Oleh: Cintya | Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB
Seiring perkembangannya teknologi informasi, munculnya sosial media sebagai saluran atau platform digital yang menjadi pusat penyebaran informasi yang unggul bagi masyarakat Indonesia saat ini. Sosial media mempunyai dampak yang begitu besar dalam aspek kehidupan, dalam segi positif maupun negatif. Platform digital satu ini merupakan cerminan kecanggihan kemajuan teknologi informasi, sebab sosial media telah menjadi sarana utama dalam berkomunikasi, berbagi informasi, dan memperluas jaringan. Namun, di balik kemudahan tersebut, muncul berbagai permasalahan yang timbul akibat penyalahgunaan platform ini. Salah satunya adalah kasus viral penghinaan pegawai honorer oleh karyawan BUMN yang muncul beberapa waktu lalu.
Dalam unggahannya lewat video Tik-Tok, pegawai BUMN bernama Dwi Citra Weni alias Wenny Myzon, membuat konten berupa video point of view yaitu dengan mentertawakan para pegawai honorer yang menggunakan BPJS Kesehatan harus mengantri, sedangkan pegawai seperti dirinya dengan menunjukan border baju pada seragam kerja yang menunjukan identitas perusahaan ia bekerja yaitu PT.Timah, yang merupakan salah satu perusahaan milik negara dalam pertambangan BUMN dianggap pasien prioritas yang tidak perlu mengantri. Hal ini mengundang kegaduhan sebab netizen banyak menganggap bahwa konten yang dibuat oleh Wenny Myzon adalah konten yang menghina para pegawai honorer di Indonesia dengan bersikap sombong sebagai karyawan pegawai negeri. Konten ini dengan cepat tersebar luas dan membuat banyak netizen geram akan konten tersebut.
Pentingnya Etika Profesional di Dunia Maya
Kasus viral penghinaan pegawai honorer oleh karyawan BUMN, Wenny Myzon, melalui unggahan di sosial media mengingatkan kita akan pentingnya etika profesional di dunia maya. Bagi Wenny Myzon, mungkin konten yang ia buat bermaksud dengan konten yang bersifat humoris, namun video itu justru menimbulkan kontroversi yang besar dan merusak reputasinya sebagai seorang profesioanl. Sebagai pegawai sudah seharusnya kita memiliki etika professional dimanapun keberadaanya. Terutama karyawan perusahaan negara, yakni BUMN yang dianggap adalah perusahaan dengan citra professional yang tinggi.
Maka dari itu sudah seharusnya mereka menjadi contoh yang baik, bukan membuat suatu konten yang tampak seakan-akan merendahkan profesi lain. Sosial media memang memberikan kebebasan berekspresi bagi para penggunanya, namun hal itu dapat memiliki dampak besar dalam membentuk citra diri maupun perusahaan yang kita tunjukan pada sosial media pribadi. Setiap unggahan yang dibuat bisa mempengaruhi hubungan profesional dan reputasi.
Langkah Pencegahan Penggunaan Sosial Media yang Bijak di Lingkungan Kerja
Kasus viral ini menengaskan kembali pentingnya bagi perusahaan untuk menetapkan suatu aturan yang jelas terkait penggunaan sosial media bagi para pegawai mereka. Perusahaan perlu memiliki kebijakan yang tegas terkait kode etik bersosial media, yang memberikan panduan bagi karyawan untuk bertindak bijak dan profesional dalam setiap unggahan yang dilakukan. Kode etik ini harus disosialisasikan secara rutin kepada semua pegawai, terutama dalam konteks menjaga citra perusahaan dan menghormati sesama rekan kerja, baik di dalam maupun di luar perusahaan. Mengingat banyaknya kasus yang berpotensi merusak citra perusahaan akibat kelalaian pegawai dalam bersosial media, menjadi suatu hal yang perlu diperhatikan bagi setiap perusahaan. Bagi para pegawai, penting untuk selalu berhati-hati dalam setiap unggahan di sosial media. Sebagai representasi dari perusahaan, perilaku di dunia maya dapat berimbas langsung pada reputasi diri sendiri maupun perusahaan tempat mereka bekerja. Hal ini tidak hanya berlaku untuk konten yang dibuat terkait pekerjaan, tetapi juga konten pribadi yang dapat mempengaruhi pandangan publik terhadap perusahaan tempat mereka bekerja.
Sebagai individu, kita harus bijak dalam membedakan antara kehidupan pribadi dan profesional. Meskipun sosial media memberikan kebebasan untuk berekspresi, kita harus selalu ingat bahwa apa yang kita unggah di platform tersebut dapat bertahan lama dan mungkin akan dilihat oleh banyak orang, termasuk rekan kerja, atasan, klien, dan bahkan calon pemberi kerja di masa depan. Untuk itu, setiap pegawai perlu memahami bahwa tindakan mereka di dunia maya membawa konsekuensi terhadap reputasi diri sendiri maupun perusahaan. Meskipun kebebasan berekspresi adalah hak setiap individu, namun kebebasan ini harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab, terutama ketika kita berada di posisi yang mewakili suatu institusi atau perusahaan.
Kasus ini memberikan Pelajaran berharga bagi kita agar selalu menggunakan sosial media dengan bijak. Sosial media sangat memberikan banyak manfat bagi kita, tetapi kita juga harus menyadari dan menghindari apa saja hal negatif yang dapat ditimbulkan dalam bermain sosial media jika penggunanya tidak mempunyai etika yang baik. Oleh karena itu, sangat penting bagi para individu pekerja dalam menjaga etika nya dalam dunia maya. Buatlah reputasi diri yang baik tanpa adanya jejak digital yang buruk, kita tidak tau apa yang bisa terjadi akibat ketikan jari yang sering kita anggap sepele saat menyendiri. Tulisan ini dibuat agar netizen Indonesia juga dapat menyadari pentingnya menjaga etika yang baik dalam dunia maya untuk melindungi sikap profesionalisme diri kelak nanti.
Sebagai individu, kita harus bijak dalam membedakan antara kehidupan pribadi dan profesional. Meskipun sosial media memberikan kebebasan untuk berekspresi, kita harus selalu ingat bahwa apa yang kita unggah di platform tersebut dapat bertahan lama dan mungkin akan dilihat oleh banyak orang, termasuk rekan kerja, atasan, klien, dan bahkan calon pemberi kerja di masa depan. Untuk itu, setiap pegawai perlu memahami bahwa tindakan mereka di dunia maya membawa konsekuensi terhadap reputasi diri sendiri maupun perusahaan. Meskipun kebebasan berekspresi adalah hak setiap individu, namun kebebasan ini harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab, terutama ketika kita berada di posisi yang mewakili suatu institusi atau perusahaan.
Kasus ini memberikan Pelajaran berharga bagi kita agar selalu menggunakan sosial media dengan bijak. Sosial media sangat memberikan banyak manfat bagi kita, tetapi kita juga harus menyadari dan menghindari apa saja hal negatif yang dapat ditimbulkan dalam bermain sosial media jika penggunanya tidak mempunyai etika yang baik. Oleh karena itu, sangat penting bagi para individu pekerja dalam menjaga etika nya dalam dunia maya. Buatlah reputasi diri yang baik tanpa adanya jejak digital yang buruk, kita tidak tau apa yang bisa terjadi akibat ketikan jari yang sering kita anggap sepele saat menyendiri. Tulisan ini dibuat agar netizen Indonesia juga dapat menyadari pentingnya menjaga etika yang baik dalam dunia maya untuk melindungi sikap profesionalisme diri kelak nanti.
baik tanpa adanya jejak digital yang buruk, kita tidak tau apa yang bisa terjadi akibat ketikan jari yang sering kita anggap sepele saat menyendiri. Tulisan ini dibuat agar netizen Indonesia juga dapat menyadari pentingnya menjaga etika yang baik dalam dunia maya untuk melindungi sikap profesionalisme diri kelak nanti.***