Sunday, 1 June 2025
HomeOpiniGuru Teledor Murid Dirugikan

Guru Teledor Murid Dirugikan

Bogordaily.net – Pendidikan merupakan fondasi penting dalam membangun masa depan generasi muda. Di Indonesia. Pendidikan bertujuan untuk mendewasakan manusia melalui Upaya pengajaran serta pelatihan. Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memiliki peran strategis dalam menyiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja.

Namun baru-baru ini masyarakat dikejutkan dengan kasus yang terjadi di SMKN 2 Solo. Pengisian Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) yang dilaksanakan pada tanggal 31 Januari 2025, pihak sekolah SMKN 2 Solo mengalami human eror dalam mengiput data siswa- siswi. Peristiwa ini mengakibatkan siswa-siswi SMKN 2 Solo gagal untuk mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).

Menempuh perguruan tinggi merupakan sebuah mimpi bagi Sebagian besar pelajar Indonesia karena semakin tinggi Pendidikan yang kita tempuh akan berpengaruh dalam dunia kerja.

Peristiwa ini sangat disayangkan mengingat kesempatan yang dimiliki Siswa-Siswi SMKN 2 Solo untuk masuk perguruan tinggi seharusnya tiga kesempatan yang terdiri dari Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP), Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT), dan Jalur mandiri, kini hanya tersisa SNBT dan Jalur Mandiri saja.

Walaupun masih memiliki dua kesempatan untuk melanjutkan Pendidikan perguruan tinggi, namun mengingat hanya memiliki dua kesempatan dan persaingan ketat dalam pendaftaran perguruan tinggi menjadikan sebuah tantangan yang besar bagi siswa-siswi serta keluarga murid SMKN 2 Solo.

Kesalahan Fatal
Kasus kegagalan siswa-siswi SMKN 2 Solo untuk mengikuti Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) menandakan kurangnya dalam sistem Pendidikan di Indonesia. Menurut saya, sebagai guru seharusnya tidak melakukan kelalaian ini mengingat pentingnya proses pendaftaran untuk melanjukan Pendidikan tinggi.

Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) memberikan kesempatan kepada siswa-siswi untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi melalui prestasi mereka selama menempuh Sekolah Menengah Kejuruhan (SMK). Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) merupakan pintu pertama bagi siswa-siswi untuk meraih universitas yang mereka inginkan serta meningkatkan kemampuan mereka melalui perguruan tinggi.

Kelalaian pihak SMKN 2 Solo sangat merugikan bagi banyak orang. Dalam kasus ini, banyak siswa-siswi yang telah mempersiapkan diri secara maksimal untuk mengikuti Seleksi Nasional Berbasis Nasional (SNBP). Mereka telah melakukan yang terbaik untuk dapat menjadi siswa-siswi terbaik selama 3 tahun untuk dapat mengikuti seleksi tersebut. Namun akibat kesalahan administrative yang dilakukan oleh pihak sekolah SMKN 2 Solo, kerja keras mereka terbuang sia-sia. Hal ini menyebabkan kekecewaan yang

mendalam. Kekecewaan tidak hanya dirasakan oleh siswa-siswi tetapi juga terhadap orang tua mereka. Orang tua tentunya memiliki harapan tinggi terhadap anak-anak mereka untuk melanjutkan Pendidikan yang lebih tinggi. Tiap hari mereka banting tulang untuk hanya melihat anak-anak mereka mendapatkan Pendidikan yang tinggi.

Ketika mereka melihat anak-anak mereka gagal untuk melanjutkan ke Pendidikan yang lebih tinggi, mereka tentu merasakan kekecewaan serta frustasi
Pihak SMKN 2 Solo telah memberikan tanggung jawab berupa biaya untuk mengikuti bimbingan Pelajaran. Namun hal tersebut menurut saya tetaplah kurang untuk mengobati kekecewaan mereka. Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) merupakan proses yang menjadi awalan bagi siswa siswi SMA maupun SMK untuk melanjutkan kejenjang perguruan tinggi.

Perlunya Peningkatan Sistem Pendidikan
Menurut saya, kasus ini menandakan adanya kelemahan dalam pengawasan dan evaluasi di lingkungan Pendidikan Indonesia. Hal ini seharusnya memiliki mekanisme yang jelas untuk memastikan bahwa seluruh siswa-siswi mendapatkan kesempatan yang sama untuk mendaftar ke perguruan tinggi.

Seluruh Pihak sekolah yang ada di Indonesia harus memiliki Standard Operating Procedure (SOP) yang jelas dalam proses pendaftaran siswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Seluruh informasi harus tersampaikan kepada siswa-siswi dan juga orang tua. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) seharusnya memberikan pelatihan serta pelatihan yang lebih kepada seluruh pengurus sekolah-sekolah di Indonesia.

SMKN 2 Solo wajib melakukan evaluasi keseluruhan terhadap orang orang yang terlibat dalam pengurusan sekolah. Mereka harus melakukan evaluasi internal untuk mengidentifikasi kelemahan-kelemahan dalam sistem pendaftaran ini. Selain itu, pihak sekolah harus melakukan diskusi terbuka kepada seluruh masyarakat untuk mendapatkan evaluasi dari publik serta perbaikan kepercayaan public.

Kasus ini menjadikan pembelajaran berharga bagi instansi Pendidikan mengingat pentingnya Pendidikan bagi seluruh masyarakat. Pendidikan adalah investasi jangka panjang bagi setiap individu dan bangsa; oleh karena itu, setiap langkah menuju perbaikan harus dilakukan dengan serius.

Dengan adanya evaluasi menyeluruh terhadap proses administrasi serta pelatihan bagi staf sekolah, kita dapat berharap agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Siswa berhak mendapatkan kesempatan terbaik untuk meraih impian mereka tanpa terhalang oleh kesalahan administratif yang seharusnya dapat dicegah.***

Larry Maxmillian
Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here