Bogordaily.net – Pada 17 Februari 2025, saya memutuskan untuk mengunjungi Jusuf Kalla Library, perpustakaan yang katanya nyaman dan modern. Sebagai seseorang yang suka mencari tempat kondusif untuk belajar, saya penasaran untuk mencoba langsung suasananya.
Begitu sampai, gedung megah berlantai delapan dengan desain futuristik menyambut saya. Dari luar, dinding kaca besar memberikan kesan terbuka dan terang. Bangunan ini tampak modern, mencerminkan suasana akademik yang profesional dan inovatif. Saat masuk, saya disambut oleh pendingin udara yang menyegarkan dan suasana tenang yang langsung menciptakan rasa nyaman. Petugas front office dengan ramah menjelaskan berbagai fasilitas yang tersedia, mulai dari ruang baca, working space, hingga akses ke koleksi digital.
Jusuf Kalla Library menawarkan pengalaman berbeda dari perpustakaan biasa. Tidak hanya sekadar deretan rak buku, perpustakaan ini menghadirkan konsep ruang belajar yang fleksibel. Ada ruang baca dengan bean bag untuk bersantai, ruang semi-private bagi yang butuh ketenangan ekstra, dan komputer dengan akses literatur digital. Suasana ini membuat pengunjung merasa lebih bebas dalam memilih cara belajar yang paling nyaman bagi mereka.
Saya awalnya mengira perpustakaan ini milik pribadi Jusuf Kalla. Ternyata, perpustakaan ini adalah bagian dari Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII). Nama Jusuf Kalla diabadikan sebagai penghormatan atas jasanya dalam mendirikan kampus ini bersama Presiden Joko Widodo. Perpustakaan ini bukan hanya tempat menyimpan koleksi buku, tetapi juga menjadi pusat kegiatan akademik yang mendukung mahasiswa dan peneliti.
Dari luar, perpustakaan ini tampak sepi, tapi begitu masuk, saya melihat banyak orang yang sibuk belajar. Beberapa duduk nyaman di bean bag, ada yang serius mengerjakan tugas di ruang semi-private, dan sebagian lagi menggunakan komputer untuk mengakses jurnal akademik. Meskipun pengunjungnya banyak, suasana tetap tenang dan kondusif.
Salah satu bagian yang menarik perhatian saya adalah Jusuf Kalla Collection, rak khusus berisi buku-buku pilihan dari Jusuf Kalla. Koleksi ini menampilkan buku-buku yang mencerminkan ketertarikan dan pemikirannya terhadap berbagai isu global dan nasional. Mulai dari ekonomi, politik, hingga kepemimpinan, semua terangkum dalam koleksi ini. Ini memberikan perspektif yang unik bagi siapa saja yang ingin memahami lebih dalam tentang pandangan beliau.
Saya sempat ngobrol dengan salah satu mahasiswa yang belajar di sana. “Di sini suasananya enak, nggak berisik, dan fasilitasnya lengkap. Cocok banget buat fokus belajar,” katanya. Komentarnya menggambarkan bagaimana perpustakaan ini tidak hanya menjadi tempat membaca, tetapi juga ruang yang benar-benar mendukung produktivitas.
Selain kenyamanan, perpustakaan ini juga punya teknologi yang canggih. Proses registrasi bisa dilakukan sendiri lewat komputer, jadi lebih cepat dan praktis. Wi-Fi gratis dengan kecepatan tinggi juga jadi nilai tambah, terutama buat yang butuh akses internet stabil untuk riset atau kuliah online. Saya juga melihat beberapa mahasiswa yang menggunakan fasilitas komputer perpustakaan untuk mengerjakan tugas dan mencari referensi akademik.
Fasilitas lain yang tak kalah menarik adalah adanya ruang diskusi yang bisa digunakan untuk belajar kelompok. Ini memungkinkan mahasiswa untuk berdiskusi tanpa mengganggu pengunjung lain. Ruangan ini cukup tertutup dengan peredam suara sehingga tetap menjaga ketenangan perpustakaan.
Menariknya, Jusuf Kalla Library tidak hanya terbatas untuk mahasiswa UIII, tetapi juga terbuka untuk umum. Siapa pun yang ingin menikmati fasilitas perpustakaan ini dapat berkunjung dengan membayar biaya masuk sebesar Rp10.000 per orang. Dengan harga yang cukup terjangkau, pengunjung dapat mengakses berbagai fasilitas modern yang tersedia dan menikmati suasana belajar yang nyaman.
Setelah beberapa jam di Jusuf Kalla Library, saya merasa puas dengan pengalaman yang didapat. Perpustakaan ini bukan hanya sekadar tempat membaca, tetapi menjadi pusat aktivitas intelektual yang mendukung berbagai kebutuhan akademik dan riset. Dengan fasilitas yang modern, suasana yang nyaman, serta akses literatur yang luas, tempat ini benar-benar memenuhi kebutuhan para pelajar dan peneliti.
Awalnya saya mengira minat terhadap perpustakaan mulai berkurang di era digital ini, namun ternyata tempat ini tetap ramai oleh mereka yang ingin belajar. Keberadaan perpustakaan seperti ini membuktikan bahwa ruang baca fisik masih sangat dibutuhkan, terutama ketika dilengkapi dengan teknologi canggih yang mempermudah pengunjung dalam mencari informasi.
Saya jadi teringat kutipan dari Jusuf Kalla, “Tidak ada suatu negara maju tanpa pendidikan yang keras.” Perpustakaan ini adalah bukti bahwa investasi dalam pendidikan sangat penting. Saya pasti akan kembali lagi untuk menikmati suasana belajar yang luar biasa di sini. Jika kamu mencari tempat yang nyaman dan kondusif untuk belajar, Jusuf Kalla Library adalah pilihan yang tepat.***
Muhammad Alfath, Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB