Bogordaily.net – Di tengah tantangan dunia kesehatan yang semakin kompleks, pengelolaan sumber daya manusia (SDM) di rumah sakit menjadi aspek krusial yang tak bisa diabaikan. RSUD Kota Bogor, sebagai salah satu rumah sakit rujukan utama, telah melakukan serangkaian inovasi untuk memperkuat kompetensi tenaga medisnya guna mendukung terwujudnya pelayanan prima. Lalu transformasi apa saja yang telah dilakukan?
Oleh : Patrick
Sebelum transformasi, RSUD Kota Bogor menghadapi berbagai tantangan dalam pengelolaan SDM. Mulai dari proses rekrutmen yang kurang terstruktur, minimnya pelatihan, serta komunikasi yang tidak efektif menjadi kendala utama. Banyak pegawai yang merasa kurang terampil dan tidak siap menghadapi tuntutan pelayanan yang terus berkembang.
Pelaksana Tugas Kepala Bidang Sumber Daya Manusia, Pendidikan, dan Pelatihan RSUD Kota Bogor, Ahmad Irawan, M.Si mengungkapkan, bila RSUD Kota Bogor telah mengalami transformasi signifikan dalam pengelolaan sumber daya manusia (SDM) dibawah kepemimpinan dr. Ilham Chaidir, M.Kes.
Sebagai contoh dalam proses rekrutmen tenaga medis misalnya. RSUD Kota Bogor melakukan proses seleksi secara selektif dengan fokus pada kualifikasi dan potensi individu. Tenaga medis yang memiliki kompetensi dan semangat melayani yang akan diterima untuk bekerja.
Sementara terkait pengukuran kompetensi petugas medis, RSUD telah bertransformasi menjadi lebih modern dan adaptif. Perubahan ini dianggap penting mengingat dinamika dunia Kesehatan terus mengalami perkembangan, dimana kebutuhan pasien dan teknologi medis terus mengalami perubahan.
Untuk memberikan pelayanan prima kepada Masyarakat, RSUD Kota Bogor menerapkan standar wajib profesi bagi lulusan lulusan D4/S1 bagi perawat, nutrisionis, bidan, dan farmasi. Sementara bagi mereka yang sudah lebih dahulu bekerja, namun belum memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan, diberi kesempatan sampai dengan tahun 2028 untuk memenuhi standar wajib profesi.
Bila sampai waktu yang ditentukan tak kunjung memenuhi persyaratan, maka mereka akan dialihkan ke posisi administratif. Ini dilakukan untuk memastikan bahwa pelayanan kesehatan tetap berada di tangan yang terlatih dan kompeten.
Dengan tenaga medis yang lebih terlatih dan siap menghadapi tantangan, RSUD Kota Bogor dapat memberikan layanan yang lebih baik dan lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
“Ini adalah langkah nyata menuju pelayanan kesehatan yang berkualitas dan profesional,” tegas Irawan, sapaan akrabnya.
Mentoring dan Pendampingan Memperkuat Kolaborasi
Irawan juga mengatakan bila RSUD Kota Bogor telah melakukan transformasi signifikan dalam sistem mentoring bagi tenaga medis baru. Kata dia, pendampingan akan memberikan banyak dampak positif bagi pelayanan. Dimana akan terjalin hubungan yang erat antara tenaga medis senior dan junior. Selain itu, akan ada banyak pengalaman dan pengetahuan yang dapat dibagikan. Adapun manfaat lain, yakni menciptakan lingkungan kerja yang lebih kohesif dan mendukung.
Pelatihan Berkelanjutan
Irawan juga mengungkapkan, bila RSUD Kota Bogor telah menerapkan program pelatihan berkelanjutan yang beragam. Pelatihan ini bukanlah sekadar rutinitas, melainkan investasi jangka panjang untuk masa depan tenaga kesehatan dan pelayanan prima kepada masyarakat. Pelatihan yang ditawarkan, seperti Kardiologi Dasar, Sertifikasi Bedah Dasar, dan pelatihan lainnya.
“Kami ingin tenaga kesehatan tidak hanya terampil, tetapi juga mampu beradaptasi dengan perkembangan terbaru dalam dunia medis,” katanya.
Dengan adanya pelatihan berkelanjutan, maka akan tercipta budaya belajar yang berkelanjutan di RSUD Kota Bogor. Tentu ini baik dalam mendukung terciptanya lingkungan kerja yang lebih dinamis dan responsif.
“Kami percaya bahwa pembelajaran adalah kunci untuk kemajuan,” tambah Irawan.
Pelatihan Interaksi dengan Pasien
Selain pelatihan hard skills, tenaga medis RSUD Kota Bogor juga dibekali dengan pelatihan pengembangan Soft Skills berupa komunikasi yang efektif, problem solving, dan etika kerja. Hal ini dianggap penting lantaran soft skills tersebut akan berpengaruh pada peningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
“Yang kita layani ini orang sakit. Maka penting untuk menciptakan pengalaman pasien yang positif, sehingga mereka merasa lebih aman dan nyaman saat mendapatkan perawatan di RSUD Kota Bogor”
Tentunya, pengalaman yang positif ini, akan meningkatkan kepuasan pasien serta berkontribusi pada kesembuhan mereka. “Ini adalah langkah strategis menuju pelayanan kesehatan yang lebih baik dan lebih manusiawi,” tegasnya.
Meningkatkan Kualitas melalui Evaluasi
Evaluasi kinerja di RSUD Kota Bogor kini dilakukan dengan pendekatan yang lebih sistematis dan transparan. Dengan evaluasi yang dilakukan setiap triwulan, rumah sakit ini berupaya menciptakan akuntabilitas di setiap level. Evaluasi kinerja tidak hanya sekadar untuk menilai, tetapi juga sebagai alat untuk melakukan perbaikan berkelanjutan.
“Kami ingin semua orang di RSUD merasa bertanggung jawab atas kualitas pelayanan yang mereka berikan”. Ini menciptakan lingkungan di mana setiap insan RSUD Kota Bogor merasa memiliki peran penting dalam mencapai tujuan rumah sakit.
Dalam prosesnya, Evaluasi kinerja juga melibatkan pekerja itu sendiri. Dengan cara ini, setiap pekerja dapat memberikan masukan dan umpan balik yang konstruktif, yang pada gilirannya dapat meningkatkan proses evaluasi kedepan. “Kami percaya bahwa keterlibatan adalah kunci untuk menciptakan budaya kerja yang positif,” tambah Irawan.
Membangun Ketahanan Mental Tenaga Medis
Lebih lanjut, Irawan juga mengungkapkan, untuk menghadapi tantangan pekerjaan yang berat, RSUD Kota Bogor menyediakan berbagai kegiatan untuk mengatasi stres dan burnout di kalangan tenaga medis. Untuk kebugaran fisik, dilakukan kegiatan olahraga seperti futsal, bulu tangkis, dan sebagainya. Sementara untuk kesehatan spiritual, dilakukan secara rutin pengajian setiap Jum’at di Masjid Asy-Syifa RSUD Kota Bogor.
“Kami percaya bahwa keseimbangan antara fisik dan spiritual adalah kunci untuk mengelola stres,” katanya.
Kegiatan yang disebutkan tadi, lanjut Irawan, akan membantu tenaga medis untuk bersosialisasi dan merelaksasi pikiran setelah jam kerja yang panjang.
Selain itu, program pendukung seperti konseling juga disediakan untuk membantu tenaga medis mengatasi tantangan yang mereka hadapi.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap tenaga medis memiliki akses ke dukungan yang mereka butuhkan,” jelas Irawan. ***