Bogordaily.net – Badar Muhammad lahir pada 17 Juni 1996 di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Sejak kecil, ia tumbuh dalam lingkungan yang mendukung pendidikan. Orang tuanya bercita-cita agar ia menjadi seorang dokter. Namun, setelah beberapa kali gagal dalam seleksi masuk jurusan kedokteran, Badar menyadari bahwa takdir membawanya ke jalur yang berbeda.
Meskipun sempat merasa kecewa, ia tetap berusaha mencari jalan lain untuk melanjutkan pendidikannya.
Dengan tekad yang kuat, Badar mengajak orang tuanya kembali berdiskusi mengenai pilihan masa depannya. Ia tidak ingin hanya berdiam diri di rumah dengan ijazah SMA yang terbatas dalam menggapai mimpi, apalagi di daerahnya.
Menyadari bahwa banyak perguruan tinggi negeri telah menutup pendaftaran di tahun tersebut, ia berinisiatif mencari alternatif lain dan menemukan bahwa salah satu program diploma masih membuka peluang di kampus ternama di Kota Bogor.
Akhirnya, ia memilih program diploma tersebut di IPB University dengan memegang prinsip bahwa merantau adalah kesempatan untuk memperluas wawasan dan mengubah pola pikirnya.
Hal tersebut terjadi pada tahun 2014, Badar diterima sebagai mahasiswa Program Studi Komunikasi Program Diploma IPB University (program tersebut berganti nama menjadi Sekolah Vokasi saat ini). Keputusan ini awalnya diragukan oleh orang tuanya karena hanya jenjang diploma.
Namun, ia meyakinkan mereka bahwa dunia digital akan berkembang pesat di masa depan. Badar pun memilih tiga jurusan yang sesuai dengan minatnya: Informatika, Teknik Komputer, dan Komunikasi.
Akhirnya, ia diterima di jurusan Komunikasi, yang kemudian menjadi awal perjalanan akademiknya yang penuh dedikasi.
Setelah menyelesaikan studi diploma pada tahun 2017, Badar sempat bekerja di TransTV selama empat bulan. Namun, ia menyadari bahwa dunia industri bukanlah jalur yang ingin ia tempuh. Cita-citanya menjadi dosen mendorongnya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Pada tahun yang sama, ia berencana mengikuti program ekstensi S1 di IPB, tetapi program tersebut telah ditutup secara permanen.
Tidak ingin menyerah, ia mencari alternatif lain dan akhirnya melanjutkan studi di Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta pada tahun 2018, mengambil jurusan Komunikasi Pemasaran yang sejalan dengan latar belakang pendidikannya.
Seiring dengan perjalanan akademiknya, Badar bergabung dengan Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3) IPB Baranangsiang sebagai videografer, fotografer, dan desainer.
Setelah enam bulan berkontribusi, kemampuannya di bidang penelitian mulai diakui, hingga ia dipercaya menjadi asisten peneliti.
Dengan dedikasi dan kerja keras, ia berhasil menyelesaikan pendidikan dan lulus pada tahun 2020, membawa langkahnya semakin dekat menuju impian sebagai seorang akademisi.
Pandemi COVID-19 menjadi tantangan besar bagi Badar dalam melanjutkan studi S2. Kesulitan memperoleh beasiswa dan terbatasnya mobilitas akibat kebijakan lockdown sempat membuat langkahnya terhambat.
Namun, ia tidak menyerah. Dengan tekad kuat, ia terus mencari peluang sembari mengembangkan diri. Saat itu, ia dipindahkan dari Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3) ke Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB di Dramaga.
Di sana, ia dipercaya sebagai fasilitator pengabdian masyarakat, sebuah peran yang tidak hanya memberinya pengalaman baru, tetapi juga semakin mengasah kepekaannya terhadap isu-isu pembangunan desa.
Meskipun memiliki penghasilan tetap dari pekerjaannya, Badar tetap menjadikan pembelajaran sebagai prioritas utama. Ia percaya bahwa pengalaman langsung di lapangan akan menjadi bekal berharga dalam perjalanan akademiknya.
Setahun kemudian, usaha dan kesabarannya membuahkan hasil. Badar akhirnya berhasil mendapatkan beasiswa penuh untuk melanjutkan studi S2 di IPB University. Selama menjalani pendidikan magisternya, ia tidak hanya fokus pada perkuliahan, tetapi juga tetap aktif berkontribusi di LPPM.
Di samping itu, ia menjadi asisten praktikum di Sekolah Vokasi IPB, memberikan bimbingan kepada mahasiswa dalam praktik komunikasi digital dan media.
Pada tahun 2022, seiring dengan semakin berkembangnya penelitian mengenai pembangunan desa, IPB mendirikan Laboratorium Data Desa Presisi di bawah naungan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA).
Kepercayaan terhadap kapabilitas Badar semakin kuat, hingga ia ditunjuk sebagai Koordinator Sumber Daya Manusia dalam proyek tersebut.
Peran ini membawanya ke tingkat yang lebih strategis, di mana ia bertanggung jawab dalam menyeleksi tenaga kerja dan memastikan proyek berjalan dengan baik.
Di tengah kesibukan akademik dan penelitian, Badar mulai mengembangkan ketertarikannya dalam dunia bisnis sosial. Pada tahun 2021, ia berdiskusi dengan Prof. Sofyan Sjaf mengenai pemanfaatan lahan kosong milik profesor tersebut.
Dari perbincangan tersebut, lahirlah ide untuk mendirikan sebuah kafe yang bukan sekadar tempat usaha, tetapi juga ruang bagi komunitas akademisi dan masyarakat untuk berinteraksi serta berbagi wawasan. Dengan dukungan penuh dari Prof.
Sofyan, ide tersebut akhirnya terealisasi. Kafe ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat berkumpul, tetapi juga sebagai sarana pemberdayaan masyarakat sekitar. Lebih dari itu, bersama Prof.
Sofyan dan kawan-kawan pemuda lainnya, Badar Muhammad, juga mengembangkan Kebun Merdesa, sebuah inisiatif yang menjadi wadah pembelajaran bagi masyarakat dan juga mahasiswa yang tertarik dengan bisnis dan pengembanganan masyarakat.
Berkat kepiawaiannya dalam manajemen dan strategi bisnis, Kebun Merdesa berkembang pesat hingga akhirnya berekspansi ke kantin kampus IPB dengan mendirikan Kopi Ekologi, yang kini beroperasi di lingkungan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA).
Selain aktif dalam penelitian dan bisnis sosial, Badar Muhammad, juga memiliki komitmen kuat terhadap organisasi. Sejak masa kuliah, ia bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan terus mendorong mahasiswa untuk aktif berorganisasi. Baginya, organisasi adalah tempat belajar yang tidak bisa diperoleh hanya di dalam kelas.
Ia percaya bahwa melalui organisasi, seseorang dapat memperluas wawasan, membangun jaringan yang lebih luas, serta menemukan mentor yang dapat membimbing mereka dalam perjalanan hidup dan karier.
Ia sering menekankan bahwa setiap mahasiswa harus memiliki tujuan yang jelas dan terus mengasah diri agar siap menghadapi dunia setelah lulus.
Kini, setelah menyelesaikan studi S2 pada tahun 2024, Badar Muhammad mulai mengajar di Program Studi Komunikasi Digital dan Media (KMN) Sekolah Vokasi IPB University.
Mengajar bagi Badar bukan sekadar profesi, tetapi juga bagian dari dedikasinya dalam membentuk generasi muda yang kritis dan inovatif.
Sembari menjalani perannya sebagai dosen, ia juga tengah bersiap melangkah ke jenjang berikutnya yaitu studi S3 di Tiongkok, pada tahun 2025. Dengan semangat yang sama seperti ketika ia memulai perjalanan akademiknya, ia kini hanya tinggal menunggu hasil seleksi.
Baginya, perjalanan menuntut ilmu adalah proses tanpa akhir. Pendidikan bukan hanya tentang meraih gelar, tetapi tentang bagaimana ilmu yang diperoleh dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
Ia percaya bahwa dengan terus belajar, seseorang dapat menjadi bagian dari perubahan yang lebih besar, membawa dampak nyata bagi lingkungan sekitar, dan menciptakan masa depan yang lebih baik.***
Emery Muhammad Ryansya
Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media
Sekolah Vokasi IPB University