Bogordaily.net – Indonesia menghadapi tantangan serius dalam hal etos kerja dan produktivitas tenaga kerja. Meskipun memiliki jumlah penduduk yang besar dengan potensi ekonomi yang tinggi, kenyataannya produktivitas pekerja Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara, seperti Singapura dan Malaysia.
Jika masalah ini tidak segera diatasi, Indonesia bisa kehilangan daya saingnya di tingkat global. Dengan penurunan SDM Masyarakat ini Banyak sekali terjadi kesalahan dalam berfikir untuk berwirausaha, bantuan seperti UEP (Usaha Ekonomi Produktif), BLT UMKM (Bantuan Tunai Langsung) dan pemberian perangkat kerja tidak dimanfaatkan dengan baik.
Terjadi disalah satu kota di Jawa Barat, bantuan yang diberikan pemerintah daerah dalam bentuk tunai, dan perangkat usaha tidak dimanfaatkan dengan baik.
Uang tunai yang diberikan pada akhirnya tidak digunakan untuk modal usaha seperti tujuan pertamanya. Uang tunai tersebut dipakai untuk membayar hutang sedangkan perangkat usaha dijual untuk kebutuhan sehari hari.
Hal ini sangat mengkhawatir untuk daya saing Masyarakat Indonesia, banyak sekali faktor yang menyebabkan hal ini terjadi.
Salah satu faktor utama yang menyebabkan menurunnya produktivitas di berbagai sektor adalah kurangnya budaya kerja yang disiplin dan inovatif.
Banyak pekerja masih terbiasa dengan pola pikir yang kurang proaktif, di mana mereka hanya berfokus pada kebutuhan pribadi yang diberikan tanpa berusaha untuk berpikir lebih jauh, mengenai cara meningkatkan efektivitas dan efisiensi pekerjaan mereka.
Pola kerja seperti ini sering kali menyebabkan kemerosotan dalam kinerja individu maupun perusahaan, karena tanpa adanya dorongan untuk berkembang, produktivitas pun cenderung menurun seiring waktu.
Minimnya program pelatihan dan pengembangan keterampilan menjadi salah satu faktor utama rendahnya daya saing tenaga kerja dan wirausaha di Indonesia.
Banyak pelaku usaha, terutama UKM, tidak mendapatkan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan industri yang terus berkembang, sehingga mereka kesulitan menyesuaikan diri dengan perubahan pasar dan tren teknologi terbaru.
Rendahnya perhatian pemerintah daerah terhadap program pelatihan berkelanjutan juga memperburuk keadaan, karena banyak pelatihan yang bersifat sporadis, tidak terstruktur, dan kurang relevan dengan kebutuhan industri modern.
Selain itu, kurangnya kesadaran dari pekerja dan wirausaha untuk meningkatkan keterampilan mereka secara mandiri juga menjadi hambatan besar.
Banyak yang masih terpaku pada metode bisnis konvensional dan kurang inisiatif dalam mempelajari teknologi baru yang dapat meningkatkan efisiensi serta daya saing mereka.
Akibatnya, banyak wirausaha Indonesia tertinggal dalam perkembangan industri dan kesulitan bersaing di pasar global.
Jika kondisi ini tidak segera diatasi, potensi besar wirausaha Indonesia akan terus terhambat, sementara pesaing dari negara lain semakin maju dengan inovasi dan adaptasi teknologi yang lebih baik.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan beberapa langkah strategis yang dapat diterapkan secara berkelanjutan.
Pertama, pemerintah harus lebih proaktif dalam menyediakan program pelatihan yang relevan serta memberikan insentif bagi wirausahawan yang menunjukkan perkembangan signifikan.
Kedua, pendidikan sejak dini harus lebih menanamkan nilai-nilai disiplin, kerja keras, serta kreativitas agar generasi muda siap menghadapi tantangan dunia kerja di masa depan.
Ketiga, pemerintah perlu mendorong kebijakan yang mendukung peningkatan produktivitas, seperti memberikan insentif bagi perusahaan yang berinvestasi dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM).
Jika masalah ini tidak segera ditangani, penurunan etos kerja dan produktivitas dapat menjadi hambatan besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Di tengah persaingan global yang semakin ketat, hanya negara dengan tenaga kerja yang berkualitas dan berdaya saing tinggi yang mampu bertahan serta berkembang.
Oleh karena itu, membangun kembali etos kerja yang kuat bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau perusahaan, tetapi juga tugas bersama seluruh masyarakat Indonesia untuk mewujudkan bangsa yang lebih maju dan kompetitif.
Ahmad Fadhil Abiyyu
Mahasiswa Komusikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB