Saturday, 19 April 2025
HomeBeritaProfil Dr. Abung Supama Wijaya, Dosen Masa Kini yang Membangun Branding di...

Profil Dr. Abung Supama Wijaya, Dosen Masa Kini yang Membangun Branding di Media Sosial

Bogordaily.net

“Saya merasa jadi dosen membuat saya lebih punya kendali atas hidup saya. Saya bisa bekerja sekeras mungkin atau seminimal mungkin, sesuai dengan ritme saya sendiri.” – Dr. Abung Supama Wijaya

Dosen biasanya dikenal dengan gaya pengajaran formal dan kaku. Namun, Dr. Abung Supama Wijaya, S.I.Kom., M.Si membuktikan bahwa dunia pendidikan bisa lebih fleksibel, dinamis, dan erat berkaitan dengan perkembangan digital. Lewat Instagram, ia tak hanya membagikan ilmu, tetapi juga merangkul mahasiswa dengan cara yang lebih fun dan relevan dengan masa kini. Saat ditanya apakah menjadi dosen adalah cita-citanya sejak kecil, Abung hanya tertawa. “Dulu saya nggak punya visi yang jelas. Saya jalan aja, tanpa tahu akhirnya bakal ke mana.” Ia baru benar-benar menemukan kecintaannya pada dunia komunikasi saat kuliah.

Ia menempuh pendidikan D3 Komunikasi di Sekolah Vokasi IPB (2005-2008), lalu melanjutkan S1 di Universitas Sebelas Maret (2008-2010), dan meraih gelar S2 serta S3 dalam bidang Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan di IPB. Semasa kuliah, Abung bukan tipe mahasiswa yang hanya fokus di kelas. Ia aktif di berbagai organisasi, mulai dari BEM Sekolah Vokasi hingga tim futsal. Namun, satu hal yang paling disukainya adalah dunia editing. “Saya bisa duduk berjam-jam ngedit tanpa sadar waktu, bisa sampai benar-benar lupa waktu dan sampai seharian nggak tidur,” kenangnya.

Sebelum menjadi dosen, Abung mencoba berbagai profesi. Ia pernah menjadi penyiar di Mars FM, radio berbasis Islam di Bogor, meski sering dibully karena salah menyebut nama. “Bayangin, penyiar Islami tapi sering salah ucap. Yaudah, saya anggap aja bagian dari proses belajar,” ujarnya santai. Ia juga sempat bekerja sebagai marketing di koran lokal dan menjadi penyiar di Ria FM Solo. Di Solo, dunia media semakin menarik minatnya. Namun, sebuah ajakan dari teman membuatnya kembali ke Bogor. “Awalnya saya pikir ini hanya sementara, tapi ternyata saya menemukan passion saya di sini,” ujarnya.

Sebagai dosen, Abung mengajarkan berbagai mata kuliah seperti Jurnalistik, Penulisan Kreatif, Fotografi Digital, Produksi Film dan Video, serta Editing Audio Visual. Ia juga aktif dalam penelitian dan memiliki fokus khusus pada Cyber Extension, konsep yang berhubungan dengan penyebaran informasi digital dalam konteks komunikasi pembangunan.

Salah satu proyek yang paling berkesan baginya adalah pembuatan film dokumenter tentang partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa. Dalam proyek ini, ia melatih anak-anak remaja di desa untuk membuat film yang menyampaikan pesan-pesan yang ingin mereka sampaikan. “Tidak semua orang bisa berbicara dengan lancar, tapi mereka bisa menyampaikan sesuatu lewat visual,” jelasnya.

Kebanyakan dosen mungkin memilih tidak aktif menggunakan sosial media, tapi tidak dengan Abung. Baginya, Instagram bukan hanya tempat berbagi momen, tapi juga alat untuk membangun personal branding dan yang lebih penting, menyimpan jejak hidupnya. Ia sering menerima tawaran mengajar karena orang melihat hasil karyanya di Instagram. Namun, alasan pribadinya lebih dari sekedar branding. “Saya lahir di tahun 1987 dan hanya punya satu foto saat bayi. Itulah kenapa saya ingin menyimpan semua kenangan hidup saya secara digital,” katanya.

Dalam menjalani kehidupannya, Abung memegang prinsip bahwa everyday is a competition. Ia selalu berusaha lebih cepat dan lebih unggul dibandingkan orang lain. Namun, ia juga memahami pentingnya mengetahui kapan harus menyerang dan kapan harus bertahan dalam persaingan.  Sebagai dosen, Abung selalu menekankan kepada mahasiswanya untuk mengeksplorasi banyak hal selama masa muda, bahkan jika itu berarti membuat kesalahan. “Setelah lulus, hidup itu jauh lebih menakutkan dan penuh penyesalan. Jadi, selama masih mahasiswa, habiskan waktu dengan mencoba banyak hal sampai gak punya waktu untuk menyesal,” pesannya.

Salah satu kebiasaannya yang unik adalah kegemarannya belanja online, terutama untuk membeli berbagai AI tools. “Saya sering beli AI dan belanja online di e-commerce yang kemudian saya sesali, tapi dari situ saya belajar dari penyesalan,” katanya sambil tertawa. Dengan perjalanan yang penuh warna, Dr. Abung Supama Wijaya terus menjadi sosok inspiratif di dunia komunikasi digital dan pendidikan, membuktikan bahwa menjadi dosen tidak harus kaku dan inovasi bisa datang dari mana saja.***

 

Kania Syifa Maulida J0401231136

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here