Thursday, 24 April 2025
HomeOpiniPeringatan Nyata akan Perubahan Iklim dan Urgensi Kesiapsiagaan Bencana pada Kebakaran Los...

Peringatan Nyata akan Perubahan Iklim dan Urgensi Kesiapsiagaan Bencana pada Kebakaran Los Angeles 2025

Oleh: Inayatul Muthmainnah, Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media Sekolah Vokasi IPB.

 

Di awal tahun 2025 ini, terdapat suatu peristiwa yang cukup menggemparkan yaitu kebakaran hutan yang terjadi di Los Angeles (LA), California, Amerika Serikat yang menjadi sorotan media internasional. Kebakaran tersebut terjadi pada Selasa (7/1/2025) dan meluas pada Kamis (9/1/2025) waktu Amerika Serikat. Tak kurang dari 150 kilometer (km) persegi lahan hangus dan lebih dari 16.000 bangunan terbakar. Kerugian ditaksir mencapai ratusan miliar dollar AS. Kebakaran tersebut menewaskan sekitar 30 orang, dan membuat ribuan warga mengungsi. Bencana kebakaran Los Angeles adalah insiden api dengan dampak terparah dalam sejarah di kota terbesar kedua di Amerika Serikat tersebut. Penyebab pasti dari kebakaran ini masih diselidiki, sejauh ini baru diketahui bagaimana api menyebar cepat, contohnya karena angin Santa Ana yang kering dan berhembus kencang, perubahan iklim, serta minimnya curah hujan. Selama tiga minggu, si jago merah melalap ribuan bangunan di permukiman elite Pacific Palisades, Malibu, dan Altadena. Peristiwa ini menimbulkan dampak negatif untuk sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Perubahan Iklim dan Peningkatan Risiko Kebakaran

 Perubahan iklim telah lama diidentifikasikan menjadi faktor utama yang menyebabkan kebakaran hutan di California. Peningkatan suhu global membuat daerah tersebut memiliki kondisi yang lebih kering, mempercepat penguapan air dari tanah dan vegetasi, sehingga menciptakan bahan bakar alami bagi api. Curah hujan yang tidak menentu juga menjadi salah satu ancaman yang meningkatkan risiko kebakaran. Ketika curah hujan tinggi terjadi dalam waktu singkat, tumbuhan akan tumbuh subur dengan cepat, menciptakan vegetasi yang melimpah. Namun, dalam beberapa bulan berikutnya, ketika musim kemarau tiba, tanaman-tanaman tersebut mengering dan berubah menjadi bahan bakar yang sangat mudah terbakar. Selain itu, angin santa yang kering dan bertiup kencang setiap tahun memperburuk situasi tersebut dan mempercepat penyebaran api di hutan California. Angin ini berasal dari daerah gurun di pedalaman dan bertiup menuju pantai dengan membawa udara panas dan kering, menurunkan kelembapan secara drastis. Akibatnya, api yang awalnya kecil bisa dengan cepat meluas ke area yang lebih luas dalam hitungan jam.

Dampak Ekonomi yang Menyebar

 Kebakaran ini menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar. Kerugian ini tidak hanya mencakup kerusakan fisik pada properti dan infrastruktur, tetapi juga berdampak pada sektor-sektor lain seperti bisnis lokal, pariwisata, dan pertanian. Banyak usaha-usaha yang terkena dampak langsung dari kebakaran California tersebut. Sektor pariwisata juga terpukul keras. Los Angeles, yang dikenal sebagai destinasi wisata global, mengalami penurunan jumlah wisatawan karena ancaman kebakaran dan kualitas udara yang buruk akibat asap tebal. Kebakaran juga menghancurkan lahan pertanian, membunuh ternak, serta merusak sistem irigasi. Hal-hal itu termasuk ke dalam  sumber pendapatan masyarakat yang artinya banyak sekali masyarakat yang terkena dampak ekonomi dari kebakaran hutan tersebut. Dalam jangka panjang, biaya rekonstruksi dan pemulihan ekonomi bisa mencapai miliaran dolar, memperlambat pertumbuhan ekonomi regional dan meningkatkan beban fiskal negara.

Kesiapsiagaan dan Respon Terhadap Bencana

 Kebakaran ini mengungkapkan beberapa kelemahan dalam sistem peringatan dan evakuasi yang seharusnya menjadi garis pertahanan utama dalam menghadapi bencana. Salah satu masalah utama adalah kurangnya sistem peringatan dini yang efektif dan merata di seluruh wilayah terdampak. Selain itu, kurangnya edukasi masyarakat tentang prosedur menghadapi bencana, terutama kebakaran hutan, menjadi faktor yang memperburuk situasi. Banyak orang tidak tahu langkah apa yang harus diambil saat api mulai mendekati lingkungan mereka, bagaimana cara melindungi diri dari asap beracun, atau di mana titik evakuasi terdekat berada. Kesalahan dalam koordinasi evakuasi juga memperparah dampak kebakaran ini. Beberapa jalan utama yang seharusnya digunakan sebagai rute penyelamatan malah mengalami kemacetan parah karena tidak adanya pengaturan lalu lintas yang jelas. Hal ini tidak hanya memperlambat proses evakuasi, tetapi juga meningkatkan risiko bagi mereka yang terjebak di jalur kebakaran.Peristiwa ini seharusnya menjadi peringatan bahwa mitigasi bencana bukan hanya tentang pemadaman api, tetapi juga mencakup persiapan dan edukasi sebelum bencana terjadi. Pemerintah, organisasi tanggap darurat, dan komunitas lokal perlu bekerja sama dalam menyusun strategi yang lebih baik, termasuk meningkatkan kesadaran publik melalui kampanye edukasi, memperbarui sistem peringatan dini dengan teknologi yang lebih canggih, serta mengadakan pelatihan rutin bagi masyarakat.

Peran Komunitas dan Solidaritas Sosial

 Tragedi ini menyoroti peran komunitas dan solidaritas sosial dalam bekerja sama untuk memberikan bantuan kepada korban yang terkena dampak kebakaran, di mana masyarakat saling bahu-membahu untuk memberikan bantuan kepada para korban kebakaran yang kehilangan tempat tinggal dan harta benda mereka.Salah satu bentuk bantuan yang diberikan adalah penyediaan kebutuhan dasar bagi korban, seperti makanan, air bersih, pakaian, obat-obatan, dan perlengkapan kebersihan. Selain bantuan logistik, masyarakat juga berkolaborasi dalam menyediakan tempat tinggal sementara bagi para korban kebakaran yang kehilangan rumah mereka. Lebih dari sekadar bantuan fisik, dukungan emosional juga memainkan peran penting dalam proses pemulihan korban kebakaran. Disarankan untuk memberikan konseling gratis untuk membantu korban mengatasi trauma yang telah mereka hadapi

Kebakaran Los Angeles 2025 menjadi peringatan keras bagi kita semua tentang dampak nyata perubahan iklim dan pentingnya kesiapsiagaan bencana. Peristiwa ini menegaskan perlunya langkah-langkah konkret untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana, mulai dari sistem peringatan dini yang lebih efektif, edukasi masyarakat, hingga kebijakan lingkungan yang lebih ketat. Pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat harus bekerja sama dalam upaya mitigasi dan adaptasi agar kejadian serupa tidak terus berulang dengan dampak yang semakin besar. Tanpa tindakan nyata, ancaman kebakaran di masa depan hanya akan semakin parah, merugikan lingkungan, ekonomi, dan kehidupan manusia.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here