Bogordaily.net – Gaya kepemimpinan yang mengutamakan blusukan dan inspeksi mendadak (sidak) di kalangan kepala daerah telah mendapatkan respons positif dari masyarakat.
Metode tersebut terbukti efektif dalam membangun citra politik yang lebih dekat dengan rakyat dan mampu mempercepat peningkatan kepercayaan publik terhadap pemerintah.
Sebagai contoh, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, telah memulai gaya kepemimpinan blusukannya sejak tahun 1999, ketika ia masih menjabat sebagai anggota DPRD Purwakarta. Blusukan yang ia lakukan bertujuan untuk lebih memahami kondisi masyarakat di lapangan dan menyelesaikan masalah dengan solusi yang langsung diterapkan.
Konsep serupa juga diterapkan oleh Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin, yang baru-baru ini menjadi sorotan publik melalui aktivitasnya yang viral di berbagai platform media sosial, seperti TikTok dan Instagram. Video-video yang diunggahnya mendapat jutaan penonton dan ribuan komentar positif.
Gaya blusukan Jenal Mutaqin dinilai memiliki kesamaan dengan yang dilakukan oleh Gubernur Dedi Mulyadi. Tidak hanya turun ke lapangan, namun juga memberikan solusi konkrit yang langsung dirasakan oleh masyarakat.
Salah satu langkah yang menarik perhatian adalah penertiban pengamen atau musisi jalanan yang diberdayakan untuk bekerja di alun-alun sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat. Langkah ini mendapat respons positif dari banyak pengamen yang sebelumnya berpindah-pindah antar angkutan umum.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka pengangguran di Kota Bogor pada tahun 2024 tercatat sebesar 9,39 persen, yang menunjukkan adanya penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, yakni 10,78 persen pada 2023.
Meskipun status pengamen yang diberdayakan untuk membersihkan alun-alun belum sepenuhnya jelas, kesempatan ini dianggap sebagai batu loncatan atau sumber penghasilan sementara bagi mereka yang berjuang memenuhi kebutuhan hidup. Langkah konkret seperti ini diharapkan menjadi awal untuk menekan angka pengangguran serta memerangi kemiskinan ekstrem di Kota Bogor.
Berdasarkan data Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bogor, tercatat lebih dari 66 ribu warga Kota Bogor yang masuk dalam kategori miskin ekstrem. Data tersebut merupakan hasil penyisiran terhadap 22.138 keluarga Desil 1 atau kelompok masyarakat dengan tingkat kesejahteraan terendah.
Mayoritas dari mereka, sekitar 24.807 jiwa, berada di Kecamatan Bogor Selatan. Angka kemiskinan ekstrem ini menunjukkan betapa mendesaknya langkah-langkah strategis untuk mengatasi masalah ini.
Selain itu, masalah pengangguran, kemiskinan, dan pendidikan merupakan mata rantai yang sangat erat kaitannya. Dinas Pendidikan Kota Bogor mencatat bahwa lebih dari 2.000 siswa di Kota Bogor terpaksa putus sekolah. Kondisi ini semakin memperburuk situasi sosial-ekonomi di daerah tersebut, yang membutuhkan perhatian khusus dari pemimpin daerah.
Langkah-langkah konkret yang telah diambil oleh Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin, menunjukkan komitmennya untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Dengan pengalaman politik yang panjang, dimulai dari pekerjaannya sebagai security hingga menjadi anggota DPRD Kota Bogor selama tiga periode, Jenal telah mengasah jiwa kepemimpinan yang tangguh.
Selain itu, pengalaman Dedie A. Rachim sebagai pejabat KPK dan Wakil Wali Kota sebelumnya, diharapkan dapat memperkuat langkah-langkah konkret untuk memenuhi janji politik yang telah disampaikan kepada masyarakat.
Keberhasilan pemerintah daerah tidak hanya bergantung pada visi dan misi pemimpin, namun juga pada sinergi antara berbagai pihak terkait, termasuk pejabat pemerintah dan stakeholders lainnya. Dalam hal ini, penting bagi seluruh perangkat pemerintah Kota Bogor untuk dapat bekerja sama dalam mewujudkan tujuan bersama.
Sinergitas antara pemimpin dan jajaran pemerintah daerah diharapkan dapat menciptakan harmoni yang efektif dalam menjalankan kebijakan dan mengatasi tantangan yang ada. Sebagaimana halnya dalam konsep permainan sepak bola (total football), setiap elemen harus mampu beradaptasi dan bekerja sama secara sinergis demi tercapainya tujuan yang lebih besar.
Pemimpin juga bisa diibaratkan manager dalam sepakbola, demi mencapai kemenangan perlu adanya penyegaran dan sedikit subjektivitas dalam memilih formasi di lapangan.
Melalui kepemimpinan yang solid dan strategi yang tepat, diharapkan Kota Bogor dapat mengalami transformasi yang signifikan menuju kota yang lebih maju, sejahtera, dan berdaya saing tinggi.***
Mohammad Fahmi
Founder Bogor Youth Intellects