Bogordaily.net – Melakukan kegiatan favorit selalu terasa menyenangkan apalagi jika bersama teman-teman, keluarga, maupun orang terdekat lainnya. Akhir-akhir ini, kegiatan treking bersama orang tersayang kembali digemari oleh banyak orang. Jika mendaki gunung terasa terlalu berat, kamu bisa memulai untuk mencoba mendaki atau treking ke bukit terdekat dari wilayahmu terlebih dahulu. Salah satunya yaitu Bukit Daolong dengan ketinggian 800 MDPL yang berlokasi di Jl. Raya Bojong Koneng, Bojong Koneng, Kec. Babakan Madang, Kabupaten Bogor.
ADVERTISEMENT
Selain melatih tubuh untuk menghadapi medan pendakian yang sebenarnya, pemandangan dari puncak-puncak bukit di sekitar Bogor tak kalah memanjakan mata, lho.
Pendakian dapat langsung dimulai ketika pendaftaran simaksi sudah dilakukan. Hanya dengan Rp 15.000,00 per orangnya, kamu sudah dapat memasuki jalur pendakian menuju puncak bukit daolong.
Tentunya, pihak pengelola yang ada di basecamp akan menjelaskan secara detail setiap jalur yang akan dilalui, peta menuju puncak juga akan diberikan sebagai petunjuk arah agar setiap pendaki tidak akan bingung dalam menentukan jalur.
Bagi pendaki yang ingin menyewa tracking pole, dapat membayar biaya tambahan sebesar Rp 10.000,00 saja ke warung di dekat basecamp.
Jalur pendakian dimulai dengan medan yang sangat ramah bagi para pemula, masih berupa daratan tanah terkadang sedikit berbatu yang cukup luas. Kamu juga akan melintasi oleh sungai yang menyejukkan mata di awal pendakian.
Setelah beberapa menit, kamu akan segera sampai di Pos Ceker. Pada Pos ini, terdapat pertigaan jalur. Namun, tenang saja karena petunjuk pada peta begitu jelas sehingga kamu akan langsung tahu jalan mana yang harus dilalui.
Tak membutuhkan waktu yang begitu lama, setelah itu kamu akan segera sampai di Pos 1 Dungus Bitung. Pada pos ini kamu akan menemukan warung yang dapat digunakan untuk beristirahat sejenak.
Tak perlu khawatir kehabisan makanan, karena warung tersebut menyediakan berbagai makanan dan minuman. Setelah itu, kamu dapat melanjutkan perjalanan kembali menuju Pos 2 Parapatan Anim.
Sama seperti pos sebelumnya, disana juga terdapat warung kecil yang dapat kamu kunjungi. Setelah itu, kamu akan segera dihadapkan dengan dua pilihan jalur selanjutnya yaitu Jalur Adam Hawa atau Jalur Randu Gede.
Sebelumnya, pihak pengelola telah menjelaskan pada setiap pendaki mengenai karakteristik dari kedua jalur tersebut. Perbedaannya ada pada tingkat kesulitan medannya. Jika melewati Jalur Adam Hawa, jalur disana akan terasa lebih landai dan cocok untuk pemula.
Namun, selama perjalanan di Tanjakan Adam Hawa pendaki tidak dapat melihat pemandangan secara luas karena tertutup oleh pohon-pohon besar. Sementara Jalur Randu Gede akan dimanjakan oleh pemandangan yang indah selama perjalanannya.
Namun, pendaki akan dihadapkan dengan jalur yang curam dan ekstrem. Pihak pengelola akan membebaskan setiap pendaki untuk memilih diantara kedua jalur tersebut, namun ketika perjalanan pulang akan dilarang untuk melalui Jalur Randu Gede. Resiko nya lebih besar jika dilalui untuk perjalanan pulang.
Kami akhirnya sepakat untuk memilih melalui Jalur Adam Hawa. Tak hanya Tanjakan Adam Hawa, pendaki juga akan melewati Tanjakan Kondang jika melewati Jalur Randu Gede setelahnya. Setelah berhasil melewati kedua tanjakan tersebut, pendaki akan langsung disuguhkan dengan pemandangan indah dari atas puncak silala.
Disana juga terdapat warung dan banyak spot berfoto untuk para pendaki yang berkunjung. Dari Puncak Silala ini, kamu sudah bisa melihat perkotaan yang tampak mengecil dari penglihatanmu.
Walaupun begitu, perjalanan belum usai. Kami harus segera melanjutkan perjalanan kembali menuju Puncak Bukit Daolong. Jarak antara Puncak Silala dan Puncak Daolong akan memakan waktu sekitar 15 menit jika berjalan santai.
Trek jalurnya terbilang cukup mudah, karena hampir seluruh tanjakan telah dibentuk tangga-tangga dari batu dan kayu untuk mempermudah pendakian.
Tak terasa, kami akhirnya sampai di Puncak Bukit Daolong. Kalau kamu berhasil sampai di puncak ini, kamu akan segera menemukan ayunan yang begitu ikonik dan sangat cocok untuk spot berfoto yang instagramable.
Tentunya, terdapat warung yang cukup lengkap di Puncak Bukit Daolong ini. Jus Markisa menjadi salah satu menu yang wajib kamu cicipi jika sudah sampai di Puncak Bukit Daolong.
Rasanya begitu menyegarkan apalagi diminum setelah melakukan pendakian yang cukup menguras tenaga. Kami sempat menyantap Mie Instan kuah yang begitu mengobati rasa lelah dan lapar kami.
Pemandangan dari atas Bukit Daolong ini memang sangat menenangkan hati. Dari puncak tersebut, kamu akan dapat melihat dua puncak bukit lainnya dan juga puncak-puncak bukit lainnya dari kejauhan.
Nah, jika kamu masih memiliki cukup tenaga untuk melanjutkan pendakian lainnya, kamu dapat melanjutkan perjalanan sekitar 15 menit untuk sampai di Puncak Gunung Geuger dengan ketinggian 950 MDPL.
Kami sempat menghampiri Puncak Gunung Geuger tersebut dan tentunya pemandangan dari atas sana tak kalah indahnya. Saat itu, angin diatas sana cukup kencang membuat hasil foto bergaya kami tampak tertiup angin.
Rasanya seperti ingin terus berlama-lama disana. Namun, yang perlu diingat ketika melakukan pendakian tektok seperti ini ialah waktu. Jika kamu terlalu lama berdiam di puncak tanpa melihat waktu dan hari terlanjur sore, akan sangat berbahaya melakukan pendakian turun dalam kondisi gelap.
Akhirnya, sekitar pukul 15.00 WIB kami pun segera melakukan perjalanan pulang tentunya dengan hati yang suka cita. Total perjalanan kami selama naik sekitar 2 jam dan perjalanan turun sekitar 1,5 jam. Bagaimana pemirsa? tertarik untuk berkunjung ke Puncak Bukit Daolong?***
Malechha Mutyoro Ichanti Shadavah