Bogordaily.net – Raefa Raja Augena adalah salah satu mahasiswa Sekolah Vokasi IPB University dengan jurusan Komunikasi Digital dan Media, angkatan 60. Sebagai anak Komunikasi Digital dan Media tentunya Raefa sendiri memiliki hobi yang bisa dibilang sesuai dengan jurusannya yaitu pada bidang foto dan videografi. Tentunya jurusan ini berkesinambungan dengan hobi atau bisa dibilang minat yang dimiliki oleh Raefa.
Pada Awalnya ia memiliki minat pada bidang fotografi ini karena dipinjami dan juga diminta oleh ayahnya untuk mengabadikan sebuah momen pada suatu acara, yang menjadikan ia memiliki ketertarikan pada bidang fotografi ini.
Karena menurutnya fotografi ini bukan hanya sekedar kegemarannya tetapi tantangan baginya karena ia harus bisa mengabadikan suatu momen dengan waktu yang tidak banyak atau sebentar.
Setelah itu ia melanjutkan minatnya dengan cara membuka bisnis fotografi dengan teman – temannya, yang pada awalnya berfokus pada dokumentasi olahraga, tetapi seiring berjalannya waktu banyak job atau tawaran pekerjaan diluar fokus bisnisnya, dan dari sinilah Raefa memulai karier profesionalnya sebagai fotografer.
Raefa memiliki skill fotografi ini dengan cara belajar sendiri atau bisa dibilang dengan otodidak.
Dengan sedikit fasilitas yang diberikan oleh ayahnya Raefa berhasil memiliki skill yang baik dalam mengolah foto ataupun video.
Yang awalnya ia belajar untuk menjadi fotografer ini, ia langsung terjun keranah yang profesional.
Sedikit aneh namun nyata itulah hal yang dirasakan oleh Raefa untuk pertama kalinya ia medapat job atau pekerjaan.
Setelah ia membuka bisnis dengan temannya ternyata ia mendapatkan client yang cukup besar dan pada saat itu ia yang menjadi fotografer utama dalam acara olahraga tersebut.
Selain belajar kamera, ia juga sedikit – sedikit belajar cara manajemen bisnisnya dan juga marketingnya agar bisnisnya tetap berjalan lancar sesuai harapannya.
Walaupun menurutnya belajar marketing itu cukup sulit namun dengan pembelajaran di kuliah dan praktek langsung dilapangan akhirnya ia dapat menguasai skill marketing dengan cukup pandai.
Ia pun mengaku mengalami kesulitan dalam memasarkan hasil fotonya karena tidak sedikit orang yang memiliki bisnis di ranah yang sama.
Strategi yang ia gunakan untuk mengembangkan bisnisnya itu tidak hanya mengandalkan skillnya saja, tetapi ia juga personality brand dan juga orang didalamnya.
Menurutnya beberapa orang itu tidak selalu mementingkan produknya tetapi ada juga beberapa dari mereka tertarik karena personality dari orang di dalamnya ataupun personality dari brand atau perusahaan itu sendiri.
Client pertama di bisnis Raefa ini didapatkan melalui dari direct marketing ia dan teman – temannya.
Awalnya ia mengunggah hasil foto ia dan teman – temannya pada akun media sosial perusahaannya untuk menjadi portofolio.
Kemudian ia menghubungi beberapa orang dan menawarkan jasa fotonya secara gratis dan itulah cara Raefa dan teman – temannya mendapatkan client pertama.
Raefa dan teman – temannya memiliki gaya fotografinya sendiri. Ia mendeskripsikan gaya fotografinya dan teman – temannya yaitu cekatan, cepat, tapi bermakna.
Namun menurutnya ia dan timnya belum memiliki kekhasan dalam bisnisnya, karena menurutnya untuk mendapatkan sesuatu yang khas harus melewati tahap pekerja seni, karena menurutnya bisnisnya masih ditahap pekerja seni dan belum menjadi seniman, dan untuk menjadi seniman ini butuh waktu yang lebih lama dan karena itu ia belum bisa mengatakan bisnisnya memiliki sesuatu yang khas.
Selain itu ia pun mengatakan tidak memiliki satu tokoh khusus yang menjadi inspirasi namun ia suka dengan sebuah foto atau video yang memiliki ciri khas tersendiri.
Dalam membuat bisnis pastinya akan ada tantangan ataupun rintangan yang akan dihadapi oleh seorang pebisnis, namun bagi Raefa tantangan yang terjadi pada bisnisnya bukan soal fotografi melainkan pada bidang marketingnya. Ia pun memiliki cara sendiri untuk memenangkan persaingan yang terjadi pada industri bisnisnya.
Ia melihat kekurangan pada industri ini adalah kurangnya personality karena menurutnya beberapa fotografer atau videografer hanya mementingkan produknya saja.
Ia ingin bisnisnya tidak hanya dikenal lewat hasilnya saja melainkan dikenal juga dengan brandnya dan juga orang – orang di dalamnya.
Tentunya ia juga memiliki keinginan atau sesuatu yang dicapai dan bisa dianggap momen yaitu ketika clientnya merasa puas dengan hasil foto atau videonya dan kemudian di ajak kembali untuk bekerja sama.
Diera digital ini Raefa menyatakan bahwa teknologi sangat memengaruhi dalam menjalankan bisnisnya, karena dengan kehadiran AI dapat mempermudah pekerjaannya menjadi lebih cepat dan efisien.
Tidak hanya hasil foto atau video melainkan teknologi juga membantunya untuk memperluas jaringan bisnisnya agar bisa mendapat client yang lebih banyak lagi. Ia juga memantau tren menggunakan media sosial untuk referensi foto dan preferensi yang diinginkan oleh client.
Saran Raefa untuk orang – orang yang ingin menggeluti bidang fotografi terutama pada bidang professional yaitu jangan hanya melihat dari sudut pandang fotografi saja melainkan beberapa aspek penting lainnya seperti marketing, bagaimana cara melihat tren, bagaimana cara membuat client nyaman, bagaimana cara kalian berkomunikasi, dan lain sebagainya. Dengan cara itu bisa memotivasi agar minat kalian dapat menjadi sumber penghasilan atau karier yang cemerlang.***
Tubagus Ahmad Naufal Mubarok