Friday, 6 June 2025
HomeOpiniWisata Telaga Saat: Keindahan Tenang di Puncak

Wisata Telaga Saat: Keindahan Tenang di Puncak

Pagi itu, saya dan seorang teman memulai perjalanan menuju Telaga Saat, sebuah danau tersembunyi di kawasan Puncak yang masih alami dan jauh dari keramaian. Kami sudah menyiapkan segala keperluan sejak malam sebelumnya, mulai dari makanan ringan, tikar untuk piknik, hingga pakaian yang nyaman untuk perjalanan. Dengan semangat, kami berangkat dari Bogor saat matahari baru saja naik, berharap bisa sampai sebelum siang agar dapat menikmati suasana yang lebih sejuk.

Perjalanan dimulai dengan melewati kawasan Summarecon, sebuah perumahan elite dengan suasana sejuk dan jalanan yang rapi. Jalur ini terasa seperti potong jalan sebelum benar-benar memasuki Puncak, memberikan pengalaman yang berbeda dibandingkan rute utama yang biasanya padat kendaraan dan dipenuhi jalanan gersang.

Perjalanan dengan motor terasa lebih bebas dibandingkan menggunakan mobil. Kami bisa dengan mudah menikmati udara sejuk yang menerpa wajah, melihat pemandangan sekitar tanpa terhalang kaca jendela, serta lebih fleksibel dalam memilih jalur.

Namun, saat mulai memasuki area menuju Telaga Saat, tantangan sebenarnya muncul. Jalanan berbatu dengan beberapa lubang cukup membuat kami harus lebih berhati-hati. Di beberapa titik, jalan bahkan agak becek akibat hujan yang turun sehari sebelumnya.

Tantangan Perjalanan Menuju Wisata Telaga Saat

Sesampainya di area wisata, kami langsung disambut oleh loket parkir pertama di pintu masuk. Di sini, setiap pengunjung wajib membayar biaya parkir terlebih dahulu, sebelum bisa melanjutkan perjalanan menuju Telaga Saat.

Setelah pembayaran selesai, kami kembali melanjutkan perjalanan, tetapi ternyata jaraknya masih cukup jauh. Jalan menuju telaga dipenuhi dengan batuan besar dan kerikil, membuat perjalanan terasa lebih menantang.

Beberapa kali kami harus ekstra hati-hati agar tidak terpeleset, terutama karena jalan yang tidak rata dan cukup licin di beberapa bagian. Nyaris saja ada tragedi kecil ketika salah satu dari kami hampir terpeleset karena batuan yang longgar. Beruntung, kami berhasil menjaga keseimbangan dan melanjutkan perjalanan tanpa insiden berarti.

Menikmati Suasana Sejuk dan Alami

Setelah melewati jalan berbatu yang cukup panjang, akhirnya kami sampai di lokasi parkir utama dekat Telaga Saat. Saat turun dari motor dan berjalan menuju area utama, kami baru menyadari bahwa tiket masuk yang kami beli ternyata sudah termasuk minuman gratis.

Setelah membaca informasi yang tertera, kami pun bergegas menuju sebuah kafe kecil di dekat area wisata untuk menukarkan kupon tersebut. Di kafe itu, kami mendapatkan segelas es teh yang menyegarkan.

Saat bertanya kepada penjaga kafe, ternyata es teh ini dibuat langsung dari daun teh yang dipetik di perkebunan sekitar Telaga Saat. Rasanya benar-benar berbeda dari teh biasa: lebih segar, lebih wangi, dan memiliki cita rasa khas yang tidak terlalu manis.

Puncak Bogor, dikenal sebagai destinasi wisata yang ramai, terutama di akhir pekan. Namun, di balik keramaian, ada Telaga Saat, sebuah danau tenang yang dikelilingi hamparan hijau dedaunan. Airnya terasa luar biasa dingin, menyentuh tubuh dan membuat merinding, tetapi juga menyegarkan.

Sensasi ini benar-benar menambah pengalaman yang unik selama berada di sana. Airnya berwarna hijau, dikelilingi pepohonan dan perkebunan teh yang membentang luas.

Langit yang mendung dan rintik hujan yang turun membuat udara terasa semakin sejuk. Suara angin dan kicauan burung menjadi satu-satunya yang terdengar, menambah kesan damai di Telaga Saat.

Piknik di Tepi Danau

Kami menggelar tikar di dekat gazebo dan mulai menikmati makanan yang sudah kami bawa dari rumah. Hujan kini sudah reda, menyisakan udara segar yang membuat kami semakin betah. Di tengah asyiknya menikmati pemandangan, seorang pria yang membawa kamera profesional tiba-tiba menghampiri kami.

Ia memperkenalkan dirinya sebagai seorang editor foto yang sedang mengerjakan proyek di Telaga Saat. “Tertarik jadi model dadakan?” tanyanya dengan ramah. Awalnya kami agak terkejut, tetapi setelah dijelaskan bahwa ini hanya untuk keperluan latihan foto, kami pun setuju. Dengan latar belakang danau yang tenang, kebun teh yang hijau, serta langit yang mulai cerah, kami berpose dengan gaya santai. Momen ini menjadi pengalaman tak terduga yang semakin menambah keseruan perjalanan kami.

Kami juga mengamati aktivitas di sekitar. Ada yang menaiki perahu kayuh, ada pula keluarga yang duduk santai sambil bercengkerama. Hari itu, kebetulan ada rombongan wisatawan Arab yang sedang mengadakan acara keluarga. Mereka berkumpul dalam kelompok besar, berbincang dengan bahasa mereka yang khas, membawa suasana lebih hidup di tengah ketenangan danau.

Melukis Keindahan Suasana Telaga Saat

Setelah sesi foto dadakan, kami kembali menikmati suasana Telaga Saat. Kami mengeluarkan kanvas kecil, cat air, dan kuas yang sudah kami bawa. Rasanya tidak sabar melihat keindahan alam di sekitar, rasanya sayang jika tidak mengabadikannya dengan cara selain foto.

Kami mulai mencoret-coret sketsa di kanvas, mencoba menangkap refleksi pepohonan di permukaan air, sementara teman saya lebih memilih mewarnai langit yang perlahan cerah. Di sela-sela waktu santai, kami juga mendokumentasikan beberapa momen.

Kami mengambil foto dan video dari berbagai sudut, mengabadikan setiap detail kecil daun teh yang masih basah karena hujan, kabut tipis yang menyelimuti perbukitan, dan danau yang memantulkan cahaya langit.

Bersantai Sambil Menikmati Keindahan

Setelah itu, kami kembali melanjutkan kegiatan seru dengan bermain UNO. Udara dingin tidak menyurutkan semangat kami untuk saling menjebak dengan kartu +4 dan tertawa lepas saat ada yang hampir menang tetapi justru harus menarik kartu lagi.

Suasana begitu nyaman, hanya ada suara burung dan sesekali gelak tawa kami. Di sekitar kami, beberapa pengunjung juga menikmati momen dengan cara mereka masing-masing.

Hari dengan Ketenangan

Hari mulai beranjak sore, kami memutuskan untuk bersiap pulang sebelum langit benar-benar gelap. Kami membereskan barang-barang dan menikmati sisa cemilan yang kami bawa sebelum bersiap untuk pulang.

Sebelum meninggalkan Telaga Saat, saya kembali berdiri di tepi danau, sambil kembali memandangi tenangnya air telaga hijau. Ada perasaan tenang yang sulit diungkapkan, seakan tempat ini menyimpan ketenangan yang tidak bisa ditemukan di tempat lain.

Perjalanan ke Telaga Saat bukan sekadar tentang menikmati keindahan alam, tetapi juga tentang menemukan ketenangan. Hal ini memberikan kedamaian yang sangat berharga. Perjalanan ini mengajarkan saya untuk lebih menghargai momen-momen sederhana, seperti menikmati udara segar, berbincang santai dengan orang terdekat, atau sekadar duduk diam di tepi danau tanpa melakukan apa pun. Telaga Saat bukanlah tempat wisata dengan wahana mewah atau atraksi besar, tetapi justru kesederhanaannya itulah yang membuatnya begitu istimewa. Tempat untuk melarikan diri sejenak dari kebisingan kota dan ingin merasakan ketenangan, Telaga Saat bisa menjadi pilihan yang tepat.***

Oleh: Nilam Sari Pattinussa, Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here