Bogordaily.net – Ketika matahari mulai bergerak ke arah barat untuk meredup, saya berjalan pelan menyusuri jalanan yang tak pernah ada sepinya, Jalan Surya Kencana. Sebuah jalan yang lekat dengan nilai sejarah dan budaya serta hiruk pikuk yang terjadi di dalamnya. Sore itu matahari sedang bersinar indah seperti biasanya, seakan membuat nuansa menjadi lebih berbahagia untuk menikmati setiap sudut yang ada di Jalan tersebut.
Surya Kencana, langkah pertama saya di jalan ini tentunya langsung disambut oleh para pedangan kaki lima dengan segala macam aneka jajanan dan makanan yang tentunya membuat perut mulai bergejolak. Ada toge goreng dengan aroma kuat tauco yang menggoda, soto kuning dengan uap asap yang mengepul harum di udara, asinan bogor yang segar serta martabak dengan olesan margarin dan taburan gula yang sangat menggiurkan lidah.
Kuliner yang terpampang di Jalan Surya Kencana tidak hanya menjual rasa belaka, melainkan terdapat kisah dan warisan kuliner yang sudah terjadi dari generasi ke generasi. Beberapa kios makanan di Jalan Surya Kencana telah berdiri selama puluhan tahun, di wariskan dari tangan ke tangan namun tetap menjaga keaslian rasa sehingga tetap menjadi pilihan dari masa ke masa.
Selain kuliner legendaris, Jalan Surya Kencana juga dipenuhi oleh tempat berkumpulnya para anak muda yang ingin menghabiskan waktu bersama teman dan sahabatnya. Kedai kopi modern mulai berdampingan dengan hal-hal sederhana. Menciptakan perpaduan antara tradisi dan gaya masa kini. Saya melihat di suatu kedai kopi, beberapa kelompok tengah asik bercengkrama dengan sesama sambil ditemani kopi susu gula aren sehingga menciptakan suasana gembira. Tidak jarang ketawa mereka pecah menghiasi waktu sore di akhir pekan yang pastinya sangat menyenangkan.
Lalu di sepanjang trotoar jalan, tampak sepasang anak muda berjalan sambil bergandengan tangan. Mereka berjalan perlahan menikmati suasana senja yang membuat semakin hangat. Sambil berjalan tak sesekali mereka berhenti menoleh sebentar ke kios yang menawarkan barang ataupun makanan. Setelah jalan, mereka pun duduk sambil memakan martabak manis dengan toping kacang coklat. Mereka tertawa kecil menikmati setiap moment di sore itu. Ramainya Jalan Surya Kencana menjadi saksi bagi momen-momen kecil yang telah mereka ciptakan saat itu.
Di sisi lain, terdapat sekelompok anak muda dengan kamera analog di tanganya, mencari sudut-sudut fotogenik yang tersimpan dibalik arsitektur klasik di bangunan tua yang ada di Jalan Surya Kencana. Salah satu dari mereka mangatur untuk mencari sudut terbaik, lalu terdenger suara jepretan kamera yang menangkap moment bersama. Hasilnya bukan hanya sebatas foto, melainkan terdapat juga cerita yang mungkin akan diceritakan di masa yang akan datang.
Selain moment-moment yang tercipta, hiruk pikuk yang terjadi di Jalan Surya Kencana juga menarik. Lalu lalang kendaraan dan pejalan kaki mencipatakan harmoninya sendiri. Suara klakson kendaraan terdengar berpadu dengan suara perbicangan akrab warga setempat di warung kopi sederhana. Julukan “Road of Never Sleeping” tersebut tentunya menjadi bukti betapa sibuknya Jalan Surya Kencana.
Saat senja mulai semakin turun, lampu-lampu yang ada pun mulai menyala. Sudut mata seketika terfokus pada lampu lampion yang mulai terang benderang, menggantung indah di atas jalan. Warna merah dan emas dari lampion-lampion tersebut menciptakan suasana yang identik dari jalanan ini.
Tidak dapat dipungkiri kawasan Jalan Surya Kencana memang melekat dengan budaya dan adat Tionghoa. Bangunan-bangunan dengan arsitektur gaya tionghoa masih berdiri dengan kokoh menghiasi Jalan Surya Kencana. Vihara Dhanagun atau Hok Tek Bio menjadi bukti nyata bagaimana kebudayaan tersebut masih tetap lestari di tengah arus perkembangan modernisasi.
Namun disamping itu, Kawasan Surya kencana juga bukan sekedar kebudayaan Tionghoa, keberadaan masjid dan gereja melengkapi betapa indahnya kehidupan damai yang tercipta di Surya Kencana. Suara adzan yang menggema dari masjid, lonceng gereja yang berdentang di waktu tertentu, serta warga yang dengan damai beribadah sesuai keyakinannya masing-masing, menciptakan harmoni yang begitu mempesona.
Jalan Surya Kencana bukan sekadar jalur biasa, tetapi cerminan kehidupan kota yang terus bergerak. Ia adalah tempat di mana masa lalu dan masa kini bertemu, di mana tradisi dan modernitas saling bersanding. Sore itu, saya tidak hanya berjalan menyusuri jalan ini, tetapi juga menyusuri kisah yang hidup di dalamnya. Sebuah pengalaman yang sederhana, tetapi begitu kaya akan makna.***
Muhammad Haqqi, Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media Sekolah Vokasi IPB