Bogordaily.net – Bitcoin ambruk lagi. Kali ini gara-gara Donald Trump. Presiden AS itu memutuskan menerapkan tarif baru. Dunia langsung gelisah. Pasar saham rontok. Investor panik.
Trump memang keras kepala. Begitu banyak negara protes, ia malah menantang. Di media sosial Truth Social, ia minta rakyat Amerika bertahan. Ia tahu badai ini akan menghantam pasar. Tapi ia tetap melaju.
Selama akhir pekan, Uni Eropa balas menyiapkan tarif untuk barang AS. China dan Kanada juga tidak mau diam. Mereka menyiapkan langkah balasan. Ini artinya perang dagang jilid baru. Pasar global gemetar.
Saham-saham anjlok sejak Jumat. Aksi jual berlanjut sampai Minggu malam. Dow Jones jatuh 1.531 poin. S&P 500 dan Nasdaq sama buruknya. Tiga hari berturut-turut pasar Amerika dibantai. Bitcoin ambruk pula — sempat menyentuh di bawah US$79.000.
Lim Hui Jie dari CNBC Internasional memperingatkan: ini baru awal. Dow dan S&P 500 mencatat kerugian terbesar sejak pandemi 2020.
Nasdaq sudah masuk pasar bearish. Bitcoin pun ikut-ikutan turun 15% sepanjang 2025 ini. Padahal, tahun ini kripto sebenarnya diharapkan naik karena regulasi baru.
Tapi siapa peduli regulasi saat ekonomi dunia terancam resesi?
Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, bilang: tarif baru itu jalan terus. Tidak ada kompromi. Mulai 9 April 2025, dunia harus siap menghadapi harga-harga baru.
Bitcoin ambruk. Saham pun hancur. Trump tetap tegak berdiri.***