Bogordaily.net – Penunjukan Patrick Kluivert sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia oleh PSSI pada 6 Januari 2025 telah menimbulkan terjadinya berbagai tanggapan di kalangan pecinta sepak bola, bukan hanya di Indonesia saja melainkan mantan pemain Timnas Belanda pun menyoroti akan hal ini.
Patrick Kluivert nantinya akan didampingi oleh Alex Pastoor dan Denny Landzaat dalam menjalankan tugasnya. Sebagai mantan pemain top yang pernah bersinar di level tertinggi, Kluivert memiliki nama besar dan pengalaman bermain yang mengesankan.
Namun banyak pihak yang mempertanyakan kredibilitasnya, terutama jika dibandingkan dengan asistennya Alex Pastoor, yang dianggap lebih berpengalaman dalam dunia kepelatihan. Meskipun terdapat perdebatan mengenai kelayakannya, penunjukan Kluivert adalah pilihan yang tepat untuk memimpin skuad Garuda.
Sebagai mantan pemain kelas dunia yang pernah membela klub-klub besar seperti Ajax, AC Milan, dan Barcelona, Patrick Kluivert memiliki citra yang mengesankan di dunia sepak bola terutama sepak bola Belanda.
Pengalamannya bermain di level tertinggi menjadikannya sosok yang dihormati dan disegani oleh banyak pemain, termasuk mereka yang memiliki latar belakang pemain diaspora Belanda.
Mengingat bahwa mayoritas pemain Timnas Indonesia yang berlaga di ajang kualifikasi piala dunia 2026 memiliki hubungan erat dengan Belanda, kehadiran Kluivert dapat menjadi faktor pemersatu yang memperkuat kebersamaan tim.
Nama besar yang dimiliki oleh Kluivert berpotensi menarik perhatian pemain, sponsor, dan penggemar. Dalam dunia sepak bola modern, aspek ini tak bisa diabaikan.
Pelatih yang memiliki pengaruh besar di luar lapangan bisa memberikan motivasi lebih kepada para pemain serta membangun suasana yang positif di ruang ganti pemain.
Kolaborasi dengan Asisten Pelatih Berpengalaman
Salah satu kritik utama yang di sorot terhadap penunjukan Patrick Kluivert sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia adalah minimnya rekam jejaknya sebagai pelatih utama di level klub atau tim nasional. Namun, hal ini dapat diimbangi dengan keberadaan asisten pelatih yang memiliki pengalaman lebih matang dalam aspek taktik dan manajemen tim.
Dalam hal ini, Alex Pastoor dan Denny Landzaat, yang turut bergabung dalam staf kepelatihan, memainkan peran penting dalam membantu kepemimpinan Kluivert. Alex Pastoor adalah sosok pelatih yang telah memiliki pengalaman menangani berbagai klub, termasuk Sparta Rotterdam dan Almere City.
Dengan jam terbang yang lebih tinggi dalam menangani tim secara langsung, Pastoor dapat memberikan input teknis yang lebih mendalam dalam menyusun strategi permainan Timnas Indonesia. Kemampuannya dalam menganalisis pertandingan dan mengelola transisi permainan akan menjadi aset berharga bagi Timnas Indonesia.
Sementara itu, Denny Landzaat, yang juga bergabung dalam staf kepelatihan, memiliki latar belakang sebagai mantan pemain yang memahami keadaan ruang ganti dengan sangat baik. Kehadirannya dapat membantu dalam membangun chemistry antar pemain dan memastikan strategi yang diterapkan bisa berjalan dengan lancar di atas lapangan nanti.
Dengan adanya kombinasi ini, Kluivert dapat memaksimalkan perannya sebagai pemimpin yang dihormati dan disegani, sementara Pastoor dan Landzaat mengisi celah dalam aspek teknis dan taktik.
Ini adalah pendekatan yang umum dilakukan dalam banyak tim dan PSSI mengambil pendekatan tersebut, di mana pelatih kepala tidak selalu menjadi ahli taktik utama, tetapi lebih sebagai manajer yang mengelola sumber daya tim dengan dukungan dari staf pelatih yang kompeten.
Struktur kepelatihan seperti ini dapat menjadi formula yang sukses bagi Timnas Indonesia, dengan kelebihan yang dimiliki oleh Kluivert dalam aspek komunikasi yang dapat merangkul semua lapisan pemain serta staf kepelatihan dengan gaya kepemimpinan yang dimilikinya.
Dengan pembagian tugas yang jelas dan pemanfaatan kekuatan masing-masing individu di dalam tim pelatih, bukan tidak mungkin Timnas Indonesia dapat berkembang di bawah kepemimpinan Kluivert bahkan dapat ikut serta dalam ajang piala dunia 2026 nanti.
Meskipun Kluivert belum memiliki pengalaman panjang sebagai pelatih utama, kombinasi dengan asisten pelatih yang lebih berpengalaman dalam strategi dan manajemen tim dapat menjadi faktor penyeimbang yang membuat kepemimpinannya tetap efektif.
Oleh karena itu, penunjukan Kluivert bukanlah keputusan yang sepenuhnya berisiko, melainkan langkah yang masih memiliki potensi besar jika didukung dengan struktur kepelatihan yang solid.
Tantangan Adaptasi
Namun, terdapat tantangan besar yang harus dihadapi Kluivert. Dalam waktu dekat, Timnas Indonesia akan kembali berlaga di lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2026, yang menuntut adaptasi cepat dari pelatih. Kluivert harus memahami karakter permainan para pemainnya, menyesuaikan taktik dengan kekuatan tim, serta membangun chemistry yang kuat dalam waktu singkat.
Selain itu, Kluivert juga harus mampu beradaptasi dengan kultur sepak bola Indonesia, yang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan sepak bola Eropa. Ekspektasi yang tinggi dari publik serta tekanan dari federasi dan media menjadi tantangan tersendiri bagi seorang Kluivert.
Oleh karena itu, kemampuan Kluivert dalam berkomunikasi dengan pemain, memahami kekuatan dan kelemahan tim, serta menerapkan filosofi kepelatihan yang sesuai dengan karakter pemain Indonesia akan sangat menentukan keberhasilannya di tanah air.***
Ananda Puja Ath – Thariq
Komunikasi Digital dan Media