjadi sebuah bekal bagi Nita serta menjadi pegangan dalam dunia Pendidikan yang ditempuhnya.

Semakin banyak pengalaman, banyak juga rintangan yang harus ia lalui. Nita sempat kesulitan dan mengalami banyak tekanan ketika ia menyusun skripsinya.

Ia merasa bahwa tantangan terbesar juga muncul dari konsistensi dirinya sendiri, meskipun begitu dukungan dari sekitar membuatnya dapat melalui itu semua. Ia berkata,

“Orang tuaku selalu jadi sumber dukungan emosional nomor satu, dosen-dosen Ekowisata juga selalu kasih aku pelajaran dan bekal berharga.”

Pekerjaan Asisten Dosen dan Mimpinya
Asisten dosen menjadi perjalanan selanjutnya untuk Nita. Karir itu ia jalani awalnya pada Januari tahun 2024 ketika mendapat tawaran dan kesempatan dari dosen pembimbingnya.

Kemampuan adaptasinya serta kegigihannya dalam menjalankan suatu hal membuatnya dapat terus dipercaya hingga saat ini untuk menjadi asisten dosen Ekowisata di beberapa mata kuliah.

Kesempatan ini Nita gunakan sebagai upaya menambah pengalaman dan juga kemampuan lainnya.

Menurut Nita Tiara Sallen, pengalaman yang paling berharga ketika ia menjadi seorang asisten dosen, adalah saat ia mempelajari bagaimana menempatkan dirinya dan mengerti setiap karakter mahasiswa yang berbeda.

Pola piker yang beragam dari setiap mahasiswa juga menjadi salah satu aspek yang menambah pengalaman untuk dirinya dalam bersosialisasi atau pun bekerja sama dengan individu. Di samping itu, ia juga jadi dapat meningkatkan kemampuan manajemen waktu miliknnya.

Meski telah cukup lama terjun sebagai asisten dosen, itu tidak membuatnya berhenti untuk menggapai mimpinya sedari dulu.

Nita mengaku bahwa ketika sudah saatnya, ia akan mengejar impiannya sebagai sekretaris di salah satu perusahaan, selain itu Nita juga ingin membangun bisnis fashionnya sendiri.

Keinginannya yang sedikit berbeda dari pendidikan dan impiannya sejauh ini bukanlah halangan, melainkan dorongan untuknya agar dapat terus mengeksplorasi banyak hal.

Fashion dan sekretaris mungkin adalah kedua hal yang sangat bertolak belakang, namun Nita mengaku bahwa menurutnya tidak ada yang tidak mungkin jika ia berusaha.

Dukungan kuat dari teman dan keluarga, serta latar belakang usaha ayahnya di bidang fashion membuatnya semakin yakin untuk mewujudkan bisnisnya ketika ia telah berhasil menjadi sekretaris nanti.

Ia berharap bahwa ia akan menjadi sosok yang lebih baik dan dapat menggapai semua mimpinya itu.***

Zalfa Alya Rifa
Program Studi Komunikasi Digital dan Media .

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here