Bogordaily.net – Novi Rosyanti. SE, lahir di Garut, 9 November 1986. Sejak kecil, Novi Rosyanti menghabiskan masa kecilnya sampai sekarang di Kota Hujan. Sama seperti anak-anak pada umumnya, cita-cita yang beliau inginkan, yaitu menjadi seorang dokter. Namun, keinginan tersebut berubah semenjak Novi Rosyanti duduk di bangku SMA pada tahun 2002, dimana beliau disana mengambil jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Semasa SMA Novi Rosyanti mengaku menyukai dan menikmati pelajaran yang diberikan oleh gurunya, khususnya pelajaran akutansi. Namun, apakah dari sana sudah timbul keinginan Novi Rosyanti untuk menjadi seorang pengajar professional di bidang aktunasi? Tentu saja belum. Saat itu, Novi Rosyanti memiliki cita-cita ingin menjadi karyawan yang menekuni bidang akutansi.
Pada 2005, Novi Rosyanti resmi menjadi mahasiswa Universitas Pakuan Bogor dengan mengambil jurusan akutansi. Pada awalnya, Novi Rosyanti memiliki keinginan untuk masuk ke Institut Pertanian Bogor, Sekolah Vokasi dengan mengambil jurusan akutansi, namun keinginan tersebut belum dapat terealisasikan pada masa itu.
Namun, dengan tekat serta perjuangan Novi Rosyanti untuk belajar, Novi Rosyanti dapat dinyatakan lulus dalam waktu kurang dari empat tahun. Semasa pendidikan, Novi sempat menjadi asisten dosen, alasan inilah yang menjadi alasan utamanya untuk menjadi dosen.
Novi berkata bahwa dia senang untuk berbagi pengetahuan dan membantu para mahasiswa lain untuk menambah pengetahuan mengenai akutansi, selain itu beliau juga mengakui bahwa beliau lebih cocok untuk berhadapan di meja mahasiswa dibandingkan di meja perkantoran.
Sewaktu lulus, Novi Rosyanti mulai bekerja di Bank HSBC. Pada saat bekerja di Bank HSBC, beliau bertugas untuk membantu para klien untuk melakukan pinjaman kredit maupun melakukan penyimpanan di bank.
Setelah setahun menjadi karyawan Marketing Bank HSBC, Novi Rosyanti memilih untuk mengundurkan diri atau resign dari pekerjaannya dan memilih untuk menjadi dosen kontrak di universitas keinginannya dahulu, yaitu IPB.
Sewaktu menjadi dosen kontrak jurusan akutansi di IPB, Novi Rosyanti melanjutkan Pendidikan S2-nya di Universitas Trisakti untuk meraih gelar magister pada tahun 2011.
Pada saat itulah, Novi, bergelut dengan beberapa penelitian yang memakan waktu cukup lama, walaupun penelitian tersebut memakan waktu yang cukup lama dan membuat Novi Rosyanti lulus lebih lama daripada rekannya, akhirnya Novi Rosyanti dapat menyandang gelar magister pada tahun 2014.
Penelitian ini merupakan penelitian pertama untuk Novi Rosyanti. Berbincang soal penelitian, Novi Rosyanti sendiri sudah memiliki kurang lebih lima penelitian yang beliau lakukan sendiri maupun bersama dengan partner dosen lainnya.
Pada saat ini, ia beserta tim dosen lainnya sedang fokus pada penelitian yang bertujuan untuk mencari inovasi baru untuk salah satu desa agrowisata, dimana dalam penelitian tersebut, mereka berusaha untuk mengembangkan system yang ada di desa tersebut.
Selain menjadi dosen kontrak, pada tahun 2020, novi Rosyanti juga menjadi pengajar di salah satu sekolah tinggi ilmu ekonomi dan selesai pada tahun 2023.
Selanjutnya, Novi Rosyanti juga pernah menjadi partner di anak perusahaan listrik tempat kantor suaminya bekerja dan selesai pada pertengahan tahun 2024 silam.
Tingkat keberhasilan yang dirasakan setiap orang tentu berbeda-beda, hal ini sesuai dengan target yang mereka tentukan masing-masing.
Sama hal-nya dengan Novi, beliau mengatakan bahwa untuk saat ini, beliau merasa target pencapaiannya sudah tercapai dengan pengalaman yang telah ia dapatkan, serta beliau diberikan kepercayaan untuk menjadi dosen tetap di IPB.
Beliau juga menambahkan bahwa dalam perjalanan mencapai impian, tidak ada yang instan. Setiap langkah yang diambil membutuhkan proses, usaha, dan ketekunan. Novi Rosyanti percaya bahwa dengan kerja keras, dedikasi, serta niat yang kuat, seseorang dapat meraih apa yang dicita-citakan.
Namun, dalam perjalanan tersebut, pasti ada berbagai tantangan dan rintangan yang harus dihadapi. Tidak jarang seseorang mengalami kegagalan, namun bagi Novi Rosyanti, kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, kegagalan justru menjadi pembelajaran berharga untuk bangkit dan memperbaiki diri agar menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih siap menghadapi masa depan.
Selain itu, beliau menekankan pentingnya adaptasi terhadap perubahan. Di era yang semakin maju ini, perkembangan teknologi dan informasi terjadi dengan sangat pesat, sehingga setiap individu, terutama mahasiswa dan para akademisi, harus mampu beradaptasi dan terus mengembangkan diri.
Dunia akademik dan profesional tidak lagi hanya mengandalkan teori, tetapi juga memerlukan pemahaman akan dinamika yang terjadi di sekitar. Oleh karena itu, beliau selalu mendorong mahasiswanya untuk aktif dalam berbagai kegiatan, baik di dalam maupun di luar kampus.
“Jangan pernah merasa cukup dengan ilmu yang sudah didapatkan, karena ilmu selalu berkembang. Jika kita hanya diam dan tidak berusaha mencari hal-hal baru, maka kita akan tertinggal. Oleh karena itu, kita harus selalu terbuka dengan perkembangan zaman, teknologi, serta inovasi yang dapat membantu kita dalam meningkatkan kualitas diri,” ujarnya.
Sebagai seseorang yang telah melalui berbagai tahapan dalam dunia akademik maupun profesional, Novi, berharap agar para mahasiswa tidak hanya fokus pada pencapaian akademik semata, tetapi juga membangun karakter yang kuat, memiliki integritas, serta menjunjung tinggi etika dalam dunia kerja maupun kehidupan sehari-hari.
“Jadilah individu yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki moral dan etika yang baik. Dengan begitu, kesuksesan yang diraih akan lebih bermakna dan bermanfaat bagi banyak orang,” tambahnya.
Tak lupa, beliau juga memberikan motivasi kepada para mahasiswa agar terus mencari peluang dan tidak ragu untuk mencoba hal-hal baru. “Jangan takut gagal, jangan takut mencoba.
Kesempatan itu ada di mana-mana, tergantung bagaimana kita mau berusaha untuk mencapainya. Jika kita hanya menunggu, maka kesempatan itu bisa saja hilang. Maka dari itu, beranikan diri untuk mengambil langkah, hadapi tantangan dengan keberanian, dan teruslah belajar tanpa henti,” ujarnya dengan penuh semangat.
Di akhir pembicaraannya, Novi, berharap agar para mahasiswa dan generasi muda saat ini dapat memiliki visi yang jelas terhadap masa depan mereka. Beliau mengingatkan bahwa kesuksesan tidak hanya diukur dari harta atau jabatan yang tinggi, tetapi juga dari seberapa besar seseorang bisa memberikan manfaat bagi orang lain.
“Jangan hanya berpikir untuk sukses sendiri, tetapi jadilah seseorang yang juga bisa membantu orang lain untuk sukses. Dengan begitu, kita tidak hanya menjadi individu yang berhasil, tetapi juga menjadi bagian dari perubahan yang lebih baik untuk lingkungan sekitar,” pungkasnya.***
Yakhin Alexa Najeges
Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media