Bogordaily.net – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi turun dari mobil, belum sempat menjejakkan kaki sepenuhnya, warga sudah berdesakan di sekitar jalan longsor Batutulis, Bogor Selatan Kota Bogor.
Ada yang minta bersalaman. Ada yang buru-buru mengangkat ponsel untuk selfie. Ada yang hanya teriak dari jauh:
“Bapa aing, KDM! Segera bangun jalan ini!”
Senin, 14 April 2025, Dedi datang ke Batutulis, Bogor Selatan. Jalan R. Saleh Danasasmita di sana ambruk. Longsor.
Jalan utama itu putus total, membuat warga sekitar setengah terisolasi.
Turun ke lokasi, Dedi langsung melihat bekas longsoran. Lumpur kering. Reruntuhan aspal. Beberapa sepeda motor diparkir melintang, tanda jalan benar-benar tidak bisa dilewati.
Didampingi Wali Kota Bogor Dedie Rachim, Wakil Wali Kota Jenal Mutaqin, Kapolresta Kombes Eko Prasetyo, dan Dandim 0606 Kolonel Dwi Eko Prihanto, Dedi berbicara lantang:
“Tahun ini juga jalan ini dibangun kembali. Lahan akan dibebaskan. 50 persen dari provinsi, 50 persen dari Kota Bogor. Kita sudah sepakat.”
Warga bertepuk tangan. Ada yang bersorak. Ada yang menangis haru.
Dedi lalu berdiskusi sebentar dengan Dedie Rachim. Mereka sepakat: selain membangun jalan baru, kawasan yang ambruk itu tidak akan disentuh lagi. Akan diubah menjadi kawasan hijau. Hutan kecil.
“Bukan jalan lagi. Ini akan jadi paru-paru Kota Bogor,” kata Dedi.
Setelah meninjau jalan, Dedi Mulyadi mampir ke situs Batutulis. Ia melihat bangunan baru: Bumi Ageung. Sebuah museum kebudayaan Sunda yang baru saja berdiri megah di situ.
Dedi tersenyum puas.
“Saya apresiasi. Ini penting. Kota Bogor sudah berhasil mencitrakan sejarah peradaban Sunda. Ini warisan untuk anak cucu kita,” ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Dedie Rachim menegaskan: proyek jalan baru ini dikebut. Tanah dibebaskan tahun ini juga.
“Nanti jalurnya sedikit dipindah. Harus dicek lagi kontur tanahnya, biar kuat. Akan ada kajian teknis tambahan sebelum bangunannya ditentukan,” jelas Dedie.***