Bogordaily.net –Anggota DPRD sumut cekik pramugari viral. Heboh!
Padahal MZ tidak sedang di podium. Ia bukan sedang berdebat soal anggaran atau menyuarakan aspirasi rakyat Sumatera Utara.
Ia sedang ada di kabin pesawat Wings Air, nomor kursi 19F, dan… marah besar.
Tanggal 13 April 2025, Bandara Kualanamu jadi saksi. MZ, seorang anggota DPRD Sumut, menjadi viral karena aksinya yang bikin geleng-geleng kepala, mendorong dan mencekik seorang pramugari.
Kata netizen yang menyebarkan video, kejadian itu terjadi hanya karena satu hal sepele—koper.
Koper itu seharusnya masuk bagasi. Bukan ke kabin. Tapi MZ, entah karena merasa pejabat, atau memang bad mood sejak pagi, menolak dengan keras. Bahkan mencoba melepas label bagasi yang sudah dipasang petugas.
Pramugari berbaju merah yang bertugas saat itu mencoba menjelaskan. Berkali-kali. Dengan sopan. Dengan sabar. Tapi MZ tetap bergeming.
Sampai akhirnya… klik—amarah itu meledak. Tangan MZ mendorong pramugari, lalu mencekiknya. Semua terekam kamera. Viral. Dan tentu, bikin malu.
Pihak Wings Air langsung sigap. Sang pilot melaporkan ke ground staff. AVSEC (Aviation Security) dipanggil.
Tak butuh waktu lama, MZ pun diturunkan dari pesawat. Satu kursi kosong, satu berita besar.
Menurut keterangan resmi Wings Air, insiden ini terjadi saat proses boarding pesawat IW-1267 rute Gunungsitoli ke Medan.
Mereka menegaskan: semua penumpang, termasuk pejabat, harus patuh prosedur keselamatan.
“Awak kabin sudah menjelaskan secara persuasif. Tapi MZ tetap menolak dan malah melakukan tindakan fisik,” ujar Danang Mandala Prihantoro, juru bicara Wings Air.
Dalam video anggota DPRD Sumut cekik pramugari yang beredar, MZ terlihat mengenakan kaos putih.
Nada bicaranya tinggi. Ia menyalahkan pramugari yang dianggapnya “memperpanjang urusan”.
“Awas kau! Aku mau duduk. Udah selesai. Kau yang memperpanjang!” ujar MZ dengan wajah merah padam.
Sayangnya, bukan selesai. Justru makin panjang. Karena video itu sekarang sudah beredar luas. Dicerca. Dihujat. Dan, mungkin sebentar lagi, diproses hukum atau etik.
Yang pasti, hari itu MZ gagal terbang. Tapi namanya terbang—dengan cara yang salah.***