Tuesday, 29 April 2025
HomeTravellingMenjelajah Dataran Tinggi Dieng, Sigandul View Cafe, hingga Semarang

Menjelajah Dataran Tinggi Dieng, Sigandul View Cafe, hingga Semarang

Bogordaily.net – Dari dataran tinggi yang diselimuti kabut hingga kota pesisir yang penuh sejarah, perjalanan ini menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Perjalanan saya kali ini dimulai dari Dataran Tinggi Dieng di Jawa Tengah, menikmati panorama dari atas awan dan kekayaan budaya yang masih terjaga.

Setelah itu, saya melanjutkan perjalanan ke Sigandul View Cafe, sebuah tempat ngopi dengan pemandangan pegunungan yang memukau. Tak berhenti di sana, perjalanan berlanjut ke Semarang, khususnya Kota Lama yang penuh bangunan bersejarah dan Simpang Lima yang menjadi pusat keramaian kota.

Dataran Tinggi Dieng: Negeri di Atas Awan

Dieng memang layak disebut “ Negeri di Atas Awan. ” Begitu tiba, udara dingin langsung terasa, kontras dengan panasnya kota . Suasana sore di sini begitu khas kabut tipis perlahan turun, menyelimuti desa-desa kecil dan perbukitan di sekitarnya.

Di atas Dataran Tinggi Dieng, tampak rumah-rumah penduduk berjajar rapi, dengan asap dapur kayu bakar yang sesekali mengepul di udara, menciptakan suasana yang hangat di tengah dinginnya sore. Di kejauhan, lahan pertanian bertingkat menambah keindahan lanskap Dieng, menghadirkan pemandangan yang tenang dan menyejukkan mata.

Menikmati Sunset di Bukit Sikunir

Salah satu alasan utama ke Dieng adalah menyaksikan matahari terbenam di Bukit Sikunir.Setelah turun dari Bukit Sikunir, perjalanan berlanjut ke Kawah Sikidang, kawah vulkanik yang masih aktif. Bau belerang cukup menyengat, tetapi pemandangannya sangat unik. Asap putih mengepul dari tanah, menciptakan suasana yang berbeda dari tempat lain.

Mencicipi Kuliner Khas Dieng

Dieng juga punya kuliner khas yang sayang untuk dilewatkan, salah satunya mi ongklok. Mi bertekstur kenyal ini disajikan dengan kuah kental bercita rasa gurih, biasanya dipadukan dengan sate sapi yang empuk dan potongan kol serta daun kucai. Kombinasi ini menciptakan rasa yang unik dan khas, terutama saat disantap di tengah udara dingin Dieng.

Selain itu, ada juga carica, manisan dari buah khas Dieng yang sekilas mirip pepaya mini. Rasanya segar dengan sedikit sensasi asam yang menyegarkan, cocok sebagai
camilan atau oleh-oleh khas dari daerah ini.

(pemandangan di kawah sikidang dan makanan mir ongklok)

Sigandul View Cafe: Ngopi dengan Panorama Pegunungan

Setelah puas menjelajahi Dieng, perjalanan berlanjut ke Sigandul View Cafe, sebuah tempat ngopi dengan pemandangan yang indah. Kafe ini terletak di pinggir tebing, memberikan pengalaman menikmati kopi yang berbeda .

Saat tiba, saya langsung dibuat takjub oleh pemandangannya. Dari sini, perbukitan hijau membentang luas, berpadu dengan kabut tipis yang menyelimuti desa-desa di kejauhan. Desain kafe yang modern dan terbuka semakin menambah kenyamanan, membuat pengunjung betah berlama-lama.

Saya memesan kopi, beberapa camilan, dan segelas cokelat panas. kombinasi sempurna untuk menemani udara sejuk khas pegunungan. Duduk di area outdoor, saya menikmati setiap tegukan sambil memandangi pemandangan yang begitu tenang dan menenangkan.

Salah satu daya tarik utama di sini adalah spot foto instagramable yang menghadap langsung ke jurang. Rasanya sayang jika melewatkan kesempatan untuk mengabadikan momen dengan latar pemandangan seindah ini. Setelah puas bersantai dan berfoto, saya pun melanjutkan perjalanan ke Semarang, siap mengeksplorasi keindahan Kota Lama dan Simpang Lima.

(pemandangan sunset di Sigandul View Cafe)

Semarang: Perpaduan Sejarah dan Modernitas

Dari Sigandul, saya melanjutkan perjalanan ke Semarang, ibu kota Jawa Tengah. Perubahan suasana sangat terasa yaitu dari sejuknya pegunungan, kini saya tiba di kota pesisir yang lebih hangat dan ramai.

Kota Lama: Jejak Kolonial di Tengah Kota

Tujuan pertama di Semarang adalah Kota Lama, kawasan yang dipenuhi bangunan peninggalan Belanda. Saat berjalan di sini, saya merasa seperti berada di Eropa versi tropis. Gereja Blenduk dengan atap kubahnya yang khas menjadi ikon utama kawasan ini.

Saya juga mengunjungi beberapa spot menarik, tempat yang nyaman untuk duduk santai. Tak lupa, saya mampir ke salah satu kafe vintage di sana untuk menikmati kopi dan menikmati suasana Kota Lama yang klasik.

Simpang Lima: Pusat Keramaian Semarang

Malam harinya, saya menuju Simpang Lima, alun-alun yang menjadi pusat kehidupan malam Semarang. Area ini dikelilingi oleh mal, hotel, dan pusat kuliner. Di sini, saya mencoba beberapa makanan khas seperti lumpia Semarang yang gurih dan tahu gimbal yang disajikan dengan bumbu kacang.

Saya juga menyewa sepeda hias berlampu warna-warni yang sering dijumpai di Simpang Lima. Berkeliling alun-alun dengan sepeda ini sambil menikmati suasana malam menjadi pengalaman seru yang menutup perjalanan saya dengan sempurna.

Aysa Ananda Gusra
Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here