Tuesday, 15 April 2025
HomeBerita“Més que un club” Lebih Dari Sekedar Klub

“Més que un club” Lebih Dari Sekedar Klub

Bogordaily.net – Masa kecil gue selalu dipenuhi dengan kenangan-kenangan yang sulit dilupakan, salah satunya adalah suasana rumah di pagi hari. Gue masih inget banget gimana hiruk pikuk setiap pagi jadi rutinitas yang khas.

Mama sibuk nyiapin sarapan dan bekal buat gue dan kakak gue, sementara Papa selalu jadi yang pertama bangun dan bersiap berangkat kerja.

Kakak gue, seperti biasa, lama banget kalau bersiap-siap, sementara gue sebagai anak bungsu biasanya santai aja di tengah semua kesibukan itu. Dan ritual wajib gue? Duduk di depan TV sambil nonton acara favorit gue.

Tapi ada satu pagi yang beda dari biasanya. Papa tiba-tiba bangunin gue lebih awal, sesuatu yang nggak biasa. Masih setengah sadar, gue bangun dan, seperti biasa, langsung duduk di depan TV.

Gue denger suara gemuruh yang ramai dari TV dan ternyata sedang ditayangkan pertandingan sepak bola Liga Spanyol. Waktu itu, Barcelona lagi main, gue lupa lawannya siapa. Tapi yang pasti, momen itu jadi titik awal gue jatuh cinta sama klub ini.

Gue yang waktu itu lagi suka main bola langsung semangat buat nonton. Dari situ, gue mulai sering minta ke Papa buat nonton bola bareng. Kadang, Papa sengaja bangunin gue tengah malam buat nonton pertandingan.

Dari satu pertandingan ke pertandingan lain, gue mulai mengenal Barcelona lebih dalam. Bukan cuma dari segi pemain atau trofi yang mereka menangkan, tapi dari cara mereka bermain. Filosofi permainan mereka benar-benar unik, sesuatu yang beda dari tim lain.

Tiki-taka, permainan operan cepat dan pergerakan tanpa bola yang indah, bikin gue betah berjam-jam nonton mereka main. Barcelona bukan sekadar tim yang menang atau kalah, tapi tim yang main dengan cara yang bikin gue jatuh cinta sama sepak bola itu sendiri.

Salah satu alasan terbesar gue ngefans sama Barcelona adalah karena GOAT, Lionel Messi. Dari awal dia muncul di Barcelona, gue udah ngeliat aksi-aksi keren nya. Gue coba buat ngikutin perjalanannya dari pemain muda berbakat, jadi bintang utama tim, sampai akhirnya dia pergi dari klub yang udah dia bela bertahun-tahun.

Gue nggak bisa bohong, waktu Messi keluar dari Barcelona, rasanya hampa banget. Seolah ada bagian dari Barca yang hilang, dan gue juga kehilangan sesuatu yang udah lama gue cintai. Tapi bagaimanapun, Messi tetap jadi idola gue, dan dia adalah bagian besar dari alasan kenapa gue mencintai Barcelona.

Tapi jadi fans Barcelona nggak selalu tentang kebahagiaan. Ada satu momen yang sampai sekarang masih membekas di hati gue: kekalahan Barcelona di semifinal Liga Champions melawan Bayern Munchen.

Kalau nggak salah, itu tahun 2012 atau 2013, dan skor agregatnya nyesek banget: 7-0. Gue nonton pertandingan itu bareng Papa, dan jujur, gue nangis. Rasanya nggak percaya Barcelona yang selama ini gue banggakan bisa kalah dengan cara yang begitu menyakitkan.

Papa nggak banyak ngomong, tapi gue tahu dia ngerti perasaan gue waktu itu. Di situ gue sadar, jadi fans bola nggak cuma soal euforia kemenangan, tapi juga soal menghadapi rasa kecewa dan tetap setia.

Tapi kemudian, datanglah era yang bikin gue kembali tersenyum lebar: Trio MSN. Lionel Messi, Luis Suárez, dan Neymar adalah tiga pemain yang rasanya memang diciptakan untuk main bareng.

Gue makin cinta sama Barcelona gara-gara mereka. Tiap pertandingan terasa seperti pertunjukan seni, di mana umpan-umpan mereka begitu magis dan kerja sama mereka nyaris sempurna.

Momen terbaik? Final Liga Champions 2015, di mana Barcelona sukses meraih treble winner. Itu adalah salah satu malam terbaik gue sebagai fans Barca.

Namun, seperti yang gue bilang sebelumnya, jadi fans Barcelona nggak cuma soal menikmati kemenangan. Setelah era keemasan itu, datang masa-masa sulit.

Gue jadi saksi hidup bagaimana Barcelona yang dulu ditakuti, kini jadi klub yang berkali-kali kena comeback di Liga Champions.

Dari kekalahan menyakitkan melawan AS Roma, PSG, hingga Liverpool, semua terasa seperti mimpi buruk yang nggak ada habisnya.

Ngelihat tim kesayangan gue dipermalukan berulang kali rasanya sakit, tapi gue tetap bertahan.

Karena bagi gue, mencintai klub ini bukan soal jumlah trofi yang mereka angkat, tapi tentang perjalanan dan nilai-nilai yang mereka bawa.

Dari kecil sampai sekarang, gue udah ngelewatin banyak fase dalam hidup gue bersama Barcelona.

Dari masa jaya, masa transisi, hingga masa keterpurukan, gue tetap ada. Dan gue yakin, Barcelona suatu hari nanti akan kembali ke puncak.

Sampai saat itu tiba, gue akan tetap di sini, tetap mendukung, tetap bangga jadi fans Barcelona.

Karena bagi gue, mencintai klub ini adalah bagian dari perjalanan hidup gue yang nggak akan pernah gue tinggalkan.

Dan ada satu impian besar yang selalu gue simpan: nonton Barcelona secara langsung di Camp Nou. Gue pengen ada di stadion megah itu, ngerasain atmosfer yang selama ini cuma bisa gue lihat di layar TV.

Denger langsung suara gemuruh Culers yang nyanyiin chant kebanggaan Barca, melihat pemain-pemain Barcelona bertanding di depan mata gue sendiri, dan merasakan euforia kemenangan bersama ribuan fans lainnya.

Gue nggak tahu kapan mimpi itu bakal terwujud, tapi gue yakin suatu hari nanti, gue akan ada di sana, menyaksikan tim yang udah gue cintai sejak kecil berlaga di kandang mereka sendiri.

Sampai hari itu datang, gue akan tetap setia, tetap bangga jadi bagian dari Barcelona. Oh iya, FYI aja gue nulis ini sambil nonton pertandingan barcelona.***

Fakhri Ghani Rahmadani

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here