Tuesday, 18 March 2025
HomeBeritaSehari di Kota Lama Semarang: Solo Traveler, Bangunan Tua, dan Cerita Masa...

Sehari di Kota Lama Semarang: Solo Traveler, Bangunan Tua, dan Cerita Masa Lalu

Bogordaily.net – Kota lama semarang dikenal sebagai salah satu destinasi pilihan yang patut untuk diperhatikan. Mungkin mayoritas dari masyarakat mengetahui Kota Wisata yang berada di Jakarta Kota. Kota Lama Semarang cocok menjadi alternatif liburan bagi kalian yang mempunyai waktu cukup panjang, letaknya yang berada di Jawa Tengah akan membuat banyak orang merasakan pengalaman baru, terlebih lagi jika kalian bertempat tinggal di luar Jawa Tengah.

Solo traveling yang Saya jalani tidak semata-mata hanya ingin menggunakan waktu libur, sedikit informasi, Saya melakukan perjalanan ke Semarang di tengah-tengah pekerjaan saya.

Kala itu, Saya merasa terlalu lelah atau anak generasi Z sekarang lebih sering menyebutnya dengan kata burn out. Lalu Saya mulai berpikir untuk mencari tempat yang dapat melepaskan kelelahan Saya sejenak. Akhirnya Saya memutuskan untuk pergi ke Kota Semarang. Letaknya yang jauh dari tempat tinggal Saya, membuat Saya merasakan sensasi baru yang menyenangkan, terlebih lagi ketika segala preparasi dan juga perjalanan hanya dinikmati oleh diri Saya sendiri.

Perjalanan Menuju Semarang

Perjalanan dimulai ketika Saya membeli tiket pada pukul 23.55 menuju Semarang Tawang. Sialnya, Saya tidak mendapatkan ekonomi premium, melainkan kursi tegak yang harus saya terima selama 6 (enam) jam perjalanan.

Awalnya, Saya merasa sangat takut terlebih lagi ekonomi biasa setiap kursinya selalu berhadapan antara satu sama lain, maka dari itu selain dari tegaknya badan Saya, Saya juga harus dapat beradaptasi dengan orang asing di depan saya. Kala itu waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam.

Saya pun tiba di stasiun Bekasi, suasana tetap ramai dengan hiruk piruk orang-orang yang sedang mempersiapkan keberangkatan mereka. Awalnya Saya sempat ragu dan juga merasa aneh karena harus berpergian sendiri.

Namun ketika Saya sudah melewati boarding pass itu, Saya tiba-tiba merasa lebih percaya diri, karena akhirnya Saya dapat menikmati waktu sendiri tanpa memikirkan pekerjaan apapun.

Pintu kereta terbuka, untungnya tas yang Saya bawa tidak terlalu berat karena memang Saya hanya mempersiapkan untuk pergi liburan hanya beberapa hari saja, tidak terlalu lama.

Dengan berani Saya menginjakkan kaki di kereta, awalnya badan Saya sempat merinding ketika melihat banyak orang sudah berada di posisi mereka masing-masing yaitu saling berhadapan. Setelah memeriksa beberapa kali nomor kursi yang tertera di tiket, diri ini pun berhasil untuk duduk.

Tas Saya taruh di bagasi kereta yang terletak di atas kepala agar tidak menyusahkan dan ini adalah kesialan pertama yang saya alami, seluruh orang di tempat kursi tersebut adalah laki-laki. Untungnya, Saya berada di posisi ujung yang dekat dengan hall kereta.

Tak lama setelah Saya mendudukkan diri di kursi kereta, kereta pun mulai berjalan. Di 1 (satu) jam pertama, Saya tidak terlalu merasa kesusahan, terlebih lagi Saya merasa dapat tidur di perjalanan dan ketika sudah bangun matahari pun sudah terbit.

Tetapi ketika jam berikutnya mulai terus bergulir, tiba-tiba Saya merasakan perasaan yang campur aduk. AC kereta yang sangat dingin membuat badan Saya menggigil, padahal Saya sudah mengenakkan hoodie yang cukup tebal.

Kedinginan tersebut diperburuk oleh keadaan badan Saya yang mulai merasa kesakitan karena terus duduk tegak dalam waktu lama. Beragam posisi sudah mulai Saya coba untuk membuat diri Saya lebih nyaman, namun nihil, kursi tersebut memang sangat tidak nyaman.

Dengan terpaksa, Saya menghadap ke-depan sembari melirik sekitar, banyak orang yang sudah tidur. Lalu di keadaan seperti itu, Saya mulai berpikir apakah saya satu-satunya orang yang tak pernah melakukan perjalanan di tempat kursi ini sebelumnya?

Waktu pun berlalu dengan cepat. Fajar yang mulai menyingsing membuat Saya merasa sangat lega, karena akhirnya badan saya tidak akan terasa sakit lagi. Ketika kereta sudah berhenti di stasiun Semarang Tawang, Saya segera bergegas untuk keluar dan menghirup segarnya udara Kota Semarang.

Impresi yang diberikan oleh Kota Semarang saat itu ialah sebuah perasaan yang unik. Faktor dari keberadaan Saya yang hanya seorang diri, pergi ke Provinsi yang sangat tidak familiar, membuat Saya tertegun dan juga sangat senang.

Selama perjalanan menelusuri Kota Semarang, Saya melihat pemandangan yang sangat indah, jalanan di Kota Semarang tidak terlalu ramai seperti Kota besar di Jakarta ataupun kota-kota lainnya di Jawa Barat.

Hal tersebut membuat Saya dapat merasakan desiran angin yang menyapu diri Saya, meskipun banyak sekali stigma masyarakat yang menyebut Kota Semarang itu sangat panas. Tetapi Saya bersyukur dapat datang ke kota ini di pagi hari.

Pagi di Kota Lama: Menelusuri Jejak Sejarah

Setelah merapihkan diri di tempat penginapan, Saya pun bergegas menuju destinasi utama saya yakni adalah Kota Lama. Sebenarnya, Saya tidak banyak mendengar mengenai destinasi wisata ini sebelumnya, Saya pikir juga wisata ini hampir mirip dengan yang ada di Jakarta maupun Bandung.

Tetapi ketika saya sudah menginjakkan kaki di Kota lama Semarang, semuanya nampak berbeda. Karena Saya menilai bahwa keasrian yang dimiliki oleh Kota lama Semarang sangatlah berbeda dengan destinasi wisata lainnya.

Di sepanjang jalan, masih terdapat banyak sekali gedung-gedung khas Eropa yang belum tersentuh modernisasi, Saya juga dapat menelusuri beberapa jalan yang nampak sepi, namun hal tersebut tidak mengurangi experience yang saya rasakan.

Hampir seluruh bangunan nampak megah dan juga terawatt dengan baik. Orang-orang yang ada disitu juga menampilkan senyuman terbaik mereka, Saya merasa senang sekali. Salah satu ikon yang bisa dicari untuk dapat diabadikan adalah Gereja Blenduk dan kawasan sekitar Jalan Letjen Suprapto.

Mengunjungi Galeri Seni: Napak Tilas Kreativitas 

Setelah menelusuri jejak sejarah, Saya Kembali menemukan tempat yang menarik perhatian, yakni adalah sebuah galeri seni yang cukup terkenal di Kota Lama Semarang.

Dengan hanya membayar 10.000 Saya sudah dapat masuk ke dalam pameran galeri tersebut. Cukup terkejut karena seni yang disajikan terlihat modern dan juga unik.

Setiap lukisan memiliki pesona nya sendiri, membuat mata saya Kembali takjub ketika menelusuri satu persatu lukisan yang disajikan.

Setelah mengabadikan momen dengan cukup lama, hal yang unik dari pameran galeri tersebut adalah mereka mempunyai lahan yang cukup luas di samping dan digunakan sebagai café.

Saya pun tertarik dan memasuki café tersebut, ternyata tidak hanya minuman yang disajikan, namun ada beberapa dessert pilihan yang dapat menarik minat.

Setelah berdialog diri dengan cukup lama, Saya pun memutuskan untuk membeli milkbun, matcha, dan juga cheesecake dengan total sejumlah kurang lebih 100.000 rupiah.

Meskipun cukup mahal, menurut Saya, Anda akan merasa cukup worth it ketika duduk di kursi yang disediakan, dikarenakan Anda juga akan melihat mural besar yang terpampang di tembok café bagian luar, menambah estetika dari café ini sendiri.

Berburu Barang Antik

Setelah berdiam diri cukup lama dan menyantap dengan lezat dessert yang diberikan, saya memutuskan untuk keluar dari café dan Kembali menelusuri kota lama semarang.

Saya merasa cukup terkejut ketika mengetahui bahwa terdapat pasar barang antik yang cukup besar. Minat Saya yang cukup tinggi mendorong Saya untuk memasuki pasar barang antik tersebut.

Di sepanjang jalan akan terlihat beberapa pedagang yang menawarkan dagangan mereka. Keragaman barang yang diperjual belikan sangat meningkatkan rasa penasaran Saya untuk melihat secara lebih detail.

Terlebih lagi barang antic tersebut nampak dirawat dengan sangat baik, meskipun mereka adalah barang-barang lama, Anda tidak akan menemukan kerusakan yang signifikan secara kualitas.

Berburu Oleh-Oleh di Toko Trendy

Setelah menelusuri cukup lama, Saya memutuskan untuk berpindah tempat ke tempat oleh-oleh yang ada di Kota Lama. Terlihat barang yang disajikan sangat berbeda dengan pasar antik yang Saya datangi sebelumnya, karena barang-barang ini lebih trendy dan juga memiliki estetika yang disukai oleh generasi z.

Mayoritas barang yang diperjualbelikan adalah seperti handmade, ataupun barang yang memiliki ciri khas Kota Semarang. Tentu hal ini akan mendorong industri kreatif untuk memberdayakan para UMKM khususnya di bidang ekonomi kreatif. Harga yang dijual pun tidak terlalu mahal, Anda tidak harus merogoh kocek lebih ketika ingin membeli barang bagus disini.

Sebagai seorang solo traveling, Saya merasa Kota Lama Semarang dapat dijadikan sebagai pilihan wisata yang menarik, selain dari keamanan bagi kalian khususnya Wanita yang berpergian sendiri, Kota Lama Semarang juga dapat memberikan experience seru yang menarik meskipun Anda tidak membawa teman.***

 

Anggia Leksa Putri

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here