Thursday, 5 June 2025
HomeOpiniPenghasilan Lebih Dari 20.000/ Hari Pemerintah Sebut “Tidak Termasuk Kategori Miskin”

Penghasilan Lebih Dari 20.000/ Hari Pemerintah Sebut “Tidak Termasuk Kategori Miskin”

Oleh: Ahmad Baihaqi Sufyan, Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB University

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), menyatakan bahwa masyarakat yang berpenghasilan sebesar Rp20.000 per hari, tidak termasuk kategori miskin. Menanggapi penetapan tersebut, ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Cholil Nafis, memberikan penjelasan miskin menurut syariat Islam. Diterangkan dalam Islam, yang disebut miskin itu memiliki penghasilan, tapi tak cukup untuk menutupi kebutuhan.” ujar Cholil Nafis melalui cuitan di akun Twitter pribadinya pada 29 Juli 2023.”Kalau penghasilan 20 ribu per hari apa cukup ya. Ini untuk yg hidup di mana?”. ujarnya lagi.

Tentunya baris atau batas kemiskinan seseorang itu bisa menentukan apakah seseorang atau sekelompok tersebut memiliki pendapatan di bawah dari kebutuhan sehari-harinya dan tentunya dari kebutuhan dasar, seperti makanan, tempat tinggal, dan pakaian. Batas atau tolak ukur kemiskinan seseorang yang tercantum dalam data Badan Pusat Statistik dan data Kementerian menunjukkan angka lebih dari 20.000, seseorang dinyatakan tidak miskin atau mampu membiayai kehidupan nya sehari-hari. Akan tetapi, jika dikaji lebih jauh dan lebih dalam tentunya dengan biaya 20.000/hari tidak meninjau apakah seseorang itu miskin atau tidak dikarenakan bahan makanan, Tentunya mematok dari harga 20.000/hari tidaklah cukup untuk menunjang kebutuhan pokok yang semakin hari kian meningkat.

Penghasilan 20.000/hari masih dalam kategori miskin

Berdasarkan data kemenkeu.go.id penghasilan secara nasional rata-rata pengeluaran per kapita per bulan penduduk Indonesia sebesar Rp 1,15 juta, hal ini sangat bertentangan dengan data yang diberikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa penghasilan lebih dari 20.000 tidak masuk dalam kategori miskin, padahal jika kita lihat dari rata rata penghasilan masyarkat Indonesia per bulan sebesar 1,15 juta yang berarti penghasilan perhari sebesar 38.000, perbedaan penghasilan tersebut lumayan jauh dibandingkan data yang diberikan oleh Badan Pusat Stastistik (BPS). Apabila penghasilan lebih dari 20.000 tidak masuk ke dalam kategori miskin, yang mana dalam sebulan penghasilan seseorang hanya sebesar 600 ribu, hal ini masih jauh dari rata rata penghasilan masyrakat Indonesia yaitu sebesar 1,15 juta. Maka dari itu penghasilan lebih dari 20.000/hari masih masuk dalam kategori miskin.

Berdasarkan data hellosehat.com kebutuhan makan manusia sebanyak 2-3 kali sehari, yang mana rata-rata harga makanan siap saji di Indonesia berkisar 8.000-12.000, hal ini tentunya tidak mencukupi untuk membeli makanan dalam sehari, belum lagi biaya biaya pokok lainnya, apabila seseorang lebih memilih memasak dibandingan membeli makanan, tentunya penghasilan tersebut masih belum mencukupi biaya makanan dalam sehari, belum lagi anggota keluarga yang tidak sedikit.

Tidak hanya sampai disitu, tentunya bahan pangan/makanan pokok untuk menunjang kehidupan sehari-hari bukanlah hal satu-satunya yang harus diperhatikan. Tentunya ada faktor lain yang juga kurang lebih sama pentingnya, yaitu sektor pendidikan/sekolah. Tentunya memiliki pendidikan SD-SMA merupakan pendidikan wajib bagi setiap warga negara Indonesia. Memiliki akses pendidikan di sekolah negeri tentunya merupakan akses paling mudah karena sekolah negeri itu sendiri berdiri di bawah kawasan pemerintahan / sekolah bebas gratis, tapi tentunya setiap sekolah juga pasti mengimbangi kegiatan belajar mengajar yang efektif dengan memiliki baju seragam yang serempak. Tentunya, setiap 1 buah seragam di setiap sekolah relatif berbeda, tetapi rata-rata tentunya semua koperasi sekolah tidak menjual harga baju seragam di bawah 20.000, yang artinya kembali lagi bahwa penghasilan dengan angka 20.000 merupakan kategori miskin dikarenakan belum bisa memenuhi kebutuhan wajib dasar yaitu primer, tersier dan sekundernya.

Perlunya Kerjasama antara pemerintah dan masyrakat

Perlunya dukungan dan fokus pemerintah akan hal ini menjadi hal yang harus serius dan cepat tanggap dikarenakan, pemenuhan kebutuhan utama merupakan hal yang paling utama dan wajib dimiliki oleh setiap warga negara Indonesia itu sendiri, tentunya dengan meningkatkan akses pendidikan ke arah yang lebih mudah, terbuka dan umum pasti setiap warga negara memiliki kesempatan emas dan memiliki kesempatan yang sama dengan warga yang mampu, tentunya dengan meningkatkan akses terhadap sumber daya ekonomi bisa membantu tumbuh kembang ekonomi kearah yang lebih baik, dengan pemberdayaan UMKM lokal di kalangan masyarakat menengah kebawah. Dan yang lebih penting lagi yaitu meningkatkan dan menciptakan lapangan kerja yang kondusif, merata dan eksklusif. Dan memang pemerintah saat ini sudah membantu dengan memberikan bantuan sosial yang meringankan beban masyarakat yang tidak mampu membeli bahan makanan pokok, tapi tentunya perlu adanya arahan dan pengawasan yang tepat agar tepat sasaran. Tentunya pemerintah juga sudah meluncurkan program keluarga harapan yang dimana mengharapkan setiap keluarga di Indonesia sejahtera dan terlepas dari kemiskinan.

Mencegah generasi bermental miskin

Kemiskinan juga dapat di cegah serta di kurangi dengan cara membatasi setiap keluarga yang memiliki pendapatan rendah untuk tidak memiliki banyak anak, karena semakin banyak anak, kebutuhan pokok akan semakin besar, hal ini di butuhkan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat Indonesia khusus nya yang sudah berkeluarga untuk membatasi pengeluaran yang tidak sesuai dengan penghasilan, karena dari kasus kemiskinan dapat memicu generasi-generasi yang memiliki mental miskin, karena ketidakmampuan orang tua untuk memberikan pendidikan yang layak terhadap anak-anak mereka, yang mengakibatkan anak-anak yang seharusnya menuntut ilmu di sekolah terpaksa harus ikut bekerja dengan orang tuanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

 

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here