Sunday, 4 May 2025
HomeOpiniKekacauan dibalik suksesnya Grab It Fast 2025

Kekacauan dibalik suksesnya Grab It Fast 2025

Bogordaily.net – Di balik keseruan sebuah Konser Musik yang menghadirkan sederet musisi ternama Indonesia, insiden kecil sempat terjadi yang menyebabkan ketidaknyamanan para penonton dan menuai kritik di media sosial. Akhir pekan lalu, Bogor dimeriahkan oleh acara yang diselenggarakan oleh komunitas mahasiswa Telkom University, Family of Rain City (FORCY) yaitu Grab It Fast 2025.

ADVERTISEMENT

Acara tersebut digelar pada Minggu, 26 Januari 2025 mulai pukul 12.00 WIB di GOR Indoor Padjajaran, Jalan Pemuda, Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat.

Pada dasarnya, acara ini merupakan ajang promosi bagi Telkom University ke masyarakat luas khususnya Bogor dan sekitarnya. Dengan menghadirkan penyanyi dan band populer saat ini seperti Juicy Luicy, Lomba Sihir, Perunggu, dan The Sendawa serta Talkshow menarik bersama Konten Kreator Populer, Sadam Permana diharapkan akan memberikan pengalaman spektakuler dan tak terlupakan bagi para audiensnya.

Acara ini pun nyatanya berhasil menarik banyak pengunjung utamanya masyarakat Bogor. Terlihat Gor Padjajaran hari itu dipenuhi oleh lautan manusia yang berbondong-bondong ingin mengikuti keseruan dari pada acara tersebut.

Namun, tentunya keberhasilan panitia dalam menarik massa sebanyak-banyaknya diperlukan pengaturan keramaian yang tepat. Tak sedikit para penonton yang mengungkapkan kekecewaannya terhadap panitia dalam mengeksekusi keramaian massa.

Setelah selesai sesi break dalam acara tersebut, terjadi miskomunikasi antar tim panitia. Para penonton mengungkapkan bahwa pintu keluar dari area tribun atas GOR ditutup.

Tak hanya itu, akses untuk area bawah pun tidak di buka. Sehingga, terjadi penumpukan massa di pintu masuk tribun. Tak lama, area tribun pun mulai tak terkendali karena dipenuhi oleh penonton dengan jumlah yang melebihi kapasitas seharusnya.

Sementara, area bawah tetap dibiarkan kosong. Menurut info yang beredar, tertutupnya akses pintu keluar GOR serta akses masuk ke area bawah berasal dari tim crowd control yang bertugas. Hal ini menimbulkan kegeraman para penonton karena membuat ketidaknyamanan di tengah acara tersebut.

Tak sedikit dari mereka yang mengeluhkan udara yang panas dan pengap akibat penumpukan massa tersebut. Tim medis pun menerima banyak keluhan para penonton yang mengalami gejala-gejala tidak mengenakan seperti sesak, pusing, mual, dan sebagainya.

Setelah beberapa saat, akses untuk area bawah akhirnya dibuka. Namun, beberapa penonton yang tak sabar nekat untuk melompat langsung dari tribun atas ke area bawah. Hal ini sempat membuat keadaan menjadi kacau.

Tentu saja hal ini membahayakan penonton lainnya yang berada di area bawah terlebih dahulu. Bukan hanya penumpukan massa yang mengakibatkan kekacauan di tengah acara tersebut, sejumlah penonton juga diduga menikmati acara tersebut dalam keadaan mabuk bersama-sama.

Padahal pengecekkan badan sebelum masuk kedalam area GOR telah dilakukan sebanyak dua kali. Namun, bagaimana bisa hal tersebut masih mungkin dilakukan oleh para penonton?

Keberhasilan acara besar Grab It Fast 2025 ini memang patut diakui jempol, selain kehadiran musisi populer Indonesia dan Konten Kreator yang menjadi magnet bagi banyak pengunjung, tujuan utama dari acara ini dalam mempromosikan Telkom University juga berhasil dilakukan.

Namun dibalik keberhasilan tersebut, kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam acara ini juga menjadi pelajaran penting bagi para pelaksana acara tersebut. Insiden penumpukan massa yang terjadi di acara tersebut menunjukkan betapa vitalnya koordinasi yang tepat antara panitia, tim crowd control, dan pengunjung.

Sebagai acara Grab It Fast, yang dihadiri ribuan orang, keberhasilan panitia dalam mengelola massa bukan hanya tentang seberapa besar jumlah pengunjung yang dapat dijangkau, tetapi juga bagaimana memastikan kenyamanan dan keselamatan mereka.

Mengingat besarnya antusiasme yang ditunjukkan oleh warga Bogor, pengelolaan keramaian perlu dilakukan secara lebih sistematis agar tidak menimbulkan ketidaknyamanan, bahkan membahayakan nyawa.

Insiden di Grab It Fast terjadi akibat penutupan akses pintu keluar, penumpukan massa yang mengakibatkan sesak dan pusing pada banyak penonton, serta beberapa orang yang nekat melompat dari tribun, merupakan bukti bahwa pengawasan dan pengaturan yang lebih ketat harus segera diterapkan.

Koordinasi antara tim panitia dan crowd control harus diperbaiki. Panitia dan tim crowd control harus memiliki rencana dan prosedur yang jelas tentang pengaturan kerumunan.

Penutupan pintu keluar yang tak terduga menjadi salah satu masalah utama dalam insiden ini. Dalam situasi seperti ini, komunikasi yang baik sangat penting untuk memastikan setiap pengunjung dapat bergerak dengan aman.

Rencana evakuasi atau pengaturan arus massa harus dipahami oleh semua pihak sejak awal. Hal ini juga termasuk memastikan bahwa petugas di lapangan memiliki instruksi yang jelas dan dapat mengkomunikasikan keputusan dengan cepat kepada pengunjung.

Terakhir, salah satu faktor yang membuat acara menjadi kacau adalah penutupan pintu keluar dan kurangnya akses ke area yang lebih luas. Sebagai penyelenggara, memastikan jalur evakuasi dibuka tepat waktu sangat penting, terutama dalam keadaan darurat.

Keputusan untuk membuka akses harus dilakukan secara cepat dan terorganisir. Jangan sampai pengunjung merasa tersesat atau tidak tahu harus ke mana, terutama saat situasi mulai memanas.***

Malechha Mutyoro Ichanti Shadavah

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here