Thursday, 24 April 2025
HomeBeritaSemakin Menjauh, Semakin Didekatkan: Perjalanan Luvy Dellarosa Menjadi Dosen

Semakin Menjauh, Semakin Didekatkan: Perjalanan Luvy Dellarosa Menjadi Dosen

Bogordaily.net – Luvy Dellarosa, atau yang biasa dikenal dengan Della, tidak pernah menyangka bahwa dunia pendidikan akan menjadi rumahnya. Sejak awal, ia selalu membayangkan dirinya sebagai pribadi tangguh yang akan bekerja lapangan di industri tambang. Namun, semakin ia mencoba untuk menjauh, semakin kuat dunia pendidikan menariknya kembali. Perjalanan panjang Della penuh dengan dilema, tangis, sekaligus support dari para mentor yang menjadi inspirasi dan membawanya pada tujuan yang baru, yaitu “menjadi dosen bukan hanya tentang mengajar, tetapi memberikan value yang impactful dan bagian dari pengabdian yang besar”

Della mengawali pendidikannya di Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan jurusan Teknik Lingkungan. Della yang datang dari kota kecil di Kediri, harus beradaptasi di perantauan sekaligus di lingkungan pendidikan ITB yang sangat ketat dan kompetitif. Semester pertama diawali dengan Tahap Persiapan Bersama (TPB), yang mengharuskan Della mempelajari berbagai mata kuliah dasar, seperti kimia dasar, kalkulus, fisika dasar, dan lainnya. Pada prosesnya, ia mendapatkan nilai yang tidak sesuai harapan dan membuatnya sempat berpikir untuk berpindah jurusan dengan mengikuti SBMPTN lagi di tahun depan. Namun, dorongan dari keluarga membuat Della tetap bertahan pada langkahnya. Di semester ketiga, ia mulai memahami peran teknik lingkungan dalam kehidupan nyata dan mendorong ketertarikannya di bidang persampahan. Ketertarikan ini membuatnya semakin gigih belajar dan mulai mendalami lebih banyak mengenai pengelolaan lingkungan, khususnya di bidang persampahan.

Setelah menyelesaikan studi sarjananya di Teknik Lingkungan ITB, Della yang awalnya berencana menjadi seorang praktisi justru mengalami perubahan arah ketika seorang dosen muda, Bu Marsel menawarkan kesempatan untuk menjadi asisten dosen. Pada awalnya, Luvy Dellarosa, merasa ragu karena bukan mahasiswa terbaik dan kurang percaya diri dengan kemampuannya. Namun, Bu Marsel meyakinkannya bahwa menjadi dosen bukan tentang menjadi yang paling pintar, melainkan tentang menjadi seorang long life learner yang mau belajar terus-menerus. Seiring waktu, ia mulai menikmati interaksi dengan mahasiswa lain, menjelaskan konsep, dan membantu mereka memahami materi. Meskipun begitu, ia masih memiliki keinginan untuk menjadi praktisi. Namun setelah enam bulan ke sana ke mari, ia merasa lebih cocok menjadi akademisi. Di saat yang sama, Prof. Enri melihat sesuatu dalam dirinya yang belum ia sadari sendiri. Beliau mengatakan bahwa Della memiliki potensi besar sebagai akademisi, karena ia memiliki kepribadian yang detail, prosedur, sistematis, serta logis. Perkataan beliau membuat Della mulai melihat dirinya dari sudut pandang yang berbeda dan mulai menyadari bahwa mungkin jalannya memang bukan sebagai praktisi, melainkan sebagai akademisi. Hal tersebut memantapkan Della kembali ke ITB untuk melanjutkan studi magister di jurusan yang sama, yaitu Teknik Lingkungan.

Selama menjadi asisten dosen dan berkuliah magister, Della banyak belajar dan menyerap value dari dosen – dosen seniornya. Salah satunya adalah Pak Benno. Inspirasi terbesar Della datang dari sosok Pak Benno, seorang dosen yang tidak hanya mengajar, tetapi juga merawat mahasiswa-mahasiswa yang kesulitan. Ia melihat bagaimana Pak Benno dan keluarganya menyediakan tempat tinggal bagi mahasiswa yang terlambat lulus, serta membimbing mereka secara akademik maupun personal. Bahkan, ketika ada mahasiswa yang menghilang karena tekanan akademik, Pak Benno dan istrinya akan menjemput mereka satu per satu. Melihat bagaimana Pak Benno dan keluarganya mendukung dan membantu mahasiswa yang kesulitan, Della termotivasi untuk menjadi dosen yang tak hanya mengajar, tetapi juga memiliki keluarga supportif untuk bersama-sama membantu mahasiswa menyelesaikan studinya.

Setelah melewati badai yang besar, atas izin Allah, Della berhasil menggapai mimpinya menjadi dosen. Sebelum bergabung menjadi dosen Teknik dan Manajemen Lingkungan Sekolah Vokasi IPB University, ia sempat mengajar di ITENAS. Setiap tempat mengajarkan hal baru baginya, terutama dalam memahami perbedaan budaya dan kebiasaan di berbagai institusi.

Pada akhirnya, Luvy Dellarosa, menyadari bahwa segala hal yang ia alami—dilema karir, kegagalan, dan inspirasi dari para dosennya, mengarahkan dirinya kembali ke satu titik, yaitu dunia pendidikan. Ia percaya bahwa terkadang jalan yang kita hindari justru adalah jalan terbaik untuk kita. Salah satu yang menjadi pegangan baginya adalah At Taubah ayat 41 “Berangkatlah kamu baik dengan rasa ringan maupun dengan rasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah”. Dengan tekad yang semakin kuat, ia melangkah ke depan, siap mengabdikan diri untuk pendidikan dan generasi yang akan datang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here