Bogordaily.net – Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) merupakan salah satu jalur seleksi masuk perguruan tinggi negeri yang sangat dinantikan oleh siswa-siswa berprestasi di seluruh Indonesia. SNBP tidak hanya menjadi ajang kompetisi akademis, tetapi juga menjadi pintu gerbang menuju masa depan yang lebih cerah bagi banyak siswa.
Namun, di balik peluang besar yang ditawarkan oleh SNBP, terdapat tantangan dan risiko yang tidak boleh diabaikan, terutama terkait persiapan administratif dan akademis.
Kegagalan dalam mengikuti SNBP, seperti yang dialami oleh SMKN 2 Surakarta, dapat dianggap sebagai hal yang fatal karena kesempatan ini hanya datang sekali dalam hidup seorang siswa.
Oleh karena itu, peran tenaga pengajar dalam mendukung kesiapan siswa menghadapi SNBP menjadi sangat krusial.
Polemik yang terjadi di SMKN 2 Surakarta, di mana sekolah tersebut sempat terancam gagal mengikuti SNBP karena masalah administrasi, menjadi bukti nyata betapa pentingnya perhatian terhadap detail-detail kecil dalam proses seleksi ini.
Kegagalan administratif tidak hanya merugikan institusi sekolah, tetapi juga berdampak langsung pada masa depan siswa yang telah berjuang keras untuk meraih prestasi.
Dalam konteks ini, tenaga pengajar memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa semua persyaratan administratif telah dipenuhi dengan baik dan tepat waktu.
Hal ini mencakup pengumpulan dokumen, verifikasi data, serta koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Tanpa dukungan yang maksimal dari tenaga pengajar, siswa dapat kehilangan kesempatan emas yang tidak akan terulang kembali.
Namun, peran tenaga pengajar tidak hanya terbatas pada aspek administratif. Mereka juga memiliki tanggung jawab untuk mempersiapkan siswa secara akademis dan mental.
SNBP adalah ajang kompetitif yang membutuhkan persiapan matang, baik dari segi penguasaan materi maupun strategi mengerjakan soal.
Tenaga pengajar harus mampu memberikan bimbingan intensif, seperti pelatihan soal-soal seleksi, pembahasan materi yang sering muncul, serta simulasi ujian. Selain itu, dukungan moral dan motivasi dari tenaga pengajar juga sangat dibutuhkan oleh siswa.
Proses seleksi seperti SNBP seringkali menimbulkan tekanan psikologis yang besar bagi siswa. Oleh karena itu, peran tenaga pengajar dalam memberikan motivasi dan membangun kepercayaan diri siswa tidak boleh dianggap remeh.
Dalam perspektif yang lebih luas, peran tenaga pengajar dalam mendukung kesuksesan siswa pada SNBP sejalan dengan temuan penelitian yang dilakukan oleh Supriyanto dkk. (2023) dalam jurnal Educational Management and Planning.
Penelitian tersebut menyebutkan bahwa sekolah dengan tenaga pengajar yang aktif memantau perkembangan siswa, baik secara akademis maupun administratif, memiliki tingkat kelulusan SNBP yang lebih tinggi.
Studi ini juga mengungkapkan bahwa dukungan psikologis dari tenaga pengajar, seperti memberikan motivasi dan membangun kepercayaan diri siswa, berkontribusi signifikan terhadap keberhasilan siswa dalam menghadapi seleksi nasional.
Temuan ini semakin menegaskan bahwa peran tenaga pengajar tidak hanya terbatas pada transfer pengetahuan, tetapi juga mencakup aspek pendukung lainnya yang tidak kalah penting.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tenaga pengajar memegang peran strategis dalam memastikan kesuksesan siswa pada SNBP.
Mereka tidak hanya bertanggung jawab untuk mempersiapkan siswa secara akademis, tetapi juga harus memastikan bahwa semua persyaratan administratif telah terpenuhi dengan baik.
Selain itu, dukungan psikologis dan motivasi dari tenaga pengajar juga menjadi faktor penentu yang dapat memengaruhi performa siswa dalam menghadapi seleksi nasional.
Oleh karena itu, penting bagi tenaga pengajar untuk lebih proaktif dan peka terhadap kebutuhan siswa, baik dalam hal akademis, administratif, maupun psikologis.
Sebagai penutup, polemik yang terjadi di SMKN 2 Surakarta seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, terutama tenaga pengajar.
Kesempatan seperti SNBP tidak datang dua kali, dan kegagalan dalam mengikutinya dapat berdampak panjang pada masa depan siswa.
Dengan peran yang lebih maksimal dari tenaga pengajar, diharapkan siswa dapat memanfaatkan kesempatan ini secara optimal dan meraih impian mereka untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.***
Muhammad Raynafa Adzani
Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media SV IPB