Bogordaily.net – Tradisi mudik lebaran yang menjadi bagian penting dari budaya Lebaran di Indonesia tahun ini tampak mengalami penurunan signifikan. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersama sejumlah akademisi pada Februari 2025, jumlah pemudik tahun ini diperkirakan hanya mencapai 146,48 juta orang.
Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan tahun 2024 yang mencapai 193,6 juta pemudik, atau turun sebanyak 47,12 juta orang. Penurunan sebesar 24,34% ini tentu menjadi sorotan, mengingat mudik bukan hanya tradisi tahunan, tetapi juga penggerak penting aktivitas ekonomi nasional, terutama di sektor transportasi dan konsumsi rumah tangga.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub, Budi Rahardjo, membenarkan adanya penurunan tersebut. Namun ia menambahkan bahwa survei yang dilakukan tidak difokuskan pada pencarian penyebab fenomena tersebut.
Menurutnya, keputusan masyarakat untuk mudik bisa saja berubah menjelang hari Lebaran tergantung kondisi sosial dan ekonomi saat itu. Pernyataan tersebut dikutip dari kantor berita Antara pada 22 Maret 2025.
Meski tidak ada penjelasan resmi dari pemerintah terkait penyebab penurunan jumlah pemudik, para pengamat ekonomi menyebut bahwa kondisi ekonomi masyarakat sangat memengaruhi keputusan untuk tidak mudik.
Melemahnya daya beli, meningkatnya pemutusan hubungan kerja (PHK), serta berkurangnya bantuan sosial dari pemerintah dinilai sebagai faktor dominan yang membuat jutaan orang memilih bertahan di kota perantauan.
Salah satu cerita yang mencerminkan kondisi ini datang dari Supriyono dan Hamidah, pasangan buruh pabrik di kawasan Bekasi. Mereka biasanya rutin pulang kampung ke Jawa Timur setiap Lebaran, namun tahun ini harus mengurungkan niat.
Keduanya baru saja terkena PHK dan tabungan yang tersisa hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Dalam wawancara dengan BBC Indonesia pada 31 Maret 2025, Hamidah mengatakan bahwa untuk makan saja harus berhemat, sehingga tidak mungkin menyisihkan uang untuk biaya mudik.
Data dari lapangan juga menunjukkan penurunan aktivitas transportasi. Sistem Informasi Angkutan dan Sarana Transportasi Indonesia (SIASATI) mencatat, hingga H-3 Lebaran 2025, jumlah penumpang yang menggunakan lima moda transportasi umum nasional hanya mencapai 6,75 juta orang.
Jumlah ini menurun sekitar 4,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Moda bus antarkota antarprovinsi (AKAP) mencatat penurunan penumpang tertajam, yakni sekitar 10,2%. Moda pesawat mengalami penurunan sebesar 6,8%, dan kapal laut turun sekitar 4,8%.
Penurunan ini berdampak langsung terhadap sektor transportasi. Operator bus, maskapai penerbangan, dan pelabuhan harus menyesuaikan operasional mereka di tengah minimnya penumpang.
Selain itu, para pelaku ekonomi informal seperti pedagang musiman di terminal, pengelola parkir, hingga porter bagasi juga kehilangan sebagian besar sumber penghasilan mereka yang biasanya meningkat saat musim mudik.***
Rakan Aufa Hibatullah
Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media
Sekolah Vokasi IPB