Monday, 14 July 2025
HomeOpiniTanggul Jebol, Perumahan Pantai Mutiara Pluit Banjir

Tanggul Jebol, Perumahan Pantai Mutiara Pluit Banjir

Oleh: Mezayya Puspita Maharani Komunikasi Digital dan Media

Banjir rob yang melanda Perumahan Pantai Mutiara, Pluit, pada 3 Juni 2016 kembali  mengingatkan kita akan pentingnya infrastruktur penahan air yang kuat dan kesiapsiagaan  dalam menghadapi fenomena alam. Kejadian ini diakibatkan oleh jebolnya tanggul pantai  akibat kombinasi faktor alam, seperti pasang laut dan hujan deras, serta kemungkinan adanya  erosi di dasar tanggul.

Dalam peristiwa ini, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan, namun genangan air dengan  ketinggian 30 hingga 100 cm di beberapa blok perumahan tentu menyebabkan kerugian  materi yang tidak sedikit.

Respons cepat dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana  (BNPB), BPBD DKI Jakarta, serta berbagai instansi terkait patut diapresiasi. Dengan upaya  bersama, tanggul darurat berhasil dibangun dalam waktu yang relatif singkat, sehingga  kondisi mulai kembali normal.

Namun, kejadian ini harus menjadi bahan evaluasi lebih lanjut, terutama dalam hal ketahanan  infrastruktur penahan air di wilayah pesisir. Jakarta, sebagai kota dengan elevasi rendah dan  berhadapan langsung dengan laut, memang sangat rentan terhadap banjir rob. Oleh karena  itu, perencanaan dan pemeliharaan tanggul menjadi aspek yang tidak bisa diabaikan.

Sebagai sisi dari warga yang melihat kejadian ini dari perspektif yang lebih dekat, saya  merasa cukup heran bagaimana sebuah perumahan tergolong elite seperti Pantai Mutiara bisa  mengalami jebolnya tanggul.

Dengan harga properti yang tergolong mahal dan eksklusif,  seharusnya sistem pertahanan terhadap banjir di kawasan ini lebih diperhatikan. Hal ini  menimbulkan pertanyaan besar, apakah infrastruktur yang ada sudah benar-benar sesuai  standar?

Bagaimana pengawasan dan pemeliharaannya selama ini? Kejadian ini menegaskan  bahwa status elite sebuah kawasan tidak menjamin keamanannya dari bencana jika  pengelolaan infrastrukturnya tidak dilakukan dengan baik.

Tentu, kita tidak bisa serta-merta menyalahkan pihak yang membangun tanggul tersebut.  Konstruksi tanggul pada dasarnya sudah mempertimbangkan faktor teknis dan lingkungan,  namun alam sering kali memberikan tantangan yang sulit diprediksi.

Apalagi, perubahan  iklim juga memperburuk kondisi dengan meningkatkan frekuensi dan intensitas cuaca  ekstrem. Oleh karena itu, pendekatan yang lebih proaktif diperlukan dalam pengelolaan  infrastruktur pesisir.

Solusi Jangka Panjang Evaluasi dan Teknologi Modern

Salah satu langkah yang bisa dipertimbangkan adalah evaluasi berkala terhadap kondisi  tanggul di seluruh wilayah pesisir Jakarta. Pemerintah daerah, bersama dengan pakar teknik  sipil dan lingkungan, dapat melakukan inspeksi rutin untuk memastikan kondisi tanggul tetap  aman. Selain itu, penggunaan material yang lebih tahan terhadap erosi serta penerapan  teknologi modern dalam pembangunan tanggul bisa menjadi solusi jangka panjang.

Selain itu, aliran pembuangan air juga menjadi faktor penting. Jika saluran air di sekitar  tanggul tidak berfungsi dengan baik, maka air yang seharusnya bisa mengalir keluar bisa  terjebak dan memperparah kondisi banjir.

Oleh karena itu, selain memperbaiki tanggul,  pemerintah dan pengelola kawasan juga perlu memastikan bahwa saluran pembuangan air di  sekitar perumahan berfungsi dengan baik.

Di sisi lain, kesiapsiagaan masyarakat juga menjadi faktor penting dalam menghadapi  kemungkinan bencana serupa. Sosialisasi mengenai tanda-tanda kerusakan tanggul serta  prosedur evakuasi harus terus dilakukan, terutama bagi warga yang tinggal di daerah rawan  rob.

Pemanfaatan sistem peringatan dini juga perlu diperkuat agar masyarakat dapat bersiap  lebih cepat ketika ada potensi bencana. Selain itu, kerja sama antara masyarakat dan  pemerintah dalam menjaga dan melaporkan kondisi infrastruktur penahan air juga sangat  diperlukan.

Mewujudkan Sistem Perlindungan Pesisir yang Lebih Baik

Kejadian jebolnya tanggul di Pantai Mutiara seharusnya menjadi pelajaran bagi kita semua,  bahwa pengelolaan wilayah pesisir harus dilakukan dengan pendekatan yang menyeluruh.

Infrastruktur yang kuat, respons cepat dari pemerintah, serta kesiapsiagaan masyarakat adalah  kunci dalam meminimalisir dampak dari bencana serupa di masa mendatang. Dengan  langkah-langkah ini, kita dapat lebih siap menghadapi tantangan lingkungan dan menjaga  keamanan serta kenyamanan masyarakat pesisir.

Hanya dengan sinergi antara pemerintah,  masyarakat, dan para ahli, kita dapat mewujudkan sistem perlindungan pesisir yang lebih  baik dan berkelanjutan untuk masa depan.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here