Monday, 31 March 2025
HomeTravellingSerupa Tapi Tak Sama: Perjalanan Paling Berkesan Saat Mengunjungi Purwokerto Pada Tahun...

Serupa Tapi Tak Sama: Perjalanan Paling Berkesan Saat Mengunjungi Purwokerto Pada Tahun 2018 dan 2024

Bogordaily.net – Pulang kampung selalu menjadi momen istimewa bagi saya. Namun, keadaan yang tidak selalu memungkinkan membuat saya jarang bisa mengunjungi kota ini. Ada dua perjalanan yang begitu berkesan bagi saya, yaitu saat mengunjungi Purwokerto di tahun 2018 dan kembali lagi pada tahun 2024 setelah sekian lama tidak pulang, terutama akibat pandemi COVID-19.

Banyak yang berubah dalam enam tahun. Kota ini berkembang pesat, banyak tempat baru bermunculan, tetapi ada juga tempat-tempat lama yang kini sudah tidak ada lagi. Perjalanan ini bukan sekadar pulang kampung, tetapi juga menjadi pembanding dan kenangan yang saya miliki dengan wajah baru Purwokerto yang kini semakin maju.

Perjalanan dimulai pada Tahun 2018, yaitu pertama kalinya saya bisa benar-benar menikmati perjalanan di Purwokerto dalam waktu yang cukup lama. Saat itu, perjalanan saya diisi dengan eksplorasi tempat-tempat ikonik di kota ini.

Salah satu tempat pertama yang saya kunjungi adalah Alun-Alun Purwokerto. Saat itu, tempat ini masih ramai seperti biasanya, dengan warga yang bersantai di taman, anak-anak bermain, dan pedagang kaki lima yang menjual berbagai makanan khas.

Saya juga mampir ke Masjid Agung Baitussalam yang berdiri megah di sisi alun-alun. Dari alun-alun, saya melanjutkan perjalanan ke Menara Pandang Teratai karena lokasinya cukup dekat. Dari atas menara, saya bisa melihat panorama kota Purwokerto.

Jalan-jalan utama kota terlihat jelas, dengan kendaraan yang lalu lalang di bawah. Tidak kalah menarik Taman Roger adalah Salah satu tempat yang paling berkesan juga bagi saya di tahun 2018.

Ini adalah taman rekreasi yang cukup populer di Purwokerto saat itu, dengan wahana permainan sederhana, taman hijau, dan tempat duduk yang nyaman untuk bersantai.

Perjalanan saya di tahun 2018 ditutup dengan mengunjungi Baturraden, kawasan wisata alam di kaki Gunung Slamet. Saya menikmati air hangat di Pancuran Pitu, yakni berendam di air belerang berwarna coklat yang konon memiliki khasiat.

Setelah lebih dari enam tahun, akhirnya saya kembali ke Purwokerto di tahun 2024. Perjalanan kali ini terasa begitu spesial karena saya akhirnya bisa melihat bagaimana kota ini berkembang setelah bertahun-tahun tidak sempat pulang.

Saya kembali ke Baturraden dan langsung menyadari perbedaan besar. Infrastruktur kini lebih tertata, dengan lebih banyak fasilitas wisata yang tersedia. Pancuran Pitu masih tetap sama, tetapi kini lebih ramai oleh wisatawan.

Ada banyak tempat makan dan kafe baru di sekitar kawasan ini, yang membuat suasana semakin hidup. Dari Baturraden, saya memutuskan untuk mengunjungi Sungai Serayu dengan teman saya, yang dulu tidak sempat saya eksplorasi.

Sungai ini sangat ikonik dengan aliran airnya yang jernih dan pemandangan hijau di sekitarnya. Selain kembali melihat Alun-Alun Purwokerto, saya juga mengunjungi Alun-Alun Banyumas.

Tempat ini masih mempertahankan nuansa tradisionalnya, berbeda dengan Alun-Alun Purwokerto yang lebih modern. Namun setelah mengunjungi berbagai tempat, saya teringat akan Taman Roger.

Saya penasaran, apakah tempat itu masih ada? Namun, saat saya mencari lokasinya, saya mendapati bahwa taman tersebut sudah tutup.

Rasanya ada sedikit kesedihan ketika mengetahui bahwa tempat yang dulu begitu berkesan bagi saya kini hanya tinggal kenangan. Dan saya mengakhiri perjalanan di tahun 2024 ini dengan mengunjungi Rita Supermall, pusat perbelanjaan terbesar di Purwokerto.

Tempat ini kini lebih ramai dibandingkan enam tahun lalu, dengan lebih banyak toko dan restoran baru. Saya mengunjungi bioskop CGV lalu setelah itu duduk-duduk santai di sebuah kafe, melihat lalu lalang pengunjung, dan menyadari betapa banyak perubahan yang telah terjadi di kota ini.

Perjalanan ke Purwokerto tahun 2024 ini benar-benar menjadi pengalaman yang berkesan. Saya tidak hanya bisa kembali ke tempat-tempat yang dulu saya kunjungi, tetapi juga melihat bagaimana kota ini berkembang dalam enam tahun terakhir.

Dari Baturraden yang semakin modern, Sungai Serayu yang menenangkan, Alun-Alun Banyumas yang masih mempertahankan tradisinya, hingga Rita Supermall yang menjadi simbol perkembangan kota, semuanya membentuk cerita perjalanan yang tidak akan saya lupakan.

Namun, di balik semua perubahan ini, ada juga tempat-tempat yang hilang, seperti Taman Roger, yang kini hanya tinggal dalam ingatan. Saya menyadari bahwa waktu akan terus berjalan, dan kota-kota pun akan terus berubah, Perjalanan berkesan mengunjungi Purwokerto.

Bukan tidak mungkin beberapa tahun kedepan Purwokerto akan menjadi kota metropolitan yang bisa menyaingi beberapa kota besar lainnya.***

Mohamad Arr Syal Raya, Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media Sekolah Vokasi IPB

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here