Bogordaily.net – Sosial media sangat berdampak pada abad ke-20 ini. Kita semua tahu bahwa sosial media adalah wadah tanpa batas yang dapat diakses untuk mendapatkan ataupun menyebarkan informasi. Namun, peran sosial media sudah jauh lebih kompleks dari pada itu. Jika kita berbicara mengenai korelasi antara anak dan sosial media, banyak perdebatan yang muncul karena adanya pro dan kontra terkait dampaknya.
Di satu sisi, sosial media berperan dalam pembelajaran serta hiburan bagi anak-anak. Namun, di sisi lain, sosial media juga memiliki sisi gelap yang dapat menimbulkan risiko besar bagi kesehatan mental dan perkembangan anak apabila tidak digunakan dengan bijak.
Kasus ini cukup meresahkan dan menciptakan rasa khawatir bagi masyarakat terutama orang tua. Jika terlalu membatasi akses untuk menggunakan media sosial pada anak, ada kekhawatiran bahwa anak-anak akan menjadi kurang update terhadap perkembangan zaman.
Namun, di sisi lain, jika tidak ada batasan sama sekali, risiko kecanduan, cyberbullying, dan paparan konten yang tidak sesuai usia semakin meningkat. Ini menjadi tantangan besar bagi pemerintah dan para pemangku kebijakan dalam mencari solusi yang terbaik untuk anak-anak di era digital ini.
Risiko Sosial Media bagi Anak
Menteri Kesehatan (Menkes) mendukung pembatasan sosial media bagi anak-anak sebagai salah satu langkah untuk melindungi mereka dari dampak negatif yang mungkin ditimbulkan.
Namun, apakah pembatasan ini benar-benar efektif? Kemungkinan besar memang pembatasan dapat mengurangi risiko paparan konten berbahaya dan mengontrol waktu penggunaan sosial media.
Namun, ada kemungkinan juga anak-anak justru semakin penasaran lalu mencari cara lain untuk mengakses sosial media, misalnya dengan menggunakan akun palsu ataupun cara lainnya yang lebih berisiko.
Pembatasan sosial media saja tidak dapat jadi solusi yang efektif. Edukasi digital orang tua dan anak-anak menjadi langkah yang lebih efektif dalam jangka panjang.
Perlunya anak-anak diberikan pemahaman tentang etika digital, literasi digital, dan bahaya kecanduan. Orang tua juga perlu diberi pemahaman tentang cara mengawasi anak dengan bijak dalam bersosial media.
Pentingnya Edukasi Digital untuk Anak dan Orang Tua
Sosial media juga memiliki tanggung jawab besar dalam menciptakan lingkungan digital yang lebih aman bagi anak-anak.
Penguatan kebijakan moderasi konten, pengawasan orang tua, serta algoritma yang lebih bertanggung jawab perlu diterapkan untuk memastikan bahwa sosial media tidak menjadi ancaman bagi anak-anak.
Sebagai masyarakat yang hidup di era digital, kita tidak bisa sepenuhnya menghindari sosial media. Kita sebagai orang tua seharusnya dapat menemukan keseimbangan antara manfaat dan risikonya.
Oleh karena itu, dari pada sekadar membatasi, pendekatan yang lebih menyeluruh seperti edukasi digital, pengawasan orang tua, dan regulasi yang bijak dari pemerintah serta platform sosial media.
Peran Pemerintah dan Platform Sosial Media
Pentingnya untuk melibatkan berbagai pihak dalam menjaga anak-anak dari dampak negatif sosial media. Selain edukasi, pemerintah perlu kerja sama dengan perusahaan teknologi untuk membuat aturan lebih ketat terhadap konten yang bisa diakses anak-anak.
Sekolah juga bisa bantu dengan mengedukasi keamanan digital dan etika internet. Orang tua tidak hanya dapat membatasi , tapi juga memberi contoh penggunaan sosial media.
Dengan komunikasi terbuka, anak-anak akan bisa lebih paham dan siap menghadapi dunia digital dengan bijak. Pengaturan batas waktu yang bijak serta pemantauan terhadap konten yang dikonsumsi, risiko dampak negatif dapat dikurangi tanpa menghambat perkembangan anak-anak di dunia digital.
Kesimpulannya, pembatasan sosial media bagi anak-anak dapat menjadi pilihan yang baik jika diterapkan dengan cara yang tepat dan bijaksana. Namun, pembatasan saja tidak cukup.
Diperlukan keseimbangan antara aturan, edukasi, dan pengawasan yang menyeluruh. Orang tua, pendidik, serta pihak pemerintah dan platform media sosial harus bekerja sama dalam menciptakan lingkungan digital yang lebih aman.
Edukasi digital harus menjadi prioritas agar anak-anak tidak hanya terlindungi dari dampak negatif, tetapi juga mampu memanfaatkan sosial media dengan bijak dan bertanggung jawab.
Dengan pendekatan yang tepat, kita dapat membangun generasi yang cerdas di era digital. Regulasi yang diterapkan juga harus mempertimbangkan keseimbangan antara kebebasan berinternet dan keamanan digital agar anak-anak tetap dapat berkembang di lingkungan yang sehat dan aman.***
Wynez Izazyl Azry
Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB