Bogordaily.net – Musik adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Sejak zaman dahulu, musik telah hadir dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari hiburan, ritual keagamaan, hingga untuk terapi penyembuhan.
Setiap budaya di dunia memiliki jenis musik yang berbeda, namun fungsinya tetap sama, yaitu sebagai ekspresi emosi dan alat komunikasi yang dapat menembus batas bahasa.
Musik juga memiliki kemampuan unik untuk membangkitkan perasaan tertentu, mengubah suasana hati, dan bahkan mempengaruhi perilaku seseorang dalam berbagai situasi.
Sejarah mencatat bahwa musik telah digunakan oleh manusia sejak zaman kuno untuk mengekspresikan emosi dan mempengaruhi suasana hati.
Pada masa Yunani Kuno, filsuf seperti Plato dan Aristoteles meyakini bahwa musik memiliki pengaruh besar terhadap karakter dan moral seseorang.
Menurut Aristoteles dalam karyanya Politics, musik dapat membentuk etika dan moralitas seseorang. Sementara itu, dalam budaya Timur, musik sering digunakan untuk meditasi dan penyembuhan.
Dalam konteks budaya Cina, musik dipercaya memiliki hubungan erat dengan keseimbangan yin dan yang serta digunakan dalam terapi pengobatan tradisional.
Salah satu pertanyaan menarik yang sering dibahas dalam psikologi adalah bagaimana musik dapat mempengaruhi emosi dan perilaku manusia.
Secara umum, musik dapat membangkitkan berbagai macam perasaan, mulai dari kegembiraan, kesedihan, ketenangan, hingga semangat yang membara.
Efek ini terjadi karena musik mempengaruhi sistem limbik dalam otak, yaitu bagian yang mengatur emosi dan respons terhadap rangsangan eksternal.
Ketika seseorang mendengarkan musik yang menyentuh perasaannya, otak akan melepaskan neurotransmitter seperti dopamin yang berperan dalam menciptakan perasaan senang, Bahagia, dan kepuasan.
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Dr. Daniel J. Levitin, seorang ahli neurosains kognitif dari McGill University, menunjukkan bahwa musik memiliki efek yang serupa dengan obat dalam mengurangi stres dan kecemasan.
Unsur-unsur dalam musik seperti tempo, nada, dan harmoni memiliki pengaruh yang besar terhadap perasaan seseorang. Tempo, misalnya, memiliki dampak besar pada bagaimana seseorang merasakan musik.
Musik dengan tempo cepat cenderung membangkitkan semangat dan energi, sehingga sering digunakan dalam situasi yang membutuhkan dorongan motivasi, seperti olahraga atau pesta.
Sementara, musik dengan tempo lambat memiliki efek menenangkan dan dapat membantu seseorang merasa lebih rileks.
Selain itu, harmoni dalam musik juga berperan dalam menciptakan suasana tertentu, misalnya musik dengan akor mayor sering dikaitkan dengan perasaan bahagia, sementara nada yang minor atau disonansi dapat menciptakan suasana yang lebih melankolis atau dramatis.
Selain itu, musik juga memiliki kekuatan untuk membangkitkan nostalgia. Lagu-lagu tertentu dapat membawa seseorang kembali ke momen spesifik dalam hidupnya, mengingatkan pada peristiwa atau orang-orang dari masa lalu.
Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam Memory & Cognition oleh Schulkind, Hennis, dan Rubin (1999), musik yang familiar dapat memicu memori autobiografi dan meningkatkan kesejahteraan emosional seseorang.
Hal ini disebabkan oleh keterkaitan antara musik dan hippocampus, yaitu bagian otak yang berperan dalam penyimpanan memori. Banyak orang yang mengalami momen ketika mereka mendengar lagu tertentu dan tiba-tiba teringat pada seseorang atau suatu peristiwa dalam hidup mereka.
Fenomena ini sering digunakan dalam terapi musik untuk membantu pasien dengan gangguan memori, seperti Alzheimer, dalam mengenang kembali kenangan mereka. Oleh karena itu, banyak orang yang memiliki lagu favorit yang mengingatkan mereka pada momen-momen penting dalam hidupnya, seperti masa kecil, masa remaja, atau pengalaman tertentu.
Dalam kehidupan sehari-hari, musik juga sering digunakan sebagai alat untuk meningkatkan motivasi dan produktivitas.
Musik dengan ritme yang dinamis dan upbeat sering digunakan untuk meningkatkan semangat dalam berolahraga.
Misalnya, banyak orang yang merasa lebih termotivasi untuk berlari atau berlatih di gym ketika mendengarkan musik yang berenergi tinggi.
Begitu pula dalam lingkungan kerja atau belajar, musik instrumental yang menenangkan dapat membantu meningkatkan fokus dan konsentrasi.
Bahkan, banyak orang yang memilih mendengarkan musik saat melakukan tugas rutin untuk membuat aktivitas terasa lebih menyenangkan dan mengurangi rasa bosan.
Dalam dunia bisnis dan pemasaran, musik sering digunakan untuk mempengaruhi kebiasaan konsumsi pelanggan. Restoran, toko, dan pusat perbelanjaan biasanya menggunakan musik sebagai strategi pemasaran untuk mempengaruhi keputusan pelanggan.
Misalnya, penelitian yang dilakukan oleh Milliman (1982) menunjukkan bahwa musik dengan tempo lambat di restoran dapat membuat pelanggan makan lebih lama dan meningkatkan jumlah pembelian mereka.
Sementara itu, musik dengan tempo cepat di toko ritel dapat mempercepat pergerakan pelanggan dan meningkatkan penjualan barang tertentu.
Genre musik juga memiliki hubungan erat dengan gaya hidup dan kepribadian seseorang. Preferensi seseorang terhadap genre musik tertentu sering kali mencerminkan karakter, nilai, dan cara pandang mereka terhadap dunia.
Misalnya, seseorang yang menyukai musik klasik cenderung memiliki kecenderungan analitis dan kreativitas, sementara pecinta musik rock sering dikaitkan dengan sifat yang ekspresif dan energik.
Beberapa penelitian psikologi menunjukkan bahwa selera musik seseorang bisa menjadi indikator kepribadian mereka, meskipun faktor lingkungan dan budaya juga turut mempengaruhi preferensi tersebut.
Dari berbagai aspek yang telah dibahas, dapat disimpulkan bahwa musik memiliki pengaruh besar terhadap emosi dan perilaku manusia, baik secara individu maupun sosial. Musik dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesehatan mental, produktivitas seseorang, dan juga berpengaruh pada interaksi sosial.
Oleh karena itu, seseorang sebaiknya memilih jenis musik yang sesuai dengan tujuannya agar efek positifnya dapat dirasakan dengan maksimal, seperti mendengarkan musik relaksasi untuk mengurangi stres atau musik upbeat untuk meningkatkan energi dalam beraktivitas.
Dengan semakin berkembangnya teknologi, akses terhadap musik menjadi semakin luas, yang memungkinkan lebih banyak orang untuk memanfaatkan musik sesuai dengan kebutuhan mereka.
Musik tidak hanya menjadi sebuah hiburan tetapi juga memiliki dampak mendalam terhadap otak dan sistem saraf manusia.
Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang pengaruh musik terhadap emosi dan perilaku, kita dapat lebih bijak dalam menggunakannya sebagai alat untuk meningkatkan kualitas dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana dikatakan oleh Friedrich Nietzsche, “Tanpa musik, hidup akan menjadi kesalahan,”.***