Oleh: Ergie Ramadhan – Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB
Baru-baru ini, muncul pernyataan Pemerintah Provinsi DKI mengenai wacana pembukaan ruang terbuka hijau (RTH) selama 24 jam sebagai bagian dari upaya menjadikan Jakarta sebagai kota yang lebih ramah lingkungan dan inklusif. Salah satu taman yang menarik perhatian dalam kebijakan ini adalah Tebet Eco Park, yang telah menjadi destinasi favorit masyarakat sejak diperbaharui. Namun, apakah Tebet Eco Park siap menjadi model ideal untuk kebijakan taman 24 jam di Jakarta?
Manfaat Pembukaan Taman 24 Jam
Membuka Tebet Eco Park selama 24 jam memberikan berbagai manfaat bagi masyarakat. Pertama, kebijakan ini memberi kesempatan lebih luas bagi warga untuk menikmati ruang terbuka hijau serta fasilitas di dalamnya, terutama bagi mereka yang memiliki jadwal kerja padat di siang hari. Dengan operasional yang lebih fleksibel, masyarakat dapat menggunakan taman untuk berolahraga, bersantai, atau sekadar mencari udara segar kapan saja.
Selain itu, keberadaan taman yang bisa diakses kapan saja dapat mengurangi kepadatan di waktu-waktu tertentu. Saat ini, Tebet Eco Park sering kali dipadati pengunjung pada akhir pekan atau sore hari. Jika taman dibuka 24 jam, masyarakat memiliki lebih banyak pilihan waktu untuk berkunjung, sehingga tekanan terhadap fasilitas taman dapat lebih merata.
Dari sisi lingkungan, kebijakan ini juga mendukung konsep kota berkelanjutan (sustainable city). Ruang terbuka hijau yang dapat diakses sepanjang hari dapat berfungsi sebagai paru-paru kota dan membantu mengurangi polusi udara. Selain itu, taman yang aktif sepanjang hari berpotensi meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya ruang hijau dalam kehidupan perkotaan.
Tantangan yang Harus Dihadapi
Disamping banyaknya manfaat yang didapat dari dibukanya ruang terbuka hijau 24 jam, tentunya ada beberapa tantangan yang harus diperhatikan. Salah satunya adalah keamanan dan ketertiban. Jam operasional yang terbatas dilakukan untuk mengurangi resiko kriminalitas. Maka dari itu, pemerintah wajib memastikan sistem keamanan yang ada pada ruang terbuka hijau efektif untuk menghindari kriminalitas yang terjadi. Hal itu dapat dilakukan seperti pemasangan CCTV dan pencahayaan yang memadai.
Selain itu, pemeliharaan fasilitas menjadi tantangan lain. Dengan meningkatnya waktu operasional penggunaan taman , fasilitas seperti tempat duduk, jogging track, dan area bermain anak bisa lebih cepat mengalami kerusakan. Oleh karena itu, diperlukan strategi pemeliharaan yang lebih intensif agar taman tetap nyaman dan aman bagi pengunjung.
Dari sisi sosial, ada juga kekhawatiran terkait potensi penyalahgunaan taman di malam hari. Tanpa pengawasan yang ketat, ruang terbuka hijau bisa dimanfaatkan untuk aktivitas yang kurang produktif, seperti nongkrong berlebihan tanpa tujuan jelas atau bahkan kegiatan ilegal.
Pemerintah perlu merancang regulasi yang jelas agar kebijakan ini tetap memberi manfaat positif bagi masyarakat. Pencahayaan yang cukup berguna untuk menghindari hal-hal serupa. Pengelola maupun orang yang bertugas untuk penjagaan taman akan lebih mudah mengawasi para pengunjung yang datang pada malam hari.
Sebagai salah satu taman yang sudah dikelola dengan baik, Tebet Eco Park memiliki potensi besar untuk menjadi model percontohan bagi kebijakan taman 24 jam di Jakarta. Dengan desain yang modern, fasilitas yang lengkap, serta konsep ramah lingkungan, taman ini bisa menjadi tolok ukur dalam penerapan kebijakan serupa di taman-taman lain.
Namun, agar kebijakan ini berhasil, beberapa langkah perlu diperhatikan, seperti peningkatan keamanan dengan menambah petugas patroli dan kamera pengawas, sistem manajemen kebersihan yang lebih baik agar taman tetap terawat, program edukasi dan komunitas yang melibatkan masyarakat untuk menjaga ruang hijau bersama-sama.
Pemerintah perlu memastikan bahwa konsep ini tidak hanya sekadar kebijakan, tetapi juga disertai dengan regulasi yang matang. Penyediaan pencahayaan yang cukup, sistem keamanan berbasis teknologi, serta keterlibatan masyarakat dalam menjaga ketertiban bisa menjadi solusi agar taman tetap nyaman diakses sepanjang waktu.
Jika wacana ini berhasil diimplementasikan dengan baik, Jakarta bisa menjadi contoh kota yang mengoptimalkan ruang hijau sebagai bagian dari gaya hidup masyarakatnya yang sehat dan berkelanjutan. Tebet Eco Park, dengan segala potensinya, dapat menjadi titik awal transformasi tersebut.