Bogordaily.net – Sudah lama pertemuan seperti ini tidak terlihat, Megawati dan Prabowo duduk bersama seperti itu.
Senin malam, di rumah Megawati di Jalan Teuku Umar, keduanya akhirnya bertemu. Hanya berdua. Empat mata. Satu setengah jam lamanya.
Banyak yang penasaran: apa yang dibicarakan dua tokoh ini? Terlebih, PDIP sampai hari ini belum bergabung ke koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran Rakabuming Raka.
Tapi Dasco, Wakil Ketua DPR yang juga orang dekat Prabowo, buru-buru menenangkan. “Itu silaturahmi Idulfitri saja,” katanya di Senayan, Selasa (8/4).
Dasco sendiri mengaku tidak tahu banyak. Yang ia tahu, pembicaraan lebih banyak soal situasi global.
Bagaimana negara-negara besar sedang terguncang. Dan bagaimana Indonesia harus bersiap.
“Apalagi Bu Mega pernah memimpin Indonesia di masa sulit. Jadi mereka tukar pikiran,” kata Dasco.
Apakah membahas peluang PDIP bergabung kabinet? Dasco mengangkat bahu.
“Saya tidak tahu. Karena pertemuannya lebih banyak empat mata,” jawabnya.
Prabowo Tidak Sendiri ke Teuku Umar
Prabowo datang ke Teuku Umar tidak sendiri. Ada Sugiono (Menlu), Ahmad Muzani (Sekjen Gerindra dan Wakil Ketua MPR), Prasetyo Hadi (Mensesneg), Letkol Teddy (Seskab), hingga Aries Marsudiyanto (Kepala BPPIK).
Bahkan, Budi Gunawan — Kepala BIN — juga ada di rumah Megawati.
Tapi Dasco membantah bahwa ini adalah pertemuan kabinet. Katanya, itu hanya kebetulan. “Habis rapat, saya diajak,” ujarnya sambil terkekeh.
Hangat, Akrab, 1,5 Jam
Menurut Dasco, suasana pertemuan Prabowo dan Megawati sangat hangat. Bahkan, waktu berjalan tanpa terasa.
“Pertemuan semalam itu penuh kekeluargaan. Banyak yang dibahas. Tidak terasa satu setengah jam berlalu,” katanya.
Soal Bakmi di Luar Ruangan
Apa yang dihidangkan Megawati kepada Prabowo? Dasco tidak tahu. Yang jelas, tamu-tamu di luar ruangan disuguhi bakmi.
“Waduh, kita yang di luar dihidangin bakmi. Beli di toko ritel,” ujar Dasco sambil tertawa.
Komitmen untuk Masa Depan Bangsa
Dari pihak PDIP, Guntur Romli membocorkan sedikit isi perbincangan.
Menurutnya, Megawati dan Prabowo berkomitmen untuk terus menjaga komunikasi dan koordinasi, khususnya menyangkut hal-hal strategis yang berdampak pada rakyat dan masa depan bangsa.
Silaturahmi yang Punya Banyak Makna
Kalau mau dibaca lebih dalam, ini memang silaturahmi.
Tapi juga silaturahmi yang tidak sederhana. Ada masa depan bangsa yang dibicarakan. Ada pengalaman, ada kekhawatiran, ada harapan.
Dan mungkin — siapa tahu — ada benih-benih baru dalam peta politik Indonesia yang sedang bertumbuh dari meja kecil di Teuku Umar malam itu.***