Bogordaily.net – Di Balai Kota Bogor, dalam sebuah rapat Wali Kota Dedie A. Rachim bicara serius, tapi santai. Intinya satu: Bogor harus lebih nyaman. Lebih aman. Lebih enak dilihat.
Yang pertama diberesin: pengamen. Bukan semua pengamen dilarang. Tapi jangan lagi ada yang ngamen di dalam angkot atau di lampu merah. Banyak penumpang yang merasa nggak nyaman, katanya.
Tapi Dedie bukan tipe yang cuma bisa larang-larang. Ia langsung kasih solusi. Disuruhlah Disperumkim cari tempat di taman-taman kota. Biar para pengamen bisa tampil.
Bisa tetap berkarya. Tapi rapi. Teratur. Malah disiapin spot khusus, seperti di luar negeri.
“Di taman-taman itu, kita sebut mereka seniman jalanan, bukan lagi pengamen,” kata Dedie.
Dia juga minta dipetakan, kafe-kafe atau restoran mana yang bisa jadi tempat manggung kecil-kecilan. Biar jalanan tetap tenang, tapi kreativitas tetap hidup.
Belum selesai soal pengamen, Dedie langsung gas ke soal billboard. Izin baru? Nggak ada. Perpanjangan? Lupakan. Kota harus lebih rapi. Lebih enak dipandang.
Bogor mau berubah. Dan Dedie mau semua orang tahu, perubahan itu sudah mulai.***