Oleh: Mezayya Puspita Maharani Komunikasi Digital dan Media
Banjir rob yang melanda Perumahan Pantai Mutiara, Pluit, pada 3 Juni 2016 kembali mengingatkan kita akan pentingnya infrastruktur penahan air yang kuat dan kesiapsiagaan dalam menghadapi fenomena alam. Kejadian ini diakibatkan oleh jebolnya tanggul pantai akibat kombinasi faktor alam, seperti pasang laut dan hujan deras, serta kemungkinan adanya erosi di dasar tanggul.
Dalam peristiwa ini, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan, namun genangan air dengan ketinggian 30 hingga 100 cm di beberapa blok perumahan tentu menyebabkan kerugian materi yang tidak sedikit.
Respons cepat dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), BPBD DKI Jakarta, serta berbagai instansi terkait patut diapresiasi. Dengan upaya bersama, tanggul darurat berhasil dibangun dalam waktu yang relatif singkat, sehingga kondisi mulai kembali normal.
Namun, kejadian ini harus menjadi bahan evaluasi lebih lanjut, terutama dalam hal ketahanan infrastruktur penahan air di wilayah pesisir. Jakarta, sebagai kota dengan elevasi rendah dan berhadapan langsung dengan laut, memang sangat rentan terhadap banjir rob. Oleh karena itu, perencanaan dan pemeliharaan tanggul menjadi aspek yang tidak bisa diabaikan.
Sebagai sisi dari warga yang melihat kejadian ini dari perspektif yang lebih dekat, saya merasa cukup heran bagaimana sebuah perumahan tergolong elite seperti Pantai Mutiara bisa mengalami jebolnya tanggul.
Dengan harga properti yang tergolong mahal dan eksklusif, seharusnya sistem pertahanan terhadap banjir di kawasan ini lebih diperhatikan. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar, apakah infrastruktur yang ada sudah benar-benar sesuai standar?
Bagaimana pengawasan dan pemeliharaannya selama ini? Kejadian ini menegaskan bahwa status elite sebuah kawasan tidak menjamin keamanannya dari bencana jika pengelolaan infrastrukturnya tidak dilakukan dengan baik.
Tentu, kita tidak bisa serta-merta menyalahkan pihak yang membangun tanggul tersebut. Konstruksi tanggul pada dasarnya sudah mempertimbangkan faktor teknis dan lingkungan, namun alam sering kali memberikan tantangan yang sulit diprediksi.
Apalagi, perubahan iklim juga memperburuk kondisi dengan meningkatkan frekuensi dan intensitas cuaca ekstrem. Oleh karena itu, pendekatan yang lebih proaktif diperlukan dalam pengelolaan infrastruktur pesisir.
Solusi Jangka Panjang Evaluasi dan Teknologi Modern
Salah satu langkah yang bisa dipertimbangkan adalah evaluasi berkala terhadap kondisi tanggul di seluruh wilayah pesisir Jakarta. Pemerintah daerah, bersama dengan pakar teknik sipil dan lingkungan, dapat melakukan inspeksi rutin untuk memastikan kondisi tanggul tetap aman. Selain itu, penggunaan material yang lebih tahan terhadap erosi serta penerapan teknologi modern dalam pembangunan tanggul bisa menjadi solusi jangka panjang.
Selain itu, aliran pembuangan air juga menjadi faktor penting. Jika saluran air di sekitar tanggul tidak berfungsi dengan baik, maka air yang seharusnya bisa mengalir keluar bisa terjebak dan memperparah kondisi banjir.
Oleh karena itu, selain memperbaiki tanggul, pemerintah dan pengelola kawasan juga perlu memastikan bahwa saluran pembuangan air di sekitar perumahan berfungsi dengan baik.
Di sisi lain, kesiapsiagaan masyarakat juga menjadi faktor penting dalam menghadapi kemungkinan bencana serupa. Sosialisasi mengenai tanda-tanda kerusakan tanggul serta prosedur evakuasi harus terus dilakukan, terutama bagi warga yang tinggal di daerah rawan rob.
Pemanfaatan sistem peringatan dini juga perlu diperkuat agar masyarakat dapat bersiap lebih cepat ketika ada potensi bencana. Selain itu, kerja sama antara masyarakat dan pemerintah dalam menjaga dan melaporkan kondisi infrastruktur penahan air juga sangat diperlukan.
Mewujudkan Sistem Perlindungan Pesisir yang Lebih Baik
Kejadian jebolnya tanggul di Pantai Mutiara seharusnya menjadi pelajaran bagi kita semua, bahwa pengelolaan wilayah pesisir harus dilakukan dengan pendekatan yang menyeluruh.
Infrastruktur yang kuat, respons cepat dari pemerintah, serta kesiapsiagaan masyarakat adalah kunci dalam meminimalisir dampak dari bencana serupa di masa mendatang. Dengan langkah-langkah ini, kita dapat lebih siap menghadapi tantangan lingkungan dan menjaga keamanan serta kenyamanan masyarakat pesisir.
Hanya dengan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan para ahli, kita dapat mewujudkan sistem perlindungan pesisir yang lebih baik dan berkelanjutan untuk masa depan.***