Wednesday, 19 March 2025
HomeTravellingPerjalanan Ibadah ke Tanah Suci

Perjalanan Ibadah ke Tanah Suci

Bogordaily.net – Pengalaman pertama ketika melakukan perjalanan ibadah ke tanah suci Madinah dan Mekkah bersama keluarga, awal mula perjalanan suci ini sama sekali tidak di rencanakan jauh-jauh hari oleh orang tua saya.

Cerita ini dimulai ketika saya sedang berada di dalam kelas pada tanggal 11 September 2024, ketika itu saya sedang menyimak dosen sedang berbicara.

Kemudian saya mendengar notif handphone saya berbunyi, setelah saya cek ternyata ibu saya mengirim pesan kepada saya.

Saya berpikir kalau pesan ini penting, maka dari itu saya menyempatkan untuk buka pesan tersebut, setelah saya buka, pesan pertama yang beliau katakan kepada saya seperti ini “kt ayah mau umroh gk”.

Saya merasa shock dan senang di waktu yang bersamaan. Akhirnya cita-cita saya dari kecil terwujud, tetapi saya tidak langsung meng iyakan pertanyaan ibu saya.

Saya menanyakan kembali seputar waktu dan biaya, tetapi ibu saya menjamin semua itu berjalan lancar, serta jadwal umroh saya disesuaikan dengan libur semester kuliah.

Setelah saya lihat jadwal libur saya, hal ini memungkinkan untuk di jalankan, akhirnya saya mengiyakan ajakan orang tua saya.

Hari demi hari saya lewati, mulai sedikit-sedikit belajar tentang tata cara ibadah umroh dan sebagainya, saya sangat exicited menunggu hari keberangkatan, saya masih tidak menyangka bahwa saya di panggil secepat ini untuk mengunjungi tempat suci tersebut.

Hari libur pun tiba, ketika itu tanggal 14 Desember 2024 saya akhirnya pulang kerumah, jadwal keberangkatan saya di tanggal 22 Desember 2024, diantara tanggal 14-22.

Saya bersama teman-teman saya membuat film, saya mengatur jadwal syuting agar bisa selesai sebelum saya berangkat ke tanah suci, syuting film saya buat selama 5 hari.

Dari tanggal 16-20, tetapi pada tanggal 20 ada beberapa teman teman saya yang tidak bisa syuting, alhasil jadwal syuting pun dimundurkan menjadi tanggal 21, yang mana tanggal 22 nya saya harus berangkat untuk umroh, setelah saya estimasi waktu syuting, saya pikir semua kebutuhan syuting terpenuhi.

Tanggal 21 saya memulai syuting hari terakhir, di mulai dari jam 8 pagi hingga pukul 6 sore, tanpa disadari saya terlalu lama dalam syuting, orang tua saya menghubungi saya untuk pulang, karena saya harus berangkat pukul tiga pagi.

Setelah syuting selesai, saya bergegas untuk pulang terlebih dahulu ke rumah, sesampai di rumah sekitar jam 9 malam, dan saya harus bergegas untuk istirahat, tidak lama saya beristirahat, saya harus bangun pada pukul 2 pagi untuk bersiap- siap menuju bandara soekarna Hatta.

Setelah bersiap-siap saya langsung bergegas menuju ke Bandara Internasional Soekarna Hatta pada pukul tiga pagi bersama rombongan yang lain. Sesampainya di bandara, pesawat yang akan kami naiki ternyata mengalami delay pemberangkatan, tetapi delay tersebut tidak terlalu lama, hanya 2 jam.

Rasanya badan saya belum cukup untuk beristirahat karena jadwal yang sangat padat, kemudian jam menunjukan pukul 5 pagi waktu Indonesia, pesawat pun mulai boarding, saya bersama keluarga bergegas memasuki pesawat.

Setelah di dalam pesawat, pramugari memberikan pemberitahuan terkait keamanan dan sebagainya, dan yang membuat saya lumayan kaget, ternyata perjalanan menuju Bandara King Abdul Aziz, Jeddah memakan waktu sekitar 9 jam 53 menit.

Dengan handphone yang tidak memiliki sinyal, saya berpikir bagaimana nanti di udara saya bisa menikmati perjalanan, dan saya berpikir “oh saya bisa tidur kok nanti, mumpung belum tidur lama juga dari kemarin”. Pesawat pun mulai take off meninggalkan Bandara Soekarna Hatta.

Mulai dari 1-2 jam pertama, saya masih bisa menikmati perjalanan ini. Setelah di 2-3 jam pesawat lepas landas, saya merasa ngantuk, dan mencoba untuk tidur, tetapi ketika saya mencoba untuk tidur, pesawat mengalami turbulensi yang menyebabkan saya tidak bisa tertidur. Bahkan sampai 6 jam di perjalanan, badan mulai terasa pegal dan sakit karena terlalu lama duduk.

Ternyata di depan tempat duduk saya terdapat TV yang bisa menonton film-film terkenal seperti Marvel dan DC. Akhirnya 4 jam sisa perjalanan saya habiskan untuk menonton film Superman dan juga the Batman, tidak terasa pesawat pun landing di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah.

Pandangan pertama saya melihat negara Arab sesuai dengan expetasi saya, hamparan gurun yang luas, geresang, dan tidak ada pohon rindang. Tetapi yang saya kaget kan, ternyata udara di sana ketika itu lumayan sejuk tidak seperti yang saya bayangkan, suhu pada siang hari hanya mencapai 20 derajat celcius, hal ini bisa di bilang dingin.

Setelah saya turun dari pesawat saya langsung menuju ke bis untuk perjalanan ke kota Madinah, awalnya saya berpikir jika jarak dari Bandara King Abdul Aziz ke kota Madinah hanya sekitar 10-15 KM saja, ternyata setelah diberi tau oleh pembimbing rombongan umroh saya, jarak dari bandara ke kota Madinah sekitar 385,6 KM.

Setelah mendengar hal itu, akhirnya saya memutuskan untuk tidur sepanjang perjalanan. Tidak terasa saya sudah sampai di kota suci Madinah.

Jam menujukan pukul 11 malam waktu Madinah, ketika saya turun di bis untuk menuju ke hotel, udara di sana benar benar sangat dingin, mencapai suhu 11 derajat celcius.

Sesampainya di dalam hotel saya bergegas untuk sholat magrib dan isya kemudian tidur. Hari demi hari saya jalani di kota Madinah, mulai dari sholat shubuh, dzuhur, ashar, magrib dan isya.

Sholat disana sangat amat nyaman, suasanya benar-benar tidak ingin meninggalkan kota suci tersebut, saya juga mengunjungi makan Nabi Muhammad SAW.

Banyak sekali manusia yang igin melihat makan baginda, alhamdulillah saya melihat dengan jarak yang sangat dekat dengan makam baginda, dan tidak sadar air mata saya mengucur sangat deras.

Setelah tiga hari saya berada di kota Madinah, saya menuju ke kota Mekah untuk melaksanakan ibadah umroh. saya berangkat dari Madinah pukul 8 malam ba’da isya dan menempuh jarak 439,9 KM.

Di perjalanan saya melipir ke tempat yang bernama Bir Ali untuk melaksanakan miqat (start umroh) untuk memakai pakaian ihrom dan melaksanakan niat umroh.

Setelah 4 jam perjalanan, saya sampai di kota Mekah pada pukul 11 malam. Saya kira setelah sampai Mekah saya bisa beristirahat, ternyata saya bersama rombongan langsung melaksanakan umroh pada pukul 11 malam, karena rasa senang dan excited yang sangat membara, saya semangat untuk melaksanakannya.

Pada hari itu, pertama kali saya melihat Masjidil haram yang sangat megah dan mewah. Berjuta juta manusia berkumpul untuk melaksanakan ibadah yang sama.

Hati terasa bergetar ketika melihat secara langsung Ka’bah yang sangat besar, air mata pun tidak terasa berjatuhan. Ibadah tawaf dimulai dengan putaran pertama, iringan doa senantiasa keluar dari setiap mulut manusia.

Setelah putaran ketujuh, saya melanjutkan ke ibadah selanjutanya yaitu sai. Sai adalah berjalan jalan kecil di antara Bukit Safa dan Marwah, hal ini untuk memperingati perjuangan Siti Hajar dalam mencari air untuk Nabi Ismail.

Tujuh putaran saya lalui dengan lancar, kemudian dilanjutkan dengan rangkaian ibadah umroh yang terkahir yaitu tahalul (memotong rambut).

Orang yang memotong rambut orang lain, sudah harus di potong oleh orang lain juga sebelumnya, agar ibadah ini menjadi sah. Setelah melaksanakan rangkaian ibdaha umroh yang sangat melelahkan

tetapi juga terasa menyenangkan, tidak terasa jam sudah menujukan pukul setengah 4 pagi, saya bersama keluarga menuju ke hotel untuk bersih-bersih dan sholat subuh, sekitar jam 6 barulah kegiatan umroh wajib selesai.

Saya akhirnya bisa merasakan kasur hotel di Mekah. Hari demi hari saya lewati dengan senang di kota Mekkah, saya juga melakukan city tour yang tediri dari Jabal Nur, Bukit Arafah, makam para sahabat , dan juga kebun kurma.

Serunya di kebun kurma kita tidak hanya bisa memakan kurma gratis tetapi juga coklat dan aneka oleh-oleh secara gratis, tetapi syaratnya harus makan dan dihabiskan di tempat tersebut.

Modalnya hanya mengucap “halal halal” Maka penjual nya akan memberikan secara gratis. Setelah semua rangkaian ibadah umroh telah saya lakukan, akhirnya hari perpisahan itu tiba.

Saya pulang ke Indonesia pada tanggal 30 Desember 2024, saya merasa sangat rindu dengan tanah air. Rindu dengan hijaunya pepohonan, hujannya yang sangat lebat dan orang orang yang ada di dalamnya.

Di lain sisi, saya harus meninggalkan kota yang sangat suci, kota yang memiliki sejarah yang sangat banyak, kota nya para nabi.

Saya sangat sedih ketika harus meninggalkan Arab Saudi, tetapi hati rindu akan tanah air juga tidak bisa di tahan. 10 jam di udara menuju Bandara Soekarna Hatta, saya sampai pada pukul 12 siang.

ketika landing, lagu tanah air ku berkumandang di pesawat, melihat pepohonan dan juga pemukim warga yang sangat padat.

Air mata saya mulai berjatuhan, ternyata benar, lirik “biarpun saya pergi jauh, tidaklah hilang dari kalbu”.

Tanah air adalah tempat saya, kampung halaman saya, saya benar benar mencintai negara ini, rasa rindu saya mulai terobati ketika para keluarga menunggu di pintu bandara, mereka menangis karena anggota keluarga mereka pulang dengan selamat.

Pengalaman ini saya akan kenang selama hidup saya, banyak sekali pengalaman berharga yang saya dapatkan, dan yang paling penting saya akan berusaha menjadi orang yang lebih baik lagi, dan menceritakan pengalamannya ini kepada teman teman semuanya, agar semua teman teman saya merasakan apa yang saya rasakan.***

Ahmad Baihaqi Sufyan

Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here