Saturday, 19 April 2025
HomeBeritaRemaja Curhat, Orang Tua Cemas? Ini Cara Jitu Jembatani Perbedaan!

Remaja Curhat, Orang Tua Cemas? Ini Cara Jitu Jembatani Perbedaan!

Bogordaily.net – Perkembangan teknologi dan perubahan sosial yang pesat telah membawa dampak signifikan pada kehidupan remaja masa kini. Remaja di Indonesia menghadapi berbagai tantangan yang mempengaruhi kesehatan mental mereka.

Data dari Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) tahun 2022 menunjukkan bahwa 1 dari 3 remaja (34,9%) atau setara dengan 15,5 juta remaja Indonesia mengalami masalah kesehatan mental dalam 12 bulan terakhir. Namun, hanya 2,6% dari mereka yang pernah mengakses layanan dukungan atau konseling untuk masalah emosi dan perilaku dalam periode yang sama. (kemenpppa.go.id)

Salah satu faktor penting yang mempengaruhi kesehatan mental remaja adalah kualitas komunikasi antara orang tua dan anak.

Komunikasi yang efektif dalam keluarga dapat menjadi faktor protektif terhadap gangguan mental emosional pada remaja. Penelitian menunjukkan bahwa peran dan pola komunikasi keluarga memiliki hubungan yang signifikan dengan kesehatan mental emosional remaja. (ejurnalmalahayati.ac.id)

Namun, perbedaan generasi antara orang tua dan remaja seringkali menimbulkan kesenjangan komunikasi.

Orang tua yang tumbuh dalam era sebelum digital mungkin memiliki gaya komunikasi yang berbeda dengan remaja yang hidup di era digital.

Perbedaan ini dapat menyebabkan kesalahpahaman dan konflik yang berdampak negatif pada kesehatan mental remaja.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menyesuaikan gaya komunikasi mereka agar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi remaja saat ini.

Penyesuaian gaya komunikasi oleh orang tua tidak hanya membantu mencegah masalah kesehatan mental pada remaja, tetapi juga memperkuat hubungan antara orang tua dan anak.

Dengan komunikasi yang efektif, remaja merasa didengar, dihargai, dan didukung, yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan psikologis mereka.

Perbedaan Gaya Komunikasi Antar Generasi

Generasi orang tua saat ini umumnya tumbuh dalam lingkungan dengan teknologi yang lebih sederhana dan norma sosial yang berbeda. Sebaliknya, remaja masa kini hidup di era digital dengan akses informasi yang luas dan cepat.

Perbedaan ini seringkali menyebabkan perbedaan dalam cara berkomunikasi dan memahami informasi. Orang tua mungkin cenderung menggunakan pendekatan komunikasi yang formal dan langsung, sementara remaja lebih akrab dengan komunikasi yang cepat dan informal melalui media digital.

Dampak Gaya Komunikasi terhadap Kesehatan Mental Remaja

Gaya komunikasi yang tidak sesuai dapat menyebabkan remaja merasa tidak dipahami atau bahkan diabaikan oleh orang tua mereka. Hal ini dapat menimbulkan perasaan kesepian, stres, dan menurunkan kepercayaan diri.

Sebaliknya, komunikasi yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan remaja dapat meningkatkan kesejahteraan mental mereka. Menurut penelitian yang dipublikasikan di jurnal Caring of Family, pola komunikasi yang baik dalam keluarga merupakan faktor protektif dalam kesehatan jiwa remaja.

“Komunikasi yang efektif dalam keluarga adalah fondasi dari kesehatan mental remaja. Ketika remaja merasa didengar dan dipahami, mereka membangun kepercayaan diri dan ketahanan emosional yang penting,” ujar Dr. John Gottman, seorang psikolog klinis yang terkenal dengan penelitiannya tentang hubungan keluarga.

Strategi Penyesuaian Gaya Komunikasi Orang Tua

Orang tua perlu memberikan perhatian penuh saat remaja berbicara, menunjukkan empati, dan memahami perasaan mereka tanpa menghakimi. Hal ini membantu remaja merasa dihargai dan didukung. Memahami istilah dan ekspresi yang digunakan oleh remaja dapat membantu orang tua berkomunikasi lebih efektif.

Menghindari penggunaan bahasa yang menghakimi atau merendahkan juga penting untuk menjaga hubungan yang positif. Untuk mendukung kesehatan mental remaja, orang tua perlu menyesuaikan gaya komunikasi mereka dengan beberapa strategi efektif.

“Mendengarkan dengan empati berarti benar-benar hadir untuk anak Anda, mencoba memahami dunia mereka, dan merespons dengan penuh kasih sayang,” kata Dr. Laura Markham, seorang psikolog perkembangan dan penulis buku-buku parenting.

Pertama, mendengarkan dengan empati sangat penting; orang tua sebaiknya memberikan perhatian penuh saat anak berbicara, menunjukkan kepedulian terhadap apa yang dianggap penting oleh anak, dan memahami perasaan mereka tanpa menghakimi.

Hal ini membantu membangun hubungan yang kuat dan saling percaya antara orang tua dan remaja.

Memahami istilah dan ekspresi yang digunakan oleh anak dapat memudahkan komunikasi dan menghindari kesalahpahaman.

Selain itu, menghindari penggunaan bahasa yang menghakimi atau merendahkan sangat penting untuk menjaga hubungan yang positif. Membangun keterbukaan dan kepercayaan juga merupakan strategi kunci.

Orang tua sebaiknya menciptakan lingkungan yang aman dan terbuka untuk diskusi, sehingga anak merasa nyaman berbagi perasaan dan pengalaman mereka. Dengan demikian, remaja akan merasa dihargai dan didukung, yang berdampak positif pada kesehatan mental mereka.

Terakhir, memanfaatkan teknologi dengan bijak dapat membantu menjembatani kesenjangan komunikasi antara orang tua dan remaja.

Menggunakan platform komunikasi yang familiar bagi anak, seperti pesan teks atau media sosial, dapat memfasilitasi interaksi yang lebih efektif.

Namun, penting bagi orang tua untuk menetapkan batasan yang sehat dalam penggunaan teknologi agar tidak mengganggu aspek lain dari kehidupan anak.

Tantangan dalam Penyesuaian Gaya Komunikasi

Meskipun penyesuaian gaya komunikasi penting, orang tua mungkin menghadapi tantangan seperti perbedaan nilai dan norma, serta resistensi terhadap perubahan. Namun, dengan kesadaran dan usaha yang konsisten, hambatan ini dapat diatasi demi kesejahteraan remaja.

Menyesuaikan gaya komunikasi orang tua dengan kebutuhan remaja merupakan langkah krusial dalam mendukung kesehatan mental mereka.

Komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak tidak hanya memperkuat ikatan emosional, tetapi juga berfungsi sebagai mekanisme protektif terhadap berbagai masalah psikologis yang mungkin dihadapi remaja.

Dengan memahami dan menerapkan strategi komunikasi yang sesuai, orang tua dapat menciptakan lingkungan yang mendukung bagi perkembangan mental dan emosional anak mereka.

Oleh karena itu, adaptasi dalam pola komunikasi keluarga menjadi esensial untuk memastikan kesejahteraan remaja di tengah tantangan perkembangan zaman.***

 

Ratih Eka Noviyana                                                                                                        Mahasiswi Komunikasi Digital dan Media IPB University

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here