Bogordaily.net – Di tengah kesibukannya sebagai dosen, Widya Hasian Situmeang, SKPm, MSi, tetap konsisten menjalankan dedikasinya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan serta berkontribusi bagi masyarakat. Bagi sebagian orang, dunia akademik mungkin hanya tentang mengajar di dalam kelas, tetapi bagi Widya, perannya sebagai dosen memiliki makna yang lebih luas.
“Saya suka meneliti, mendampingi masyarakat, dan berbagi ilmu dengan mahasiswa. Dunia akademik memungkinkan saya melakukan semuanya sekaligus,” ujarnya saat diwawancarai.
Namun, perjalanannya menuju dunia pendidikan tinggi tidak terjadi begitu saja. Ada banyak pengalaman dan tantangan yang membentuknya hingga akhirnya memutuskan untuk berkarier sebagai akademisi di Sekolah Vokasi IPB.
Dari Dunia Akademik ke Pengabdian Masyarakat
Memulai perjalanannya di dunia akademik dengan menempuh studi di Program Studi Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (SKPM), Fakultas Ekologi Manusia, IPB. Ia lulus dengan predikat cumlaude dan berhasil mendapatkan beasiswa dari Tanoto Foundation sejak menempuh pendidikan S1 disemester 3.
Ketertarikannya terhadap pengembangan masyarakat semakin mendalam saat ia terlibat dalam berbagai penelitian di Pusat Studi Pembangunan Pedesaan (PSP3) IPB. Tidak hanya itu, ia juga aktif sebagai aktivis di Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP), sebuah organisasi yang bergerak dalam isu pangan lokal dan kesejahteraan petani.
“Kegiatan di NGO dan penelitian membuat saya melihat langsung permasalahan di lapangan. Saya belajar bahwa teori yang dipelajari di kampus harus bisa diimplementasikan untuk membantu masyarakat,” katanya.
Pengalaman tersebut akhirnya membawanya melanjutkan pendidikan ke jenjang magister di bidang Sosiologi Pedesaan di IPB.
Mengabdi Sebagai Akademisi dan Peneliti
Tahun 2021, Widya resmi menjadi dosen tetap di Sekolah Vokasi IPB, tepatnya di Program Studi Teknologi Produksi dan Pengembangan Masyarakat Pertanian (PPP). Baginya, ini adalah kesempatan besar untuk menghubungkan ilmu yang ia pelajari dengan praktik di lapangan.
Selain mengajar, ia juga aktif melakukan penelitian dan terlibat dalam berbagai program sertifikasi kompetensi di IPB. Saat ini, ia menjabat sebagai Ketua Bidang Mutu di Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSP) Vokasi IPB.
Beberapa penelitian yang digelutinya berkaitan dengan sosiologi pedesaan, komunitas pesisir dan petani, pangan lokal, serta kajian gender. Minatnya dalam bidang tersebut membawanya meraih hibah penelitian dan kesempatan untuk mengikuti pelatihan di Glasgow, Skotlandia, tentang tata kelola pendidikan vokasi.
Menghadapi Tantangan dalam Perjalanan Karir
Menjadi dosen tentu bukan tanpa hambatan. Salah satu tantangan terbesar bagi Widya adalah menyeimbangkan Tri Dharma Perguruan Tinggi: pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
“Ketiganya sangat menarik bagi saya, tetapi dalam praktiknya, perlu manajemen waktu dan energi yang baik,” ungkapnya.
Namun, bagi Widya, tantangan bukanlah alasan untuk menyerah. Justru, semakin banyak rintangan yang dihadapi, semakin besar semangatnya untuk terus belajar dan berkembang.
“Saya menemukan passion saya di sini. Saya suka mengajar dan meneliti. Justru tantangan membuat saya semakin yakin bahwa ini adalah jalan yang ingin saya tempuh,” tambahnya.
Harapan dan Visi ke Depan
Sebagai akademisi, Widya berharap dapat terus berkontribusi dalam penelitian yang berdampak bagi masyarakat, khususnya di bidang sosiologi pedesaan dan pembangunan masyarakat. Ia juga ingin terus mendukung mahasiswa untuk berkembang dan menemukan potensi terbaik mereka.
“Dunia akademik bukan hanya tentang gelar dan penelitian, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa membuat ilmu itu bermanfaat untuk orang banyak,” tutupnya.
Prinsip yang selalu ia pegang, membuktikan bahwa pendidikan bukan sekadar transfer ilmu, tetapi juga sebuah pengabdian untuk masa depan yang lebih baik.***
NABILA CIKAWATI
Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB