Saturday, 19 April 2025
HomeOpiniKesalahan Sistem Bikin Rakyat Indonesia Heboh

Kesalahan Sistem Bikin Rakyat Indonesia Heboh

Bogordaily.net – Dolar AS merupakan salah satu mata uang yang sangat berdampak bagi seluruh negara di dunia, tidak terkecuali bagi rakyat Indonesia. Hal ini dikarenakan apabila dolar AS meningkat, mata uang lain akan terdepresiasi yang akan membuat dunia menjadi lebih miskin serta kurang mampu terlibat dalam perdagangan dunia.

Mata uang dolar AS mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini diketauhi sejak tahun 1997 yang Dimana mata uang dolar sebersar Rp 4,650.00. Angka ini menunjukan kenaikan hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya yang dimana pada tahun 1996 mata uang dolar AS hanya sebesar Rp. 2,383,000 saja.

Hingga kini tercatat pada Desember 2024 dolar AS sebesar Rp 16,162,00
Bertepatan pada tanggal 1 Februari 2025, Masyarakat Indonesia dibuat heboh oleh berita penuruan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang rupiah dari Rp16.365 turun menjadi Rp 8.170 dalam semalam. Angka ini menunjukan berpedaan yang signifikan dari angka sebenarnya.

Kejadian ini memicu kebingunan serta spekulasi di kalangan publik. Penurunan yang tampaknya luar biasa ini bukan hanya mengguncang pasar valuta asing, tetapi juga menciptakan gelombang kepanikan di kalangan investor dan masyarakat umum.

Ditengah-tengah isu beredar akhirnya Bank Indonesia mengkonfirmasi bahwa terjadi kesalahan sistem yang terjadi di Google Finance.Menurut saya, kesalahan teknis yang terjadi pada Google Finance menunjukan bahwa adanya kerentanan informasi di era digital.

Hal ini dapat diidentifikasikan terhadap masyakrat yang sangat bergantung kepada platform online untuk mendapatkan berita ataupun informasi. Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi digital telah mengubah cara orang mengakses berita dan informasi ekonomi.

Masyarakat terutama pelaku pasar kini mulai menggunakan aplikasi dan situs web untuk mendapatkan data terkini mengenai nilai tukar mata uang, harga saham, dan indikator ekonomi lainnya.

Dalam situasi ini, kesalahan informasi dapat menimbulkan kepanikan serta dampak psikologis bagi pelaku pasar. Setelah berita penurunan nilai mata uang dolar AS menyebar, banyak masyarakat mulai mempertanyakan terkait stabilitas ekonomi Indonesia.

Media sosial menjadi tempat diskusi dari masyarakat dengan berbagai spekulasi mengenai penyebab penurunan tersebut. Viralnya isu ini menunjukan bahwa masyarakat Indonesia sangat peka terhadap perubahan nilai tukar mata uang asing. Hal ini didasari dampaknya terhadap inflasi, daya beli, dan stabilitas ekonomi secara keseluruhan.

Kesalahan
Bank Indonesia (BI) dengan sigap merespon dengan menegaskan bahwa kurs resmi tetap stabil di angka Rp 16.300-an. Dalam pernyataan resmi mereka, Bank Indonesia menjelaskan bahwa angka yang muncul di Google Finance adalah hasil dari kesalahan

sistem dan tidak mencerminkan kondisi fakta pasar valuta asing. Meskipun Bank Indonesia telah berusaha untuk menenangkan public dan pelaku pasar, respon ini tidak serta merta meredakan kekhawatiran publik.

Berita yang ditimbulkan oleh kesalahan informasi ini menunjukan pentingnya komunikasi yang jelas dam efektif dari otoritas moneter dalam menghadapi disinformasi.

Selain itu, insiden ini menyoroti perlunya mekanisme pemulihan yang lebih baik untuk mencegah kesalahan serupa di masa depan. Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, penting bagi otoritas keuangan untuk bekerja sama dengan penyedia platform informasi guna memastikan bahwa data yang disampaikan kepada masyarakat adalah akurat dan dapat dipercaya.

Hal ini mencakup pengembangan sistem pemantauan yang lebih baik untuk mendeteksi kesalahan dalam data secara real-time serta peningkatan transparansi dalam proses pengumpulan dan penyampaian informasi.

Dalam konteks ini, masyarakat diharapkan lebih kritis dan bijak dalam menerima informasi, terutama yang berkaitan dengan data finansial. Selalu pastikan untuk memverifikasi informasi dari sumber resmi dan terpercaya sebelum mengambil keputusan yang dapat berdampak signifikan.

Evaluasi
Kejadian penurunan nilai dolar AS ke Rp8.170 akibat kesalahan sistem bukan hanya sekadar masalah teknis, tetapi juga mencerminkan tantangan yang lebih besar dalam pengelolaan informasi finansial di era digital. Hal ini menekankan pentingnya transparansi dan akurasi dalam penyampaian data ekonomi untuk menjaga stabilitas pasar dan kepercayaan publik.

Agar hal serupa tidak terulang, perlu adanya kolaborasi antara otoritas keuangan dan penyedia platform digital untuk memastikan informasi yang disampaikan kepada masyarakat adalah akurat dan dapat dipercaya.

Selain itu, pendidikan finansial menjadi kunci untuk membekali masyarakat dengan pemahaman yang cukup mengenai dinamika pasar valuta asing dan faktor-faktor ekonomi lainnya. Dengan demikian, masyarakat dapat membuat keputusan investasi yang lebih bijaksana meskipun dalam situasi ketidakpastian.

Di masa yang akan mendatang, kita perlu belajar dari insiden ini agar bisa membangun sistem informasi keuangan yang lebih kuat dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat serta tantangan zaman digital saat ini. Maka dari itu diperlukanya kemapuan literasi media yang baik dalam menanggulangi berita-berita seperti ini.

Jika terdapat berita yang belum pasti kebenaranya maka harus terus melakukan pengawasan secara berkala terkait berita tersebut dan jangan beranggapan bahwa teknologi sebesar perusahaan Google tidak pernah melakukan salah. Teknologi ada untuk mempermudah bukan memperbudak manusia.***

Muhammad Irsyad Iskandar
Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here