Monday, 31 March 2025
HomeTravellingPergi Tanpa Ekspektasi, Pulang dengan Kenangan Manis dari Tegal

Pergi Tanpa Ekspektasi, Pulang dengan Kenangan Manis dari Tegal

Bogordaily.net – Ketika mendengar kata Tegal, mungkin yang terbayang bukan destinasi wisata populer seperti Bali atau Yogyakarta. Sejujurnya, saya pun awalnya berpikir demikian. Tidak ada harapan yang tinggi untuk perjalanan ini. Namun, ternyata liburan kali ini yang terlihat “biasa saja” justru menjadi salah satu pengalaman yang paling berkesan bagi saya. Sebuah kenangan manis dari Tegal.

Perjalanan ini awalnya direncanakan sebagai family gathering bersama keluarga. Namun, satu hari sebelum keberangkatan, ayah, ibu, beserta adik mendadak batal untuk ikut pada perjalanan kali ini.

Tentunya, muncul rasa gundah di hati saya hingga sempat terpikirkan oleh saya untuk membatalkan niat pergi. Tapi di sisi lain, saya juga sangat butuh liburan untuk melepas penat dari kesibukan kuliah.

Akhirnya, dengan berat hati, tanpa harapan berlebih, saya tetap berangkat, sendirian, tanpa keluarga terdekat, hanya bersama kerabat saja.

Ini menjadi momen pertama saya bepergian tanpa orang tua ke tempat yang cukup jauh. Rasanya agak aneh dan sedikit menegangkan. Tapi, untungnya, pada saat itu, kerabat saya, yaitu sepupu-sepupu yang sebaya dengan saya juga ikut, sehingga kegelisahan saya mereda.

Mungkin tanpa mereka, perjalanan ini akan terasa jauh lebih sepi.
Perjalanan ini hanya berlangsung dua hari satu malam di akhir pekan, Sabtu dan Minggu.

Memang hanya sebentar, tapi cukup bagi saya yang pada waktu itu butuh sekali rehat dari penatnya hiruk pikuk dunia perkuliahan.

Perjalanan dimulai pada sabtu pagi-pagi sekali, pukul 6, dengan bus yang penuh dengan kerabat.

Pada saat itu juga, saya menyiapkan jiwa bersosialisasi dengan semua orang yang ada di dalam bus, karena tentunya tidak semua kerabat yang ada pada saat itu saya mengenalnya.

Namun, di Bus ini juga menjadi tempat berkumpulnya berbagai karakter: dari yang hobi ngobrol, yang suka tidur sepanjang perjalanan, hingga yang semangat menyanyikan lagu dangdut di sesi karaoke.

Dibanding liburan bersama keluarga inti atau teman-teman sebaya yang biasa saya lakukan, tentu pengalaman ini terasa sedikit berbeda. Di bus, saya menjadi minoritas.

Kenapa? Karena pada sesi liburan ini lebih banyak orang tua dibandingkan orang-orang yang sebaya dengan saya. Tapi justru di sini letak keseruannya.

Saya jadi lebih banyak tau dan mengenal karakter serta banyak mengamati interaksi orang-orang di sekitar.

Sepanjang perjalanan, saya tidak hanya diam dan tidur. Saya banyak berbincang dengan sepupu-sepupu saya, bercanda, hingga main kartu UNO di tengah sesak dan sempitnya bus .

Maklum, karena saya dan sepupu saya duduk di seat yang sama, jadi kami banyak melakukan kegiatan-kegiatan itu.

Selain itu juga, kalau sudah mulai bosan bermain, saya hanya mendengarkan cerita-cerita dari keluarga dan kerabat yang jarang saya temui, dan bahkan tanpa sadar ikut menyimak sesi karaoke yang sepertinya tidak ada habisnya.

Ada momen di mana lagu nostalgia mengalun dan seluruh isi bus tiba-tiba ikut menyanyi bersama.

Suasana ini membuat saya sadar bahwa perjalanan bukan tentang tujuan, Namun juga tentang kebersamaan ketika di jalan.

Setelah hampir sembilan jam perjalanan, akhirnya kami tiba di tujuan utama kami, yaitu pemandian air panas Guci di Tegal.

Hujan Deras & Rencana yang Berantakan
Sayangnya, sesampainya di sana, kami disambut oleh hujan deras. Semua rencana langsung berubah.

Alih-alih langsung berendam di air panas, kami justru terjebak di dalam villa. Pada awalnya, saya dan sepupu-sepupu saya terpisah villa.

Tapi karena saya bukan tipe yang betah diam dalam situasi membosankan, saya akhirnya memutuskan untuk pergi ke villa sepupu-sepupu saya yang jaraknya dekat.

Dan itu merupakan keputusan yang tepat! Di villa ini, kami mencoba segala cara untuk mengusir kebosanan, mulai dari TikTok-an, ngemil, ngobrol, bahkan di sela perjalanan menyenangkan ini, saya masih sempat mengerjakan tugas kuliah saya bersama dengan sepupu-sepupu saya!

Tapi tetap saja, bosan pada akhirnya datang lagi. Kami memutuskan untuk keluar, mencari swalayan terdekat.

Meskipun masih dalam keadaan gerimis. Perjalanan ke swalayan ini mungkin terdengar sederhana, tetapi justru menjadi salah satu momen paling menyenangkan.

Kami berjalan dengan payung seadanya, menertawakan hal-hal random di sepanjang jalan, dan tentunya belanja camilan dalam jumlah yang tidak masuk akal.

Rasanya seperti kembali ke masa kecil di mana hal-hal kecil terasa begitu menyenangkan. Sesampainya di villa, kami langsung dengan cepat memasak makanan yang telah kami beli di swalayan tadi.

Sambil bercanda, mengobrol, tawa riang mengudara ditemani semangkuk mie panas di kala hujan saat itu, merupakan momen kecil yang jarang terjadi di hidup saya.

Tidak lupa juga, saya menyalakan kamera, untuk merekam semua momen menyenangkan ini.

Malam pun tiba. Semua orang mulai istirahat, tapi sayangnya, lagi dan lagi, saya masih harus menahan kantuk untuk mengerjakan tugas kuliah yang belum rampung.

Yah, beginilah hidup mahasiswa yang bahkan di tengah liburan, tugas tetap mengejar. Saya menyelesaikan tugas dengan ditemani suara orang-orang yang mulai terlelap, serta beberapa sepupu yang masih setia menemani sebelum akhirnya ikut tertidur lebih dulu.

Karena tujuan utama perjalanan ini adalah pemandian air panas, tentu saya tidak mau melewatkan kesempatan untuk menikmatinya. Pagi esok harinya, saya langsung berendam di air panas.

Momen ini benar-benar menyegarkan! Air panasnya terasa begitu nyaman, seakan menghapus kelelahan dari perjalanan panjang dan tugas yang belum lama saya selesaikan. Pagi itu menjadi kenangan manis dari Tegal.

Udara pagi yang masih dingin berpadu dengan sensasi hangat dari air membuat pengalaman ini terasa semakin nikmat.

Saya benar-benar menikmati setiap detiknya. Namun, karena keterbatasannya waktu, kami segera bersiap untuk pulang. Sebelum benar-benar meninggalkan Tegal, kami mampir ke beberapa toko oleh-oleh.

Saya membeli beberapa camilan khas dan juga telur asin untuk keluarga di rumah sebagai tanda bahwa saya tetap ingat mereka meskipun perjalanan kali ini tanpa mereka.

Pelajaran dari Perjalanan Ini
Meskipun awalnya saya ragu untuk pergi, ternyata perjalanan ini memberi banyak pengalaman baru.

Saya belajar bagaimana rasanya bepergian tanpa keluarga inti, memahami karakter sepupu-sepupu saya lebih dalam, dan bahkan mengamati dinamika para ibu-ibu di dalam bus yang ternyata cukup menghibur!

Perjalanan ini juga membuat saya lebih menghargai kebersamaan kerabat saya. Mungkin dalam keseharian, saya jarang menghabiskan waktu dengan mereka.

Tapi di perjalanan ini, saya melihat sisi lain dari mereka, sisi yang hangat, penuh canda tawa, dan selalu bisa menemukan kesenangan dalam hal-hal sederhana. Liburan ini menjadi kenangan manis dari Tegal***

Nisrina Nur Hakim
Mahasiswa Komunikasi Digital & Media Sekolah Vokasi IPB University

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here