Bogordaily.net – Perkembangan teknologi digital yang semakin pesat, membuat semua kalangan harus menyesuaikan perkembangan saat ini, termasuk dalam penggunaan media sosial. Media sosial merupakan sumber informasi mengenai segala hal yang sedang terjadi. Sehingga, para manusia diharuskan untuk memiliki media sosial agar mengetahui informasi atau berita-berita terkini, dan juga sebagai bentuk mengikuti era saat ini.
Menurut (Nur Itihadah, Abubakar,2020) Media sosial merupakan media online yang memungkinkan pengguna untuk berpartisipasi, berbagi, dan membuat konten dengan mudah seperti blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia maya.
Kemajuan internet dan ponsel mendorong pesatnya perkembangan media sosial, yang kini menggantikan peran media massa dalam menyebarkan berita.
Selain perkembangan media sosial sebagai penyebaran informasi dan menyebarkan berita, media sosial juga berperan sebagai ladang penghasilan yang efektif bagi individu maupun bisnis.
Melalui platform TikTok, pengguna dapat memanfaatkan fitur untuk menghasilkan pendapatan dengan mempromosikan barang, jasa, hingga konten digital yang menarik perhatian audiens.
Menurut Suryaningsih (2020), media sosial merupakan komunitas online yang memungkinkan penggunanya untuk berinteraksi, berpartisipasi, dan bertukar informasi tanpa batasan ruang dan waktu.
Artinya, media sosial tidak hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai wadah untuk membangun jaringan dan membentuk komunitas global. Kata “media” sendiri berasal dari bahasa Latin “medium”, yang berarti perantara, mencerminkan fungsinya sebagai penghubung dalam komunikasi digital.
Salah satu media sosial yang sedang marak digunakkan oleh berbagai kalangan yakni media sosial TikTok.
TikTok merupakan media sosial yang digunakkan pengguna untuk membuat dan berbagi video berdurasi 15 detik – 10 menit, pada umumnya pengguna TikTok berinteraksi melalui komentar dari video yang dibagikan.
Media sosial ini dikenal sebagai tempat hiburan karena video-video pendek yang disajikan dapat menghibur masyarakat di berbagai kalangan.
Namun saat ini TikTok tidak hanya menjadi sarana hiburan semata, TikTok kini bertransformasi menjadi sumber penghasilan bagi banyak individu.
Perubahan ini tidak hanya mempengaruhi aspek ekonomi, tetapi juga membawa dampak signifikan pada pola komunikasi masyarakat.
TikTok sebagai Sumber Penghasilan
Seiring dengan meningkatnya popularitas, TikTok menawarkan berbagai peluang bagi penggunanya untuk menghasilkan pendapatan.Salah satu fitur yang dapat dimanfaatkan adalah live streaming, pengguna dapat berinteraksi langsung dengan audiens mereka secara real-time.
Selama sesi siaran langsung, penonton memiliki kesempatan untuk memberikan “gift” atau hadiah virtual kepada kreator yang mereka sukai sebagai bentuk apresiasi. Hadiah virtual ini tersedia dalam berbagai bentuk dan harga yang ditentukan berdasarkan nilai koin TikTok, yang dapat dibeli oleh pengguna dengan uang asli.
Setiap koin yang dikirimkan dalam bentuk hadiah kepada kreator nantinya dapat dikonversi kembali menjadi uang tunai setelah melalui proses tertentu, menjadikannya sebagai salah satu sumber pendapatan yang cukup menjanjikan bagi para kreator yang aktif di platform ini.
Selain itu, kreator konten yang berhasil membangun basis pengikut yang besar sering kali menarik perhatian merek untuk kerja sama dalam bentuk konten bersponsor. Strategi ini memungkinkan kreator untuk menghasilkan pendapatan konten mereka sambil mempromosikan produk atau layanan tertentu.
Selain fitur live streaming, TikTok juga memiliki fitur belanja yang dikenal sebagai TikTok Shop, sebuah platform jual beli secara daring yang memungkinkan pengguna untuk membeli dan menjual produk langsung di dalam aplikasi.
Dengan fitur ini, TikTok mampu bersaing dengan e-commerce besar seperti Shopee, Tokopedia, Lazada, dan Bukalapak, serta menarik lebih banyak pelaku usaha untuk bergabung dalam ekosistem digitalnya.
TikTok Shop mempermudah interaksi antara penjual dan pembeli melalui video promosi, sesi live streaming penjualan, serta kolaborasi dengan kreator konten yang berperan sebagai pengiklan produk.
Selain itu, TikTok menyediakan TikTok Affiliate, sebuah program pemasaran berbasis komisi yang memungkinkan kreator memperoleh keuntungan dari produk yang mereka promosikan.
Menurut CJ Affiliates, sebuah perusahaan pemasaran digital asal Amerika Serikat, pemasaran afiliasi mencakup tiga pihak utama, yaitu vendor (penjual), afiliasi (pemasar), dan pelanggan (konsumen), dengan sistem penjualan berbasis komisi di mana afiliasi mendapatkan persentase keuntungan dari setiap transaksi yang berhasil mereka lakukan.
Di TikTok, pemasaran afiliasi dilakukan dengan cara membayar kreator atau individu lain yang berhasil mengiklankan produk atau layanan milik suatu perusahaan atau organisasi.
Biasanya, para kreator menyisipkan ikon “keranjang kuning” dalam setiap konten yang mereka publikasikan, yang berfungsi sebagai tautan langsung bagi audiens untuk melihat detail produk dan melakukan pembelian tanpa meninggalkan aplikasi.
Sistem ini tidak hanya menguntungkan perusahaan dan penjual dengan promosi yang lebih luas, tetapi juga memberikan pendapatan tambahan bagi para kreator melalui komisi penjualan.
Dengan pertumbuhan pengguna yang terus meningkat, TikTok tidak hanya menjadi platform berbagi konten hiburan, tetapi juga berkembang menjadi salah satu pemain utama dalam industri e- commerce modern, menciptakan ekosistem perdagangan digital yang semakin inklusif dan mudah diakses oleh siapa saja.
Pengaruh Terhadap Pola Komunikasi Masyarakat
Perubahan ini secara signifikan mempengaruhi pola komunikasi masyarakat, terutama dalam cara mereka menyampaikan pesan, berinteraksi, dan mengonsumsi informasi.
TikTok telah menciptakan ekosistem komunikasi baru yang didasarkan pada konten visual yang cepat dan mudah dikonsumsi, berbeda dari bentuk komunikasi tradisional yang lebih formal dan panjang.
Konten-konten komersial yang diproduksi di platform ini cenderung menyesuaikan dengan tren viral, yang memungkinkan pesan lebih cepat diterima oleh audiens dalam skala luas.
Penggunaan efek visual yang menarik, musik latar yang dinamis, serta bahasa yang santai dan sering kali menggunakan slang atau istilah gaul menjadi karakteristik utama komunikasi di TikTok.
Gaya komunikasi yang singkat dan interaktif ini memungkinkan pesan tersampaikan dengan lebih cepat dan efektif, sekaligus menyesuaikan audiens yang memiliki rentang perhatian lebih pendek dibandingkan dengan media tradisional.
Format video pendek dengan narasi yang jelas dan kreatif semakin mendominasi, menunjukkan pergeseran preferensi komunikasi masyarakat di era digital yang semakin mengutamakan efisiensi dan daya tarik visual.
Selain itu, interaksi sosial di masyarakat mengalami perubahan signifikan dari komunikasi langsung ke ranah digital. Percakapan yang sebelumnya dilakukan secara tatap muka kini lebih sering berlangsung melalui komentar, atau fitur live chat di TikTok.
Keberadaan komunitas online yang terbentuk dari kesamaan minat, tren, atau topik tertentu semakin memperkuat pola komunikasi berbasis media sosial, di mana orang dapat saling berinteraksi tanpa harus bertemu secara fisik.
Selain itu, kecepatan informasi yang beredar melalui TikTok juga turut mempengaruhi pola komunikasi masyarakat, karena individu cenderung mendapatkan berita dan tren terbaru dari konten yang mereka konsumsi di platform ini.
Dengan semakin banyaknya individu yang menjadikan TikTok sebagai ladang penghasilan, masyarakat tidak hanya menjadi lebih aktif dalam memproduksi dan mengkonsumsi konten digital, tetapi juga dalam membangun personal branding serta interaksi yang berorientasi pada kepentingan komersial.
Hal ini menciptakan ekosistem baru dalam komunikasi digital, di mana informasi, tren, dan budaya populer berkembang dengan sangat cepat dan membentuk pola interaksi yang lebih fleksibel. TikTok tidak hanya berfungsi sebagai media hiburan, tetapi juga sebagai sarana komunikasi, pemasaran, dan ekonomi digital yang mengubah cara masyarakat dalam berinteraksi, bekerja, dan bertransaksi di era modern ini.***
Nasya Karina Nur’aziza