Tuesday, 22 April 2025
HomeBeritaBerlayar dari Teknologi ke Akuakultur: Sebuah Kisah Perjalanan dan Pembelajaran

Berlayar dari Teknologi ke Akuakultur: Sebuah Kisah Perjalanan dan Pembelajaran

Bogordaily.net – Atabik Ali Mubarok, lahir pada 28 April 2003, adalah sosok yang kini dikenal sebagai asisten dosen di program studi Ilmu Kelautan dan Perikanan (IKN). Namun, perjalanan akademiknya hingga berada di posisi ini tidaklah singkat.

Awalnya, ia tidak memiliki minat di bidang perikanan. Justru, ia lebih tertarik dengan dunia komputer dan teknologi. Namun, latar belakang keluarganya yang telah lama berkecimpung di dunia perikanan mendorongnya untuk mengikuti jejak tersebut. Dengan bimbingan serta dukungan orang tua, akhirnya Atabik memilih perikanan sebagai bidang yang ditekuni.

Keputusan itu awalnya tidak mudah. Perubahan minat dari komputer ke perikanan menjadi tantangan tersendiri. Namun, seiring berjalannya waktu, ia mulai menemukan ketertarikan dalam dunia perikanan, terutama setelah mendapatkan pengalaman langsung di lapangan dan melalui interaksi dengan dosen serta teman-temannya. Lambat laun, ia semakin memahami bahwa perikanan bukan hanya sekadar tentang menangkap ikan, tetapi juga mencakup banyak aspek lain, seperti budidaya, pengelolaan sumber daya, hingga kewirausahaan di bidang perikanan.

Saat menempuh perkuliahan, Atabik mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), yang menjadi titik balik dalam perjalanannya di dunia akademik. Dalam program ini, ia terlibat dalam penelitian mengenai pendidikan radikal di bidang perikanan. Penelitian ini membawanya lebih jauh dalam memahami sektor perikanan dari sudut pandang yang lebih luas, terutama dalam aspek sosial dan bisnis.

Dosen pembimbing yang mengarahkan Atabik dalam penelitian ini melihat potensinya dan menyarankan agar ia mengambil tugas akhir dengan tema kewirausahaan di bidang perikanan. Dari situ, ia semakin tertarik dengan aspek bisnis dalam dunia perikanan. Kebetulan, dosen pembimbingnya juga mengajar di mata kuliah Bisnis dan keewirausahaan perikanan, sehingga ia mendapatkan kesempatan untuk menjadi asisten dosen di mata kuliah tersebut.

Menjadi asisten dosen tentu ada tantangan. Salah satu kesulitan yang dihadapi Atabik adalah bagaimana menyampaikan materi yang kompleks agar dapat mudah dipahami oleh mahasiswa. Ia menyadari bahwa tidak semua mahasiswa memiliki pemahaman dan cara belajar yang sama, sehingga ia harus mencari metode terbaik agar materi yang diajarkan dapat diterima dengan baik oleh mahasiswa. Selain itu, pengalaman berbicara di depan kelas juga menjadi tantangan tersendiri baginya. Sebagai seseorang yang awalnya tidak terbiasa berbicara di depan umum, kini ia harus berbicara di depan banyak mahasiswa setiap minggunya. Namun, ia menganggap ini sebagai proses belajar yang berharga, karena membantu dirinya meningkatkan rasa percaya diri serta memiliki kemampuan komunikasi yang lebih baik.

Dalam membimbing mahasiswa, Atabik memiliki prinsip bahwa pendidikan yang baik harus berlangsung dalam suasana yang baik dan nyaman. Maka, ia selalu berusaha untuk menciptakan hubungan yang lebih dekat dengan mahasiswa, tanpa adanya batasan senioritas yang berlebihan. Baginya, suasana belajar yang nyaman akan membuat mahasiswa tidak merasa tertekan ketika belajar. Ia juga selalu terbuka terhadap diskusi dan pertanyaan dari mahasiswa, karena ia percaya bahwa pembelajaran yang efektif bukan hanya terjadi di dalam kelas, tetapi juga melalui interaksi dan diskusi yang aktif.

Sebagai seseorang yang kini aktif di dunia akademik perikanan, Atabik memiliki harapan yang besar bagi mahasiswa yang ingin sukses dalam bidang ini. Ia menekankan pentingnya memperdalam ilmu perikanan serta tetap konsisten dalam bidang yang ditekuni. Ia juga mendorong mahasiswa untuk tidak hanya berpikir tentang mencari pekerjaan setelah lulus, tetapi juga mempertimbangkan untuk menjadi wirausahawan. Menurutnya, sektor perikanan ini memiliki peluang bisnis yang sangat besar, terutama dalam bidang akuakultur dan pengolahan hasil perikanan. Jika dapat dikelola dengan baik, bidang ini dapat memberikan keuntungan yang besar serta membuka lapangan pekerjaan bagi banyak orang.

Selain aktif di dunia akademik perikanan, Atabik juga memiliki hobi yang cukup unik. Meskipun saat ini ia fokus pada perikanan, ketertarikan pada dunia komputer masih ada. Ia sangat senang membongkar dan merakit komputer, sebuah hobi yang sudah ia tekuni sejak lama. Di sela-sela kesibukannya sebagai asisten dosen, ia masih menyempatkan diri untuk menyalurkan hobinya ini. Bahkan, ia memiliki impian untuk menggabungkan dua minatnya, yaitu perikanan dan teknologi, dengan menciptakan inovasi yang dapat membantu industri perikanan di masa depan.

Selain itu, Atabik juga memiliki cita-cita untuk menjadi seorang pengusaha di bidang akuakultur. Ia ingin membangun bisnis sendiri dan berkontribusi dalam pengembangan sektor perikanan di Indonesia. Tak hanya itu, ia juga tertarik dalam bidang desain grafis, terutama desain 3D yang berkaitan dengan dunia perikanan. Dengan kemampuannya dalam bidang teknologi dan bisnis, ia berharap agar dapat menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi industri perikanan dan juga bagi generasi yang akan datang.

Perjalanan Atabik dari seorang mahasiswa yang awalnya kurang tertarik dengan perikanan hingga menjadi asisten dosen dan calon pengusaha di bidang akuakultur adalah suatu bukti bahwa seseorang pasti bisa berkembang di luar zona nyamannya. Ia juga telah membuktikan bahwa dengan tekad, kerja keras, dan kemauan untuk belajar, seseorang akan bisa mencapai lebih dari yang dibayangkan. Dengan semangat yang terus menyala, Atabik siap menghadapi tantangan yang lebih besar dan membawa perubahan positif di dunia perikanan.***

Mahliqa Aridha Fatimah
Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB University

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here