Bogordaily.net – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi akan berkantor di Gedung Pakuan Pajajaran Bogor.
Nama gedung itu dulu sangat administratif: Bakorwil I Bogor. Nama yang biasa. Bahkan nyaris tidak punya rasa.
Tapi Senin kemarin, gedung itu hidup kembali — dengan nama baru yang mengandung getaran sejarah: Gedung Pakuan Pajajaran.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang menggagas nama itu. Ia datang langsung ke lokasi, di Jalan Ir. H. Juanda, didampingi Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim.
Tidak ada seremoni besar. Tidak ada panggung megah. Tapi ada keputusan penting: gedung itu akan menjadi kantor gubernur.
Bukan satu-satunya. “Pak Gubernur akan berkantor di lima tempat,” kata Raden Iip Hidayat, pejabat senior dari Biro Administrasi Pimpinan Jawa Barat.
“Bandung, Bogor, Purwakarta, Cirebon, dan Garut. Semua bekas karesidenan zaman dulu.”
Artinya, kantor gubernur tidak lagi hanya satu. Ia akan berkeliling. Menyapa masyarakat dari dekat. Bukan lewat layar zoom, bukan lewat birokrasi.
“Kenapa namanya ditambah ‘Pajajaran’? Karena ini Bogor. Karena sejarah Pajajaran begitu kuat di sini,” ujar Dedie Rachim. “Ada hubungan emosional, historis, bahkan spiritual.”
Gedung itu memang masih kosong. Struktur bangunannya sudah siap. Tapi fasilitas perkantoran belum.
Bahkan pagar depannya masih seperti membatasi. Padahal, rencananya, akan dibuka. Supaya tidak ada jarak antara kantor gubernur dan masyarakat yang datang ke Samsat di sebelahnya.
“Pagar akan dibuka, ruang ditata, tapi struktur tidak diubah,” tegas Iip. Gedung itu cagar budaya. Dan itu akan dijaga betul.
Penataan dimulai bulan ini atau bulan depan. Targetnya dua sampai tiga bulan selesai.
Setelah itu, Dedi Mulyadi akan mulai “ngantor” di Bogor — seminggu sekali, atau dua minggu sekali.
Jika nanti Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berkantor di Gedung Pakuan Pajajaran Bogor, warga Bogor bisa datang pagi hari untuk minta selfie.***