Tuesday, 8 April 2025
HomeBeritaPerang Berkepanjangan: Ketegangan Israel-Palestina Memasuki Babak Baru di 2024

Perang Berkepanjangan: Ketegangan Israel-Palestina Memasuki Babak Baru di 2024

Bogordaily.net – Konflik antara Palestina dan Israel kembali memanas pada tahun 2024, menjadi salah satu peristiwa paling tragis yang menyita perhatian dunia. Serangan militer, blokade, serta kekerasan yang terus meningkat telah menyebabkan ribuan korban jiwa mulai dari anak anak, remaja, dewasa bahkan lansia. Ketegangan Israel-Palestina Memasuki Babak Baru di 2024.

Serangan udara, blokade wilayah, serta berbagai bentuk kekerasan lainnya telah memperburuk kondisi kemanusiaan, terutama di Gaza, yang kini mengalami krisis besar dalam hal pangan, air bersih, dan layanan kesehatan.

Situasi ini bukan hanya masalah politik antara dua negara, tetapi juga menyangkut hak asasi manusia dan keadilan bagi mereka yang terus menderita akibat perang.

Banyak negara serta organisasi internasional telah menyerukan gencatan senjata dan mengupayakan solusi damai, namun kenyataannya, konflik ini terus berlangsung tanpa kepastian kapan akan berakhir.

Sejarah panjang pertikaian, perbedaan kepentingan, serta kurangnya upaya diplomasi yang efektif menjadi penghalang utama dalam mewujudkan perdamaian.

Penyebab utama terjadinya koflik antara Israel dan Palestine adalah keduanya sama-sama ingin mendirikan negara di tanah yang sama. Keinginan ini kemudian menimbulkan gerakan zionisme.

Zionisme adalah upaya keagamaan dan politik yang membawa ribuan orang yahudi kembali ke tanah air kuno mereka di timur tengah.

Secara garis besar ini merupakan hal yang dapat mengacu peperangan besar dan dampaknya bisa merembet terhadap negara-negara lain.

Nampaknya perdamaian kedua belah pihak ini akan sulit terealisasi dalam jangka waktu singkat mengingat Israel di dukung oleh Amerika Serikat.

Pada 10 Mei 2021, bentrokan terjadi di Yerusalem antara pengunjuk rasa Palestina, polisi, dan kelompok sayap kanan Israel, yang kembali meningkatkan ketegangan antara kedua negara.

Konflik meningkat dengan tembakan artileri dari kedua belah pihak yang diikuti dengan serangan roket dan serangan udara. Pemboman Gaza oleh pesawat tempur Israel memperburuk penderitaan warga sipil Palestina.

Pada saat yang sama, serangan roket Hamas menyebabkan kerusakan besar di kota-kota Israel, termasuk pusat komersial Tel Aviv.

Berdasarkan keterangan Menteri Kesehatan Palestina, Mai Akaila, serangan tersebut mengakibatkan terbunuhnya 227 warga: terdiri 70 anak-anak dan 40 perempuan serta terdapat lebih dari 8.500 warga menderita luka-luka, Senin, (24/05).

Hal ini kemudian membuat PBB mendesak Palestina dan Israel untuk melakukan gencatan senjata di Jalur Gaza untuk menghindari provokasi hingga akhirnya pada 20 Mei 2021, Israel dan Palestina menyetujui gencatan senjata.

Sayangnya, gencatan senjata itu tidak berlangsung lama di mana konflik antar kedua negara itu kembali memanas dan masih berlangsung hingga saat ini.

Menurut tim lapangan bantuan pemerintah, sebanyak 74% tenda untuk pengungsi tidak layak untuk digunakan. Mereka melaporkan bahwa 100.000-135.000 tenda rusak dan perlu untuk diganti.

Tenda tersebut terbuat dari nilon, kayu dan kain yang setiap hari semakin memburuk karena faktor iklim dan cuaca matahari. Setelah penggunaan selama 11 bulan ini tenda sudah tidak lagi layak digunakan karena kondisi yang tidak memungkinkan.

Namun beberapa media telah mendesak komunitas internasional dan PBB untuk segera memberikan bantuan seperti tempat tinggal, makanan, pakaian serta kebutuhan lainnya terhadap korban di Palestina.

Krisis kemanusiaan yang terjadi di Palestina ini sudah seharusnya menjadi perhatian dunia. Tragedi ini menuntut aksi nyata dari berbagai pihak, baik pemerintah, oganisasi maupun individu.

Peperangan yang terjadi antara Israel dan palestina cukup berdampak besar. Salah satunya adalah banyak memakan korban jiwa.

Saat ini jumlah korban jiwa dari palestina berjumlah 11 ribu jiwa. Serangan demi serangan dari Israel diluncurkan kepada Palestina.

Akibatnya sejumlah fasilitas umum seperti rumah sakit, sekolah, tempat ibadah hancur tak tersisa. Warga Palestina terpaksa harus pindah dan mengungsi ditempat yang aman agar tidak terkena serangan yang diluncurkan oleh Israel.

Serangan tersebut mengakibatkan kerusakan parah disejumlah wilayah. Beberapa rumah sakit tidak mendapatkan suplai listrik yang dibutuhkan, akibatnya banyak bayi premature dan banyak korban jiwa yang nyawa nya tidak dapat tertolong karena tidak dapat peralatan medis yang sesuai.

Melihat dampak yang begitu besar, dunia harus mengambil tindakan nyata untuk menghentikan peperangan ini.

Solusi damai yang adil dan berkelanjutan perlu segera diwujudkan agar rakyat Palestina dapat menjalani hidup dengan tenang, tanpa ancaman kekerasan di masa depan.

Jika konflik ini terus berlarut-larut, penderitaan yang sama akan terus terjadi, dan tragedi ini akan menjadi warisan kelam bagi generasi mendatang.***

Oleh: Anindya Dzakirah Kurnia
Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media IPB University

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here