ADVERTISEMENT

Wednesday, 7 May 2025
HomeNasionalMakanan Mengandung Babi tapi Bersertifikat Halal Laris Manis di E-Commerce

Makanan Mengandung Babi tapi Bersertifikat Halal Laris Manis di E-Commerce

Bogordaily.net mengandung tapi bersertifikat halal. Kok bisa?

ADVERTISEMENT

Ini tidak sedang bercanda. Dan ini bukan typo. Betul, ada produk bersertifikat halal, tapi ternyata… mengandung .

Sembilan produk olahan. Tujuh di antaranya sudah bersertifikat halal.

ADVERTISEMENT

Tapi ketika diuji acak oleh Badan Pengawas Obat dan (BPOM), lalu ditindaklanjuti Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), hasilnya mencengangkan: semuanya mengandung unsur porcine alias .

ADVERTISEMENT

Halal, tapi ada babinya.

Nama-namanya lucu-lucu. Ada Corniche Fluffy Jelly dari Filipina. ChompChomp Car Mallow dari China.

Bahkan ada yang bentuknya bunga dan teddy bear. Semuanya manis, lembut, lucu tapi ternyata tidak suci.

Yang mengejutkan, produk-produk ini laris manis di pasaran. Ada yang bahkan sudah dikonsumsi anak-anak. Beberapa sudah wara-wiri di marketplace.

Di Indonesia, orang bisa bertoleransi macam-macam. Tapi kalau soal —dan urusannya itu lain cerita.

Kepala BPJPH, Ahmad Haikal Hasan, yang akrab disapa Babe Haikal, langsung ambil tindakan. Surat panggilan dikirim ke produsen dan distributor.

“Pelaku usaha harus tarik semua produknya dari peredaran,” kata Babe Haikal dari kantor BPJPH di Pondok Gede, Jakarta Timur, Senin 21 April 2024.

Untungnya, para pelaku usaha kooperatif. Surat belum sempat masuk putaran kedua, mereka sudah mengiyakan. Produk langsung mulai ditarik.

Tidak semua urusan harus pakai marah-marah. Kadang, surat satu lembar cukup. Asal tegas.

Babe Haikal juga sudah koordinasi dengan kementerian dan asosiasi e-commerce. Tujuannya satu: produk-produk itu tak lagi tampil di etalase digital.

“Kalau masih ada di pasaran, masyarakat sudah tahu: jangan dikonsumsi. Karena mengandung porcine,” ujarnya tenang.

Tapi pertanyaan: bagaimana bisa produk yang sudah bersertifikat halal ternyata mengandung ? Ini yang harus dijelaskan lebih dalam.

Sebab halal bukan sekadar label. Ia adalah kepercayaan. Dan kepercayaan itu harus dijaga. Kalau tidak, keraguan akan tumbuh. Kalau keraguan tumbuh, maka semua yang rugi.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here