ADVERTISEMENT

Friday, 9 May 2025
HomeBeritaKAI Tambah 15 Perjalanan KRL Jabodetabek, Bisa Kurangi Desak-desakan?

KAI Tambah 15 Perjalanan KRL Jabodetabek, Bisa Kurangi Desak-desakan?

Bogordaily.net – Sebagai pengguna setia KRL, saya cukup senang dengan kebijakan baru dari KAI yang mulai berlaku 1 Februari 2025. Grafik Perjalanan Kereta Api (GAPEKA) 2025 membawa beberapa perubahan yang cukup signifikan, terutama dalam hal penambahan perjalanan Commuter Line dan pengurangan waktu tempuh.

ADVERTISEMENT

Dari yang sebelumnya, berdasarkan data dari KAI, jumlah perjalanan KRL per hari sebanyak 1.048, kini meningkat menjadi 1.063 perjalanan. KRL Bogor bertambah jadi 392 perjalanan per hari (dari 379), KRL Cikarang naik 21 perjalanan, dan KRL Rangkasbitung juga bertambah. Buat pengguna rute-rute ini, harapannya antrean panjang di jam sibuk bisa sedikit berkurang.

“Tapi Apa Ini Cukup untuk Mengatasi Masalah yang Ada?” Jujur saja, untuk pengguna yang tiap hari naik KRL, masalahnya bukan cuma soal jumlah perjalanan. Desak-desakan di dalam gerbong, antrean panjang di peron, keterlambatan, dan fasilitas yang kadang kurang nyaman juga masih jadi tantangan.

ADVERTISEMENT

Salah satu perubahan yang cukup menarik adalah pengurangan waktu tempuh di beberapa rute. Misalnya, perjalanan Bogor–Jakarta Kota sekarang hanya 85 menit, lebih cepat 4 menit dari sebelumnya. Sekilas memang nggak terlalu jauh bedanya, tapi buat penumpang harian, setiap menit itu berarti.

ADVERTISEMENT

Selain itu, di rute Nambo–Depok, kecepatan kereta naik dari 70 km/jam jadi 80 km/jam. Artinya, bakal lebih cepat sampai tujuan—asal nggak ada gangguan teknis atau antrian masuk stasiun yang malah bikin molor.

Tantangan Yang Perlu Di Perhatikan

Menambah jumlah perjalanan bukan sekadar soal nambahin jadwal. Ada banyak hal yang harus dipikirin :
● Persilangan jalur yang makin padat, bisa bikin risiko keterlambatan kalau nggak dikelola dengan baik.
● Stasiun-stasiun transit kayak Manggarai dan Tanah Abang yang udah penuh sesak, apakah siap menampung lebih banyak kereta?
● Kenyamanan penumpang, terutama perempuan dan penyandang disabilitas, masih harus jadi perhatian.

Belum lagi, pengguna dari daerah penyangga seperti Cikarang atau Rangkasbitung sering menghadapi keterbatasan layanan. Jangan sampai perubahan ini malah makin memprioritaskan jalur utama dan bikin daerah pinggiran makin tertinggal.

Secara keseluruhan, kebijakan GAPEKA 2025 ini tetap jadi langkah maju buat transportasi publik di Jabodetabek. Tapi, apakah ini akan benar-benar terasa dampaknya di lapangan? Itu masih harus kita lihat.

Yang jelas, peningkatan jumlah perjalanan ini harus diimbangi dengan pengelolaan yang lebih baik, peningkatan fasilitas, dan evaluasi berkala. Harapannya, bukan cuma bikin perjalanan lebih cepat, tapi juga lebih nyaman buat semua pengguna. Kita lihat aja nanti, apakah desak-desakan di KRL bakal berkurang atau tetap sama aja?

Joanna Larisa Munthe

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here