Sunday, 20 April 2025
HomeBeritaEria Masdiani: Perjuangan Introvert Menjadi Pandai Berbicara dan Sukses

Eria Masdiani: Perjuangan Introvert Menjadi Pandai Berbicara dan Sukses

Bogordaily.net – Eria Masdiani, lahir di Bogor, 2 Maret 2001. Sejak dulu, dia dikenal sebagai anak yang pendiam dan cenderung introvert. Masa kecilnya yang dipenuhi dengan berbagai tantangan, terutama dalam hal berkomunikasi.

Ia sering merasa sulit untuk berbicara dengan orang lain, bahkan untuk sekadar melakukan kontak mata saja dia tidak berani.

Tantangan ini semakin besar ketika ia mengalami hal yang tidak mengenakan sewaktu SD dan SMP, yang membuatnya semakin tertutup dan sulit beradaptasi dengan lingkungan sosial.

Namun, ia tetap memiliki semangat belajar yang tinggi dan tekad untuk meraih pendidikan yang lebih baik.

Eria menempuh pendidikan dasarnya di SDN Pengadilan 1 Bogor, lalu melanjutkan ke SMP Negeri 11 Bogor, dan akhirnya menyelesaikan pendidikan atasnya di SMA Negeri 6 Bogor.

Sejak duduk di bangku sekolah, ia telah memiliki tujuan untuk masuk Universitas Indonesia (UI) dan mengambil jurusan Kesejahteraan Sosial.

Keinginannya untuk berkuliah di UI begitu kuat sehingga dia mencoba beberapa kali mengikuti seleksi masuk. Namun, takdir berkata lain, setelah mencoba beberapa kali, hasilnya dia belum lolos.

Rasa kecewa pasti ada, tetapi dia tidak menyerah. Dia tetap berusaha mencari pilihan lain agar tetap bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Setelah melalui berbagai pertimbangan dan mengikuti seleksi di beberapa perguruan tinggi, akhirnya ia diterima di Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan jurusan Komunikasi yang kini menjadi jurusan Komunikasi Digital dan Media.

Pada awalnya, ia tidak terlalu yakin dengan pilihannya, karena ia belum memiliki kepercayaan diri yang cukup dalam berkomunikasi.

Jurusan ini menuntut mahasiswa untuk aktif berbicara dan berinteraksi dengan banyak orang, hal yang selama ini menjadi tantangan besar bagi dirinya.

Tantangan terbesar yang ia hadapi di awal perkuliahan adalah kesulitan dalam berbicara di depan umum. Bahkan, ketika perkuliahan dilakukan secara daring akibat pandemi COVID-19, Eria takut untuk sekedar menyalakan mikrofon.

Seiring berjalannya waktu, Eria mulai menyadari bahwa satu-satunya cara untuk mengatasi ketakutannya adalah dengan terus berlatih dan keluar dari zona nyamannya.

Salah satu titik balik dalam perjalanan akademiknya adalah ketika ia memasuki semester tiga dan mengikuti kelas tematik yang menuntutnya untuk menguasai keterampilan public speaking.

Awalnya, ia merasa sangat tidak percaya diri, terutama saat harus berbicara di depan banyak orang.

Namun, ketika ia melihat bahwa banyak teman-temannya juga mengalami ketakutan yang sama, mulai saat itu dia merasa lebih termotivasi untuk berani mencoba.

Dalam prosesnya, dia terus belajar dan melatih keterampilan berbicara hingga akhirnya mulai merasa lebih nyaman saat berbicara di depan umum.

Namun di tengah perjalanan akademiknya, Eria sempat mengalami kendala finansial yang membuatnya harus cuti kuliah untuk sementara waktu. Meskipun situasi tersebut sulit, dia tidak menyerah dan terus mencari cara agar bisa kembali melanjutkan studinya.

Setelah kembali ke berkuliah, ia mendapatkan kesempatan untuk menjadi Asisten Dosen. Kesempatan ini menjadi pengalaman yang berharga baginya, karena ia tidak hanya mendapatkan wawasan akademik yang lebih dalam, tetapi juga dapat meningkatkan keterampilan komunikasi dan kepemimpinannya.

Dalam hal ini, dia diharuskan membimbing mahasiswa lain dan menjelaskan materi yang dia pelajari dengan jelas. Awalnya, dia merasa canggung dan sering meminta maaf kepada mahasiswa yang ia bimbing karena merasa belum terbiasa.

Namun, dengan dukungan dari teman-teman dan mahasiswa yang di bimbing, ia mulai merasa lebih percaya diri dan mampu menjalankan tugasnya dengan baik.

Di saat dia menjadi Asisten Dosen, menurut dia mata kuliah yang paling menarik adalah public speaking, komunikasi bisnis dan juga psikologi komunikasi karena menurut dia mata kuliah tersebut merupakan mata kuliah yang santai, asik namun keterampilan ini sangat penting, terutama dalam dunia bekerja yang menuntut kemampuan berbicara dan bernegosiasi dengan baik.

Ia juga mulai tertarik dengan dunia wirausaha, khususnya dalam bisnis roti dan kue. Ketertarikannya terhadap bisnis ini berawal dari keinginannya untuk memiliki usaha sendiri, karena ia merasa kurang tertarik untuk bekerja di bawah orang lain dalam jangka panjang. Oleh karena itu, ia mulai menyusun rencana untuk membuka usaha sendiri di masa depan.

Tidak hanya itu, selama berkuliah di IPB. Eria juga sering mengikuti berbagai kegiatan akademik maupun non-akademik. Dia sadar bahwa pengalaman di luar juga penting bagi pembentukan karakter dan keterampilan seseorang.

Melalui berbagai kegiatan ini, dia belajar bagaimana bekerja dalam tim, memimpin sebuah kelompok, serta berinteraksi dengan berbagai macam orang.

Hal ini juga sangat membantu dalam mengembangkan rasa percaya dirinya yang sebelumnya sangat kurang.

Perjalanan hidup Eria mengajarkan kita bahwa ketakutan dan kelemahan bukanlah sesuatu yang harus dihindari, melainkan harus dihadapi dan ditaklukkan.

Ia percaya bahwa semua orang memiliki potensi untuk berkembang, asalkan mereka mau keluar dari zona nyaman dan berusaha dengan sungguh-sungguh.

Salah satu prinsip yang selalu ia pegang adalah bahwa tidak apa-apa untuk merasa takut pada awalnya, selama kita tetap mau mencoba dan terus berlatih.

Kepercayaan diri dan keterampilan berbicara di depan umum bukanlah sesuatu yang didapat secara instan, tetapi harus diasah melalui pengalaman dan keberanian.

Ke depannya, Eria bercita-cita untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 di bidang bisnis dan mengembangkan usaha yang telah ia rencanakan sedari dulu. Ia ingin membuktikan bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk sukses, terlepas dari latar belakang dan kesulitan yang pernah mereka alami.

Dengan semangatnya, ia yakin bahwa masa depan yang lebih baik dapat diraih melalui usaha dan kerja keras. Selain itu, ia berharap bisa menginspirasi orang-orang di sekitarnya agar mereka tidak takut untuk mengejar impian mereka, meskipun harus melewati banyak kesulitan.

Kisah perjalanan hidup Eria Masdiani adalah bukti bahwa setiap tantangan dapat diatasi dengan ketekunan dan keyakinan pada diri sendiri. Dari seorang yang pemalu dan introvert, ia berhasil mengembangkan dirinya menjadi seseorang yang lebih percaya diri.

Ia berharap bahwa kisahnya dapat menginspirasi orang lain yang mengalami kesulitan serupa, agar mereka tidak menyerah dan terus berusaha mencapai impian mereka.

Keberaniannya dalam menghadapi tantangan, semangatnya dalam belajar, serta ketekunannya dalam mengembangkan diri menjadi bukti bahwa dengan kerja keras dan keyakinan, tidak ada yang mustahil untuk diraih.

Ia kini siap untuk melangkah lebih jauh dan menghadapi dunia dengan percaya diri, membawa semua pengalaman dan pembelajaran yang telah ia dapatkan selama ini untuk membangun masa depan yang lebih baik.***

Verdito Rizky Daffa Putra

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here