Bogordaily.net – Kelompok Nusa Tani yang berlokasi di kawasan BNR, Kelurahan Ranggamekar, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor bakal menanam ratusan pohon di Hari Bumi Sedunia yang jatuh pada tanggal 22 April besok.
Sebagai persiapan, hari ini sejumlah anggota Nusa Tani mulai menggali lubang-lubang tanam sebagai bagian dari kegiatan penanaman pohon keras di sejumlah lahan gersang di wilayah mereka.
Ketua Nusa Tani, Putra Sungkawa menjelaskan bahwa pemilihan pohon keras bukan tanpa alasan.
“Selain menyumbangkan oksigen, pohon keras berperan penting dalam mencegah erosi. Ini adalah bentuk tanggung jawab kita terhadap bumi yang kita pijak,” ujarnya, Senin 21 April 2025.
Setiap tahun, kelompok ini secara konsisten menjalankan aksi penghijauan. Mereka menyasar lahan-lahan tidur yang masih banyak ditemukan di kawasan mereka untuk dijadikan ruang hijau produktif. Dalam kegiatan kali ini, selain penanaman pohon, mereka juga menerapkan sistem tumpang sari sebagai kontribusi terhadap program ketahanan pangan nasional.
“Kami ingin menggali kesadaran masyarakat dan pemerintah untuk peduli pada ketahanan pangan, mulai dari rumah tangga. Banyak yang belum tahu bahwa 22 April adalah Hari Bumi. Kami ingin mendorong masyarakat agar memperingatinya dengan tindakan nyata, seperti menanam pohon,” tambahnya.
Menurutnya, kerusakan alam seperti gempa, longsor, dan pergeseran tanah merupakan dampak dari kelalaian manusia terhadap lingkungan.
Ia menekankan pentingnya merawat bumi sebagai tempat berpijak, dan menanam pohon disebutnya sebagai langkah paling mudah namun berdampak besar.
Sebagai bentuk inisiatif konkret, ia juga mendorong Pemerintah Kota Bogor untuk mencanangkan gerakan “Satu Rumah Satu Pohon.”
“Kalaupun tidak punya lahan, bisa pakai sistem tabulampot (tanaman buah dalam pot). Ini bisa menjadi solusi untuk mengurangi pemanasan global,” katanya.
Ia menyayangkan kondisi Bogor yang kini tak lagi sejuk, bahkan disebutnya sebagai pusat pemanasan global.
Komitmen Nusa Tani terhadap penghijauan sudah dimulai sejak 2012, termasuk dengan penanaman 5.000 pohon di wilayah lain. Meski beberapa pohon telah tumbang, upaya penanaman terus dilanjutkan untuk mengganti pohon-pohon yang hilang.
Besok, dalam peringatan Hari Bumi, sebanyak 260 pohon akan ditanam. Jenisnya bervariasi, mulai dari buku, jambu kristal, kelor, kemang, hingga tanaman buah lainnya. “Kami pilih tanaman yang bisa dinikmati hasilnya oleh masyarakat. Bukan sekadar hijau, tapi juga produktif,” jelasnya.
Tak hanya soal penanaman pohon, kelompok ini juga mengembangkan berbagai inisiatif lain, seperti bank sampah, dan sedang merintis program bank pupuk serta bank pakan. Semua ini dilakukan dengan tujuan menjaga lingkungan sekaligus memperkuat ekonomi masyarakat.
Sejak 2012, kawasan mereka telah dideklarasikan sebagai hutan kota. Luasnya cukup signifikan, termasuk area 3,3 hektare di eks-lahan bola dan 3.000 meter persegi di sekitar wilayah Sungkawa. Sebagian besar pohon kini telah tumbuh besar, dan penanaman lanjutan terus dilakukan di titik-titik yang pohonnya tumbang.
“Mari kita bersama menanam pohon untuk publik. Bersama kami, lestarikan bumi,” pungkasnya. ***