Bogordaily.net – Ekspor perdana sekam bakar ke Belanda secara resmi dilepas dari Kota Bogor, menandai babak baru dalam diversifikasi produk ekspor nasional.
Acara pelepasan ini digelar di halaman Galeri Interior Bogor, Jalan Raya Bogor Nirwana Residence, pada Rabu 30 April 2025.
Acara ini sekaligus menjadi simbol penguatan kerja sama bilateral antara Indonesia dan Belanda, serta komitmen Indonesia dalam memperluas pangsa pasar ekspor di tengah dinamika global yang menantang.
Wakil Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Dyah Roro Esti, mengungkapkan apresiasi tinggi terhadap pelepasan ekspor perdana sekam bakar ini.
Ia menilai langkah ini sebagai bagian dari upaya strategis pemerintah dalam diversifikasi pasar ekspor, terutama di tengah tantangan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global.
“Di tengah ketegangan geopolitik dunia, Indonesia tetap produktif dan aktif dalam mengembangkan pasar ekspor. Belanda menjadi salah satu negara tujuan yang sangat strategis. Tahun 2024 saja, nilai ekspor kita ke Belanda telah mencapai 31,04 juta dolar AS, dan ini patut kita apresiasi bersama,” ungkap Dyah Roro Esti kepada Wartawan.
Lebih lanjut, Wamen Perdagangan menekankan pentingnya sinergi antar-lembaga dalam memastikan kelancaran proses ekspor, termasuk peran penting dari Badan Karantina Indonesia untuk menjamin kualitas dan keamanan produk yang dikirim ke luar negeri.
Sementara, Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Stiawan, turut memberikan apresiasi kepada Minaqu Indonesia selaku pelaksana ekspor.
Ia berharap, ekspor sekam bakar dan tanaman hias ini menjadi titik awal bangkitnya eksportir lain dari Jawa Barat, khususnya dari sektor pertanian dan UMKM.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Minaqu Indonesia yang telah membuka jalan ekspor sekam bakar ke Belanda. Ini menjadi tonggak penting dan semoga menjadi pemicu semangat bagi eksportir lainnya di Jawa Barat,” kata Erwan.
Ia menambahkan, sektor pertanian dan industri berbasis bahan organik seperti sekam bakar memiliki potensi besar untuk bersaing di pasar internasional.
Oleh karena itu, Pemprov Jabar akan terus mendorong pelaku usaha untuk berinovasi dan memanfaatkan peluang ekspor yang ada.
Kepala Badan Karantina Indonesia, Sahat M. Panggabean, menjelaskan pentingnya proses sertifikasi dan pengawasan ketat terhadap produk ekspor.
Dalam acara tersebut, pihaknya langsung menyerahkan sertifikat karantina sebagai bentuk legalitas dan jaminan bahwa produk telah memenuhi standar kesehatan dan keamanan yang berlaku di negara tujuan.
“Kami langsung menyerahkan sertifikat di lokasi ini. Artinya, produk ini resmi tercatat berasal dari Provinsi Jawa Barat, khususnya Kota Bogor. Setelah dari sini, produk akan menuju ke Jakarta, dan selanjutnya dikirim ke Belanda tanpa harus dibuka lagi,” terang Sahat.
Ia menambahkan bahwa, sistem dokumentasi karantina telah diintegrasikan secara nasional.
Hal ini bertujuan untuk mempermudah pelacakan asal-usul produk dan menjamin transparansi proses pengiriman.
CEO Minaqu Indonesia, Ade Wardhana Adinata, mengungkapkan rasa syukur atas keberhasilan ekspor perdana ini.
Menurutnya, sekam bakar bukan hanya limbah pertanian, tapi memiliki nilai ekonomi tinggi terutama sebagai media tanam dalam sektor hortikultura dan florikultura di Eropa.
“Sekam bakar sangat diminati di Eropa karena sifatnya yang ramah lingkungan dan berfungsi optimal sebagai media tanam. Ini menjadi peluang besar bagi petani dan pelaku UMKM di Indonesia,” ujar Ade Warhana.
Minaqu Indonesia berkomitmen untuk terus memberdayakan petani lokal dan menyediakan standar kualitas tinggi agar produk yang diekspor memenuhi persyaratan ketat negara tujuan.
Sekam bakar adalah hasil pembakaran kulit padi yang memiliki fungsi multifungsi. Di sektor pertanian modern, sekam bakar banyak digunakan sebagai media tanam, bahan campuran pupuk organik, dan pengendali kelembapan tanah.
Karena sifatnya yang steril, ringan, dan kaya karbon, sekam bakar menjadi produk unggulan yang kini semakin diminati pasar internasional, termasuk Belanda.
Menurut data Badan Pusat Statistik, ekspor produk hortikultura dan turunannya dari Indonesia ke Eropa terus menunjukkan tren positif.
Dengan adanya ekspor sekam bakar ini, Indonesia menambah satu lagi komoditas potensial yang mampu bersaing di pasar global.
Belanda dikenal sebagai negara dengan kesadaran lingkungan yang tinggi dan pasar pertanian modern yang berkembang pesat.
Produk seperti sekam bakar, kompos organik, hingga tanaman hias, memiliki peluang besar untuk memasuki pasar negara tersebut, terutama karena tren penggunaan produk ramah lingkungan semakin meningkat di kalangan konsumen Eropa.
Dengan dimulainya ekspor ini, Indonesia diharapkan bisa memperkuat posisi sebagai penyedia utama produk organik dari Asia Tenggara.
Ekspor perdana sekam bakar ke Belanda merupakan bukti nyata bahwa Indonesia mampu menghadirkan solusi ekspor yang inovatif, berkelanjutan, dan bernilai tambah tinggi.
Di tengah ketidakpastian global, kerja sama lintas sektor seperti ini sangat penting dalam menjaga daya tahan ekonomi nasional.
Langkah yang diambil Minaqu Indonesia, dengan dukungan dari Kementerian Perdagangan, Badan Karantina, Pemprov Jawa Barat, hingga Pemkot Bogor, membuktikan bahwa Indonesia mampu tampil sebagai pemain utama di pasar global, khususnya dalam produk-produk ramah lingkungan dan berbasis pertanian.(Ibnu Galansa)