Monday, 31 March 2025
HomeBeritaSeberapa Penting Kesehatan Mental Tantangan Digital?

Seberapa Penting Kesehatan Mental Tantangan Digital?

Bogordaily.net – Komunikasi merupakan proses berbagi makna dalam bentuk pesan komunikasi antara pelaku komunikasi (Hariyanto, D. 2021). Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas manusia, baik dalam lingkup personal, sosial, maupun profesional. Seiring dengan perkembangan teknologi, cara manusia berkomunikasi telah mengalami perubahan signifikan.

Jika dahulu komunikasi lebih banyak terjadi secara langsung melalui interaksi tatap muka, kini komunikasi telah meluas ke berbagai platform digital. Penggunaan media sosial menghubungkan individu dari berbagai latar belakang tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.

Media sosial, sebagai salah satu bentuk utama komunikasi digital, memiliki dampak yang sangat luas dalam hampir semua aspek kehidupan. Keberadaannya telah membuka peluang baru dalam berbagi informasi.

Dalam kehidupan sehari-hari, media sosial juga memungkinkan individu untuk tetap terhubung dengan keluarga dan teman, mendapatkan informasi terkini, hingga berpartisipasi dalam berbagai komunitas yang sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka.

Selain itu, media sosial juga berperan penting dalam edukasi, termasuk dalam isu-isu kesehatan mental, di mana platform digital sering digunakan untuk meningkatkan kesadaran dan menyediakan dukungan bagi mereka yang membutuhkan.

Namun, dibalik manfaatnya yang besar, media sosial juga membawa tantangan tersendiri yang dapat berdampak signifikan terhadap kesehatan mental individu. Meskipun tidak secara langsung merusak, efek negatifnya dapat cukup mengganggu dan menghambat kehidupan seseorang, baik secara emosional, sosial, maupun psikologis.

Kesehatan Mental
Kesehatan mental merujuk pada kondisi emosional, kejiwaan, dan psikologis seseorang. Aspek ini memiliki peran krusial dalam kesejahteraan secara keseluruhan karena memengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, dan bertindak.

Ketika kesehatan mental terjaga, seseorang lebih mampu mengelola stres, membangun hubungan yang harmonis, serta mengambil keputusan yang tepat dalam hidup.

Sebaliknya, gangguan kesehatan mental yang tidak ditangani dapat berdampak negatif pada kualitas hidup, termasuk menurunnya produktivitas dan interaksi sosial.

Oleh karena itu, menjaga kesehatan mental sangat penting untuk mencegah berbagai gangguan psikologis seperti depresi dan kecemasan.

Keterkaitan Digitalisasi dengan Kesehatan Mental
Melalui platform digital, penyebaran informasi menjadi sangat cepat. Salah satu masalah utama yang muncul adalah penyebaran informasi yang tidak akurat atau hoaks, yang dapat memengaruhi persepsi publik terhadap individu yang dan menciptakan kesalahpahaman.

Ketika hoaks tertuju kepada salah satu individu, maka individu tersebut bisa menjadi korban atas kesalahpahaman yang terjadi dan membuat individu tersebut stress.

Selain itu, contoh lain ada anggapan bahwa depresi hanya disebabkan oleh kurangnya ibadah atau bahwa gangguan kecemasan bisa diatasi dengan sekadar “berpikir positif” sering kali membuat individu merasa diabaikan dan enggan mencari bantuan profesional.

Akibatnya, mereka yang seharusnya mendapatkan perawatan yang tepat justru memilih untuk diam, merasa malu, atau bahkan semakin terpuruk dalam kondisinya.

Selain itu, media sosial telah menjadi sumber tekanan sosial yang semakin meningkat, terutama dengan adanya budaya pencitraan dan ekspektasi yang tidak realistis. Banyak individu merasa harus menyesuaikan diri dengan standar kecantikan, kesuksesan, atau gaya hidup yang sering kali muncul di dunia maya.

Hal ini dapat menyebabkan perasaan rendah diri, kecemasan sosial, serta menurunnya kepercayaan diri, terutama di kalangan remaja dan anak muda yang lebih rentan terhadap perbandingan sosial.

Fenomena fear of missing out (FOMO) juga semakin marak, di mana seseorang merasa tertinggal atau tidak cukup baik ketika melihat kehidupan orang lain yang tampak lebih menarik di media sosial.

Jika tidak dikelola dengan baik, tekanan ini dapat berujung pada stres, depresi, bahkan gangguan makan atau gangguan citra tubuh.

Di sisi lain, cyberbullying atau perundungan daring menjadi ancaman serius yang dapat berdampak buruk pada kesehatan mental individu, terutama anak-anak dan remaja. Pelecehan verbal dan komentar negatif dapat menyebabkan trauma psikologis, perasaan tidak berharga, serta meningkatkan risiko gangguan kecemasan dan depresi.

Banyak korban cyberbullying mengalami penurunan kualitas hidup, menarik diri dari lingkungan sosial, dan dalam kasus yang lebih ekstrem, mengalami keinginan untuk menyakiti diri sendiri atau bahkan bunuh diri.

Ketergantungan berlebihan terhadap media sosial juga menjadi tantangan besar, di mana banyak orang menghabiskan waktu berjam-jam dalam dunia maya hingga mengorbankan interaksi sosial yang nyata.

Hal ini dapat mengurangi manajemen waktu, adanya perasaan kesepian, serta mengganggu pola tidur, yang pada akhirnya berdampak negatif pada kesehatan mental secara keseluruhan.

Selain dampak psikologis, privasi dan keamanan data menjadi isu yang tidak bisa diabaikan.

Banyak individu yang tanpa sadar membagikan informasi pribadi mereka di media sosial, yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk kepentingan yang merugikan, seperti pencurian identitas, pemerasan, atau eksploitasi digital.

Ketidakamanan ini sering kali menimbulkan kecemasan dan ketakutan, terutama bagi mereka yang pernah mengalami pengalaman buruk di dunia maya.

Penanganan
Penting bagi setiap individu untuk dapat menggunakan media sosial dengan bijak, serta melindungi kesehatan mental mereka dari dampak negatif yang mungkin timbul di media sosial, seperti:

1. Membatasi penggunaan gadget
Penting untuk membatasi batas waktu penggunaan gadget, seperti menggunakan fitur pengingat waktu layar atau menerapkan aturan tertentu pada diri sendiri, misalnya tidak menggunakan media sosial sebelum tidur atau saat makan bersama keluarga. Dengan demikian, keseimbangan antara dunia digital dan kehidupan nyata tetap terjaga.

2. Memilih informasi dengan bijak
Media sosial dipenuhi dengan berbagai informasi yang belum tentu benar dengan kenyataannya. Oleh karena itu, pengguna harus lebih selektif menyaring berita atau konten yang dikonsumsi. Sikap kritis dalam memilih informasi dapat membantu menjaga pikiran agar tetap sehat dan tidak mudah dipengaruhi hal-hal yang tidak bermanfaat.

3. Mengelola media sosial dengan bijak                                                                     Gunakan media sosial sebagai alat yang positif untuk meningkatkan wawasan, membangun relasi yang sehat, serta mengembangkan potensi diri. Selain itu, mengikuti akun-akun yang memberikan inspirasi, motivasi, atau edukasi dapat menjadi cara untuk menjadikan media sosial sebagai ruang yang lebih bermanfaat untuk kebaikan diri. Dengan mengelola media sosial dengan baik, individu dapat mendapatkan manfaat media sosial tanpa mengorbankan kesehatan mental mereka.***

Nasywa Athaya Fakhira
Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here