Monday, 31 March 2025
HomeBeritaPradnya Calista: Dedikasi dan Cinta pada Dunia Paramedik Veteriner

Pradnya Calista: Dedikasi dan Cinta pada Dunia Paramedik Veteriner

Bogordaily.net – Sejak kecil, Pradnya Calista sudah memiliki kecintaan besar terhadap hewan. Berawal dari kesukaannya saat kecil menonton National Geographic dan membayangkan merawat singa di Afrika, ia pun mengikuti langkah menuju dunia kesehatan hewan. Kini, di semester terakhir studinya di Program Paramedik Veteriner, Pradnya Calista tidak hanya belajar, tetapi juga berbagi ilmu sebagai asisten dosen.

Ketertarikan pada Program Studi Paramedik Veteriner
Lahir dan besar di Bogor pada 14 Juni 2003, Anya menempuh pendidikan di SMA Negeri 7 Kota Bogor dengan jurusan IPA. Sejalan dengan ketertarikannya pada hewan, ia kemudian memilih program studi Paramedik Veteriner sebagai langkah awal dalam kariernya.

“Saya selalu berpikir ingin jadi dokter hewan atau sesuatu yang berhubungan dengan perawatan hewan,” ujarnya.

Menjadi Asisten Dosen di Program Studi Paramedik Veteriner: Belajar Sambil Berbagi
Di semester terakhirnya, Anya mendapat kesempatan menjadi asisten dosen untuk mata kuliah Kesehatan Terestrial di program studi Paramedik Veteriner, yang mencakup tiga bidang utama yaitu unggas, ruminansia (domba dan sapi), serta satwa liar.

Meski pada awalnya lebih tertarik dengan laboratorium klinik, Anya tetap membuka diri untuk belajar di berbagai bidang. “Aku senang mencari pengalaman baru. Kalau hanya berdiam di zona nyaman, aku nggak akan mendapatkan ilmu lain,” ungkapnya.

Ia menganggap ini sebagai batu loncatan untuk memahami dunia kerja dan meningkatkan kemampuannya dalam berbagi ilmu. “Belajar tanpa berbagi itu seperti ilmu yang tidak diterapkan. Makanya saya ingin membagikan pengalaman saya ke adik tingkat,” katanya.

Selama menjadi asisten dosen, ia aktif membimbing mahasiswa dalam berbagai proyek, salah satunya pemeliharaan ayam broiler mulai dari tahap DOC (Day Old Chick) hingga panen.

“Dimulai dari memeliharanya, persiapan kandangnya, cara persiapan bakal panennya seperti apa. Jadi menurut aku salah satu proyek yang banyak banget untuk dipelajari dan kebetulan karena ayam broiler kan dia cepat ya pemeliharaannya, jadi nggak butuh waktu berbulan-bulan melainkan dia hanya sebulan saja.” ungkapnya.

Metode dan Filosofi Mengajar: Saling Belajar
Sebagai asisten dosen, Anya memiliki filosofi bahwa pengajaran adalah proses dua arah. Ia tidak hanya berbagi ilmu dengan mahasiswa, tetapi juga belajar dari mereka. “Saya selalu menempatkan diri sejajar dengan mahasiswa. Tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah, karena pada dasarnya kita semua sama-sama belajar,” ungkapnya.

Ia percaya bahwa pengalaman mahasiswa dalam praktik lapangan dapat memberikan perspektif baru yang juga bisa ia pelajari. Oleh karena itu, diskusi menjadi bagian penting dalam metode mengajarnya. “Ketika ada yang bingung soal unggas misalnya, saya nggak langsung kasih jawabannya. Saya ajak mereka berpikir dan menemukan solusi bersama” tambahnya.

Eksplorasi dan Penelitian di Progam Studi Paramedik Veteriner
Anya tidak hanya aktif di perkuliahan, tetapi juga pernah terlibat dalam penelitian dosen tentang suplemen kesehatan hewan kesayangan berbasis kolostrum domba yang diolah menjadi kapsul suplemen untuk meningkatkan imun kucing dan anjing.

Selain itu, ia juga mengikuti magang di PT. Sutan Vet Medika, di mana ia terlibat dalam Research and Development untuk uji obat hewan yang berfokus pada pengujian obat sebelum dipasarkan.

“Di Research and Develompent, kita memastikan obat benar-benar berfungsi dengan baik sebelum bisa digunakan di lapangan,” jelasnya.

Selain penelitian dan magang, Anya juga kerap ikut serta dalam kegiatan di Program Studi Paramedik Veteriner salah satunya vaksinasi rabies massal yang melibatkan dokter hewan, paramedik, dan dinas terkait. Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara dokter hewan, paramedik veteriner, dan dinas kesehatan, yang dilakukan setiap tahun.

“Saya sering ikut vaksinasi rabies massal karena butuh banyak volunteer. Jadi seru banget!” katanya.

Tantangan Selama Menjadi Asisten Dosen di Program Studi Paramedik Veteriner
Saat ini program Paramedik Veteriner sudah mengalami peralihan dari D3 ke D4, yang membawa perubahan dalam metode pembelajaran.

Tantangan yang dirasakan Anya adalah beradaptasi dan menyesuaikan dengan mata kuliah dan metode pembelajarannya. Kemudian, Tantangan lainnya adalah sistem blok yang diterapkan pada mahasiswa baru.

“Kalau angkatan saya dulu lebih jelas alurnya dari awal sampai akhir. Sekarang, sistemnya berubah jadi sistem blok, jadi banyak mahasiswa yang bingung dan sering bertanya,” ungkapnya.

Namun, ia melihat ini sebagai tantangan sekaligus kesempatan untuk lebih banyak berinteraksi dengan mahasiswa. “Seru sih, jadi banyak diskusi. Mahasiswa jadi lebih aktif bertanya, dan saya bisa berbagi pengalaman lebih banyak,” katanya.

Masa Depan dan Harapan
Setelah satu bulan menjadi asisten dosen, Anya mulai mempertimbangkan kemungkinan menjadi dosen di masa depan. Namun, ia merasa masih perlu banyak belajar sebelum mengambil keputusan tersebut.

“Setelah menjalani ini, kepikiran juga sih, jadi dosen itu menarik. Tapi masih banyak hal yang harus saya pelajari.” tuturnya.

Pesan untuk Mahasiswa dan Calon Program Studi Paramedik Veteriner
Bagi Anya, dunia kesehatan hewan bukan hanya tentang teori, tetapi juga praktik, eksplorasi, dan berbagi ilmu. Ia berpesan kepada mahasiswa yang tertarik pada program studi Paramedik Veteriner ini.

“Boleh kepoin aja instagram @pvt.ipbofficial karena instagramnya sangat aktif guys, Jadi untuk kegiatan kegiatan kita Paramedik Veteriner selalu ter-update di instagram itu dan kalau memang suka hewan, nggak usah berpikir panjang. Langsung aja daftar!” katanya sambil tersenyum.

Untuk mahasiswa yang saat ini tengah menjalani perkuliahan di program studi Paramedik Veteriner, ia menekankan pentingnya kedisiplinan dan keaktifan dalam belajar.

“Jangan lupa belajar! Kalau malas, nanti malah susah sendiri. Terus banyakin nanya kalau nggak ngerti. Pokoknya aktif, jangan suka bolos!” pesannya dengan semangat.***

Azhar Ramadhani, Mahasiswa Sekolah Vokasi IPB Komunikasi Digital dan Media

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here